#1

278 23 18
                                    

"Zelda... Bangun!!!" Teriak seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun dengan memakai daster dan sedang membawa kantong plastik berisi sayuran segar yang akan ia masak untuk sarapan keluarga kecilnya. Ia adalah ibu Zelda yang bernama ibu Wiwit.

"Iya... Lihatlah ibu aku sudah bangun," jawab Zelda yang masih tiduran dan bermain ponsel di tempat tidurnya.

"Apakah kau tidak Salat subuh?" Tanya ibunya.

"Aduh... Ibu nanti saja masih malas."

"Bangun Salat!" teriak ibunya semakin kencang.

Zelda tersentak. "Iya ibu," ia langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi dan mandi. Lalu, ia melaksanakan salat subuh.

Begitulah Zelda si pemalas yang susah sekali untuk menghentikan kebiasaan buruknya yaitu bangun pagi tapi tidak salat subuh.

Terik matahari mulai semakin terang. Jam menunjukkan pukul 06:00. Zelda sedang sarapan sambil bermain ponselnya. Susah sekali memang bagi Zelda untuk meninggalkan ponselnya padahal Zelda adalah seorang jomblo akut. Setelah ia selesai sarapan, akhirnya ia berpamitan kepada ibunya dan ayahnya untuk berangkat sekolah.

"Bu...yah... Zelda berangkat ya Assalamualaikum," ucapnya berpamitan.

"Wa'alaikumsalam," jawab ibu dan ayahnya.

Ia menaiki sepeda motornya dengan pelan karena masih pagi dan jalan masih setengah ramai. Jarak rumah dan sekolahnya padahal cukup jauh sekitar dua belas kilometer. Ia memilih sekolah yang jauh agar bisa sambil jalan-jalan dan juga memiliki teman-teman yang jauh juga. Zelda sekarang duduk di kelas 11 IPA 2 yang kurang beberapa bulan lagi ia juga akan naik ke kelas 12.

Suara deru motor yang memasuki sekolah cukup ricuh karena beberapa menit lagi bel akan berbunyi. Para siswa-siswi diwajibkan untuk turun dan mendorong sepedanya. Karena untuk menuju parkiran kelas 11 dan 12 harus melewati depan kantor guru bagian depan. Setiap hari Zelda selalu datang tepat ketika bel berbunyi. Jadi, ketika ia sudah memarkirkan sepedanya di depan masjid sekolahnya dan melepaskan helm di situlah bel masuk berbunyi. Ia sangat suka seperti ini karena baginya sangat menyenangkan. Entahlah.

Zelda berjalan menaiki tangga yang menghubungkan jalan menuju parkiran dan masjid. Disitu cukup ramai karena ada kelas 10 yang sekarang sedang ada jadwal salat Duha. Zelda membenarkan kerudungnya karena terlipat oleh helm yang dipakainya. Sambil berjalan tidak lupa ia mampir ke koperasi untuk membeli air mineral. Dengan menenteng air mineral, ia melanjutkan jalannya menuju ke kelas. Ia hanya berjalan sendirian.

Dan ditengah perjalanan ia bertemu Andi, teman satu klub taekwondo. "Hay Zel," sapanya lalu berlari terburu-buru menuju kelasnya. Belum juga Zelda membalas.

Ketika sampai di depan kelasnya ia lantas berdecak kesal karena selalu saja begini. Padahal itu juga untuk kebersihan kelasnya.

"Woyy jangan lewat masih dipel tuh... Lo nggak lihat?" Ucap Jariye teman sekelasnya yang paling rajin mengepel dan tukang teriak-teriak. Zelda tidak menjawab inilah kebiasaannya ia selalu bersikap bodo amat. Zelda tetap melewati tempat yang sudah dipel oleh temannya dan Untung tidak meninggalkan jejak tetapi Jariye masih saja mengoceh bahkan mengumpat. "Bangsat! Lo tuh ngeselin ya tiap hari." umpat Jariye kepada Zelda. Tetapi Zelda tetap tidak peduli.

"Hey..." Sapa teman sebangku Zelda sekaligus sahabatnya yang bernama Zeke.

"Ada pr nggak?" Tanya Zelda tanpa menjawab sapaan Zeke.

"Nggak ada tenang aja, hari ini hari rabu jam pertama kan kosong gurunya lagi keluar entah aku lupa kemana." jelas Zeke dengan bersemangat.

"Iya udah untung juga, jadi nggak perlu ganti baju olahraga... Nanti gimana kosong juga?"

ZELDA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang