Fauza(dith) 06 - Down

96 24 5
                                    

Turn on music: Gisel-Cara lupakanmu

"Kamu hanya peduli kesedihan orang yang kamu cintai. Tanpa tau kalau ada orang yang bersedih karena sikap dan ulahmu."

***

"Udah sampai Lia,"

Sentuhan tangan yang dingin menyentuh kulit Lia yang melingkar di pinggang Fauzan. Kini mereka sudah berada di depan rumah dengan cat hijau mudah dan terdapat halaman yang tumbuh rumput halus. Meskipun hujan masih sangat lebat, Fauzan mengantar sahabatnya itu pulang. Karena melihat kondisinya yang sedang buruk.


Sejak tadi, Lia hanya terdiam. Meskipun kini mereka sudah sampai di kediaman keluarga Lugrah, namun Lia masih enggan melepaskan tangannya dari pinggang Fauzan.

Bukannya Lia tidak mendengar ucapan Fauzan, hanya saja tubuh nya lemah meski hanya untuk sekedar menjawab ucapan Fauzan.

Fauzan. Cowok itu terlampau peka, ia cukup nengerti keadaan Lia yang sedari tadi membisu. Maka dari itu, tanpa membuat waktu lebih lana lagi, Fauzan mengangkat tubuh mungil Lia --menggendongnya masuk ke dalam rumah.

"Tante...tante Rosa." Teriak Fauzan sembari berjalan memasuki rumah dengan Lia yang meringkuk dalam gendongannya.

Tak berselang waktu lama, terlihat sosok wanita keluar dari dapur saat mendengar teriakan dari ruang keluarga. "Eh Zan! Lia kenapa?"

Rosa terlihat sangat panik. Tubuhnya bergetar hebat melihat putrinya yang basah kuyup terlihat lemas dengan wajah pucat, tenggelam dalam pelukan Fauzan.

"Tan...nanti Fauzan jelasin," ujar Fauzan terlihat berusaha menyadarkan sosok Rosa dari kepanikannya. Fauzan diam seraya berjalan menuju kamar Lia dengan Rosa yang mengekor dibelakangnya.

"Bisa tolong bukain pintu, Tan."

"Ah iya, Zan."

Rosa membuka pintu kamar dengan cat warna biru mudah itu lebar lebar. Membuarkan Fauzan masuk kemudian membaringkan Lia di tempat tidur. Sedangkan sosok Lia hanya terdiam sembari menutupi wajahnya, mengabaikan suara Rosa yang tak henti-hentinya mencoba untuk bicara padanya.

Jika boleh jujur, jauh didalam sana Fauzan juga sangat penasaran dengan keadaan Lia saat ini. Namun, ia tau jika dengan cara mendesak Lia seperti itu, gadis berambut panjang itu enggan bicara.

Lantas Fauzan mencoba menenangkan Rosa yang masih memcoba berbicara dengan Lia.

"Tante Fauzan mau bicara," dengan sopan. Fauzan meminta izin kepada Rosa untuk berbicara sebentar, "di luar, bisa kan Tan?"

Rosa mengangguk kecil seraya menyusul Fauzan keluar kamar meninggalkan Lia yang terbaring lemas di tempat tidur.

Bersamaan dengan tertutupnya pintu itu, Rosa segera menghujami Fauzan dengan sejuta pertanyaan yang Fauzan sendiri tidak mengetahui jawabannya.

"Zan, bisa jelasin Lia kenapa?!" ucap Rosa. Wajah wanita yang sudah terlihat tua itu memucat tatkala hari itu putri kesayangan tiba-tiba pulang dengan keadaan kacau.

Fauzan menghembuskan nafas gusar. Mulai menimbang-nimbang kalimat yang harus ia lontarkan, karena dia sendiri bingung dengan kejadian yang menimpah sahabagnta itu.

Merasa sudah mendapat kalimat yang pas, Fauzan tersenyum simpuk seraya memegang pundak Rosa -- berharap wanita itu tenang. "Tenang ya, Tan. Fauzan juga belum tau jelas Lia kenapa, tapi Fauzan liat Lia hujan-hujanan di jalan sambil nangis. Dan Tante tenang aja, biar Fauzan yang coba bicara sama Lia."

Fauzadith #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang