[06]

1K 127 15
                                    

🏵

"hufftt..." tiupan nafas bernadakan frustasi itu terus saja di keluarkan mulut arin semenjak beberapa menit yang lalu.

"kenapa lagi?" tanya yehana yang ada di sebrang meja sana.

"lagi bete! Masa selama seminggu kedepan bang jaehyun bakal absen buat jemput-antar aku"

"lah kenapa?"_gahyeon

"ga tau! Katanya sibuk ngurus skripsi"

"kan lo masih punya babu satu" sahut dayoung

Arin mengerutkan keningnya samar "babu?"

"iya-" telunjuk dayoung mulai bermain menunjuk sesosok namja tampan yang terlihat sedang sibuk menyantap makan siangnya di meja paling pojok sana"-si tukang tidur"

"mark? Ogah"

"kenapa?"_yehana

"dia itu namja gila. Bawa motor suka lupa kalau dia manusia"

Seketika tawa yehana, dayoung dan gahyeon menggema di sekitar area.

"gimana kalo hyungseob aja?" goda gahyeon.

Mata arin membelalak.
Arin paling tidak suka jika ada yang menggodanya menggunakan nama hyungseob.

Pletak

Arin memukul pelan kepala gahyeon.

"becandanya ga lucu"

"cie cie yang baper" yehana juga ikut menggoda arin.

"apaan sih kalian ga jelas"

Arin itu cewe sensitif,paling tidak suka jika ada yang menggodanya. Jadi karna mulai badmood arin bangkit dari sana meninggalkan tiga teman unfaedah nya itu.

Kemana arin akan pergi?

Kaki kecil itu sedang melangkah kesal menuju meja pojok sana. Yup. Arin berjalan ke arah meja mark.

"ngeselin" umpat arin ketika pantatnya sudah bertemu kursi samping mark.

Mark yang sibuk mengunyah makanannya cuma melirik arin sekilas "kenapa lagi?"

"aku lagi kesel" seiring dengan tangan lentiknya meraih gelas minum milik mark.

Arin minum air bekas mark? Ya iya.

"yahh..rin jangan di habisin, nanti gue minum apa"

Selesai meneguk habis minuman mark "minum ludah"

"boleh juga! Tapi ludah lo ya" smirk menggembang di bibir sang namja.

"YAKK MESUM"

.
.
.

"mark" arin terus saja mengulang-ulang nama itu sedari tadi. Di sambili dengan tangan yang juga terlihat sedang menarik-narik ransel hitam milik mark dari arah belakang.

Mark hanya mendengus kesal melihat tingkah aneh sekaligus menggemaskan sahabatnya itu.

"yaudah ayo!ngapain masih manggil nama gue lagi sih? Hoby banget manggil cogan"

"janji tapi. Jangan ngebut"

"astagfilullah arin! Udah berapa kali sih lo ngomong gitu"

Seketika arin melepaskan tarikan ransel mark.
Lalu melangkah menuju depan mark. Arin berbalik menghadap sang namja. "ya aku cuma jaga-jaga"

"iya arin iya. Lo tenang aja gue ga bakal ngebut-" rangkulan mark daratkan pada pundak arin "-udah ayo! Sebelum gue berubah pikiran" lanjutnya yang langsung menyeret arin menuju parkiran.

🏵

"jen gue numpang ya" pinta jaemin sang teman bangsat.

Jeno yang merasa pundaknya mulai di berati oleh pergelangan tangan jaemin cuma bisa mendengus kesal. "motor lo kemana?"

"hehe..biasa di sita bokap"

"ketahuan lagi"

"iya. Sedih gue no,uang jajan gue juga di kurangin" curhat jaemin berlaga sok sedih.

Iya.
Jaemin itu suka ikut balapan liar.
Kadang pulang ke rumah bisa sampe tengah malam.

Dan apesnya
Semalam dia ketahuan,makanya daniel selaku ayahnya langsung bertindak tegas.

"ck. Yaudah ayo"

"cuma lo sahabat terbaik gue jen" na jaemin berusaha menjadi penjilat dadakan.

Mereka pun berjalan menuju parkiran dengan sekali-kali tertawa ringan.

"JENOO" sebuah teriakan khas milik seorang gadis yang lebih tua dari jeno menyapa pendengarannya.

"kak arin"

Jeno dan jaemin pun berlari kecil menuju ke arah arin dan mark.

"kenapa kak" tanya jeno

Arin yang di tanya malah terlihat diam. Dengan tangan yang mulai terulur untuk mengembalikan helm merah di tangannya pada sang pemilik,mark.

"aku ga jadi pulang bareng kamu"

"lah kenapa?"

Arin cengengesan cantik dulu.

Dan langsung merangkul pergelangan tangan jeno "mau pulang bareng jeno aja. Lebih aman"

Jeno mengerutkan keningnya pelan.
Yang benar saja.

Tak ada hujan.
Tak ada angin.

Sang gebetan langsung ngegasin dia?

Oke.
Jeno bahagia sekarang.

"lah ga bisa gitu dong rin" keluh mark

"bisa. Bisa kan jen? Kamu ga keberatan kan?"

"hehe enggak kok kak. Jeno senang malahan, kalo kak arin mau pulang bareng jeno"

"eh eh apaan sih lo no. Gue gimana?" sahut jaemin yang sedari tadi diam aja.

"yaudah ayo kak. Motor jeno ada di sana" seolah tak mengindahkan keluhan jaemin. Dengan wajah berserinya jeno menggandeng arin ke arah motor nya.

"sampai jumpa mark"

"sialan lo rin"

"udah bang! Ayo kita pulang" jaemin merebut helm dari tangan mark

"ogah" mark kembali merebutnya

"ga bisa gitu dong bang. Sebagai ganti jeno, lo yang harus numpangin gue"

"bodo. Pulang sendiri. Lo punya kaki kan"

Setelahnya mark juga ikut menghilang dari hadapan jaemin.

"nasib cogan gini banget ya allah"

"nasib cogan gini banget ya allah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bosan ya?
Maafkan.

Cerita klasik | Mark•Arin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang