[11]

823 115 11
                                    

🏵

"nananana" sebuah suara lembut itu terdengar sedang bersenandung dengan cerianya di suasana pagi yang sangatlah cerah.

"ma arin berangkat dulu ya,assalamualaikum"

"eh kamu sarapan dulu"

"urusan kecil ma. Arin numpang di rumah tante jisoo aja"

"yakk jangan, dikira nanti kamu ga mama kasih makan lagi"

"alah santai ma santai" setelahnya arin langsung menghilang di balik pintu kayu bercat kan putih itu.

Sowon hanya menggeleng-geleng pelan melihat sifat anaknya yang selalu saja suka menumpang untuk sarapan di rumah jisoo.

"pagi sayang! Arin mana?tadi kayaknya papa denger suara dia" ujar seungcheol di sambili mengecup pelan kening sowon.

"biasa pa! Udah ke rumah jisoo"

"ck anak itu"

Lupakan tentang percakapan sowon dan seungcheol.

Ayo kembali ke pada arin yang sedang menutup pagar rumahnya.

Selesai dengan itu.

Langkah arin kembali ingin melangkah menuju kedia--.

Tiit..titt

--oke. Langkah arin tak jadi melangkah di karnakan sebuah klakson motor menyapanya dengan sangat tidak sopannya.

Arin mendengus kesal.

"pagi rin" sapa suara berat khas seorang namja itu.

Arin mengerutkan keningnya samar. Pasalnya arin tak tau siapa sosok di balik helm hitam itu.

"ini gue" helm pun mulai terlepas dari kepala sang namja.

"hyungseob" ucap arin tak percaya.

Oh ayolah keajaiban apa ini?

Kenapa di pagi-pagi buta ini arin harus mendapatkan rejeki yang hakiki?

Huuff
Tuhan.
Kau sungguh sangat baik pada arin.

senyuman hyungseob lemparkan ke arah arin.

Arin langsung menelan ludahnya, hah senyuman itu selalu saja bisa membuat jantung arin berpacu dengan sangat amat cepat.

"mau bareng ga?" tawar hyungseob

Arin tak menjawab. Gadis itu masih terpana akan ketampanan hyungseob.

"rin arin"

"h-hah? Apa?"

"ck. Ngelamunin apaan sih? Mau bareng ga nih"

"apa? Bareng? Ga ah, udah ada jeno"

"yah sekali aja rin" orang ganteng mulai memelas.

Dan arin. Gadis bodoh itu langsung tak tega "tapi kan"

"ayolah gue ga punya banyak waktu. Lagian itung-itung ganti rugi gara-gara ga jadi jalan kemaren"

"baiklah. Tapi tunggu bentar ya"

"mau kemana?"

"ga kemana-mana-" arin mulai sedikit menjongkok untuk mengambil kerikil yang ada di pinggiran jalan sana "--cuma mau ngasih tau mark aja" lanjut arin beriringan dengan tangan yang mulai melayang ke udara untuk melempari kerikil tersebut ke arah jendela kamar mark.

Mark di dalam sana yang memang baru saja selesai mandi. Langsung keluar ke balkon kamar. Dan matanya langsung bisa bertemu tatap dengan arin.

"APA?" teriak mark

"YAKK. MARK PAKE DULU BAJUNYA BEGO. MATA AKU TERNODAI NIH"

Mark melirik badannya yang memang sedang bertelanjang dada.

Dan dengan masa bodonya akan perintah arin, mark masih saja berdiri di sana.

"ALAH. CEPETAN MAU LO APA?"

"DASAR SIALAN. AKU CUMA MAU BILANG KASIH TAU JENO YA KALAU PAGI INI AKU GA BARENG DIA. SOALNYA HYUNGSEOB UDAH JEMPUT"

Mata mark melirik hyungseob yang sedang duduk dengan santainya di atas motor ninja tersebut. Bahkan lambaian hyungseob arahkan pada mark.

Mark memutar bola matanya malas "OGAH BILANG SENDIRI. LO PUNYA MULUTKAN!PUNYA TANGAN KAN? LEMPAR AJA NOH KAMAR" jawab mark sambil menunjuk balkon kamar jeno.

"IHH AKU GA BERANI LAH. BERANINYA DI KAMU"

"BODO"

"YAKK BANTUIN"

"GA MAU--"

"HEY BOCAH JANGAN BERTERIAK DI SANA. KALIAN MENGGANGGU TETANGGA" teriak seorang pria paruh baya yang sedang membuang sampah.

Arin hanya membalas dengan cengengesan canggung. sementara mark menahan tawa di atas balkon sana.

"maafkan kami paman"

"MARK TOLONG YA! SEKALI LAGI AKU MENYANYANGIMU. AKAN KU BERI IMBALAN NANTI" itu teriakan terakhir arin sebelum akhirnya gadis cantik itu mengambil star untuk menaiki motor hyungseob.

Dan masa bodo sekali dengan respon mark.
Yang penting dia mempercayai mark sekarang.

Udah.

__

__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita klasik | Mark•Arin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang