Fauza(dith) 16 - Marry Me? (2)

28 11 0
                                    

"Pada akhirnya, semua yang tersakiti akan kembali jatuh cinta lagi. Mereka akan membuka lembaran baru, menemukan yang baru, dan memulai kisah yang baru."

***

Bahkan sampai sekarang Lia masih bingun dengan serangkaian peristiwa yang ia alami saat ini, seperti sebuah kepingan puzzle yang sulit untuk di satukan dan di pecahkan. Dia masih memikirkan rencana apa sebenarnya yang Tuhan siapkan untuk dirinya.

Setelah sedikit terkejut dengan alunan musik Indonesia yang di putar di negara asing itu, keterkejutan nya bertambah saat melihat siapa orang yang ada di balik bunga matahari itu.
Mengucapkan kalimat sakral yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

"Jangan main-main, Zan?"

Fauzan tersenyum manis seraya bangkit dari posisinya, mensejajarkan dengan posisi Lia. Terlihat jelas bagaimana keterkejutan gadis itu, melihat seorang yang selama ini menemani hidupnya dari saat terjatuh hingga bangkit seperti sekarang ini.

Fauzan mendekatkan wajahnya di telinga Lia hingga pipi mereka bersentuhan. Membisikkan sesuatu, yang menimbulkan perasaan yang berbeda di hati keduanya. Perasaan canggung, hangat, dan nyaman.

"Heh Cumi, ingat kita di tempat umum! Jangan bicara pake bahasa indonesia," kalimat itulah yang Fauzan ucapkan sebelum akhirnya kembali menatap iris abu-abu milik Lia dengan lekat.

Mata Lia masih terbelalak membulat memperlihatkan betapa terkejutnya ia melihat seorang Fauzan Ahmadian, teman masa kecilnya melamar dirinya di depan seluruh pengunjung tanam. Itu seperti tidak masuk akal.

Lia menatap lekat ke dalam iris mata Fauzan, berusaha mencari kebenaran dari itu. Namun, di balik iris mata coklat itu, hanya ada kehangatan dan ketulusan.

Astaga ya Tuhan, apa ini benar-benar nyata. Apa Fauzan benar-benar serius mengatakan itu. Tapi, itu tidak mungkin. Sejak kapan Fauzan menaruh perasaan padaku. Aku pikir selama ini, Ia hanya menggaggap aku sebatas saudara. Dan bukan kah perasaanku serupa? Tapi, jika ini lelucon untuk apa Fauzan mengambil resiko seperti ini, apa dia benar mencintaiku? Tidak, sadar lah Lia. Fauzan menyukai Jiska. Bangunlah dari mimpimu!
-Batin Lia.

"Tapi-"

Fauzan berdesis seraya membungkam mulut Lia dengan telunjuknya. Semakin mendekatkan wajahnya dengan Lia sembari memamerkan senyum manisnya hingga matanya yang minimalis terlihat seperti garis saja, "kau pasti ingin mengatakan tentang si cantik bulu mata melentik itu-kan?"

Fauzan menarik dagu Lia dan menatap gadis itu semakin intens. Membiarkan Lia melihat semua ketulusan yang di miliki, untuknya. Perasaan canggung itu, tidak hanya dirasakan oleh Lia. Fauzanpun, kini sedang berperang dengan debaran jantungnya. Berdetak kencang saat manatap wajah itu. Wajah yang selama ini sangat dia sayangi. Wajah teduh yang sangat indah.

"Dengar baik-baik! Si cantik itu adalah dirimu. Zizi Alfiyera Liani teman masa kecilku yang sangat pemarah dan disiplin," lagi-lagi Fauzan memperlihatkan senyum hangatnya. Membuat perasaan Lia kini semakin berdebar, "atau jika kau ingin lebih jelas. Aku menyukaimu, aku Fauzan Ahmadian. Kamu adalah hal yang sangat berarti di hidupku."

Sedangkan Lia, apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya terdiam tenggelam dalam lamunan nya yang berusaha mencerna setiap kalimat yang Fauzan ucapkan. Rasa panik dan shock nya tidak bisa dia sembunyikan. Mulai mengulang serangkaian peristiwa yang terjadi padanya selama ini, dimana Fauzan adalah orang yang ikut membuat dia bangkit seperti sekarang.

Fauzadith #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang