#14

45 10 0
                                    

PERINGATAN!!!
BAB INI HANYA BOLEH DI BACA OLEH UMUR 15+

NB : DOSA DITANGGUNG SENDIRI:")

***

"Oh ini yang namanya lagi masuk kelas? Ternyata dia udah balik kesini dan jalan sama cewek lain? Terus gimana pas dia lagi kuliah di Malang? Wah ceweknya pasti banyak!" Ucapan itu dilontarkan kepada Zelda. Zelda mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia memeluk Zeke dan berusaha menenangkannya.

"Udah jangan bikin masalah di sini lebih baik lo foto dia sekarang, terus lo pikirin nanti di rumah, jangan labrak sekarang, suasana hati lo lagi nggak baik." Ucap Zelda mengelus punggung Zeke.

Tiba-tiba Zeke berlari menuju Bilhan. "Ke lo lebih baik jangan kekanakan deh." Ucapan itu tidak digubris sama sekali. Zelda mengejar Zeke yang hampir sampai di belakang Bilhan.

"Hey," sapanya pelan sambil menepuk pundak Bilhan.

Zelda bernafas lega, karena Zeke tidak berteriak-teriak.

Bilhan menoleh dan matanya langsung bertemu dengan mata Zeke yang sudah memerah, saat Zeke menatap Bilhan semakin dalam, satu butir, dua butir hingga seterusnya, air mata Zeke mengalir deras. Zeke menangis. "Terima kasih." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Bilhan.

"Yang. Ini nggak seperti yang kamu pikirkan!" Ucapnya tanpa mengejar Zeke sama sekali.

Zelda melirik tajam dan,

Bukk!

Tinjuan keras tepat mengenai pipi Bilhan hingga Bilhan tersungkur, "Rasain! dasar Berengsek! Lo juga jangan bego-bego jadi cewek!" Akhirnya emosi Zelda terlepas begitu saja. Banyak orang yang menatap kejadian itu. Zelda lalu berlari mengejar Zeke. Anehnya Bilhan hanya diam.

"Lo yang nyetir ya?" Ucap Zeke sesampainya Zelda di tempat parkir.

"Oke tenang aja."

"Buruan!"

"Dia nggak ngejar lo kok,"

"Iya gue tau, gue pengen cepat-cepat sampai rumah."

Zelda melirik sorot mata Zeke yang masih menangis, ia mengulurkan helm agar Zeke memakainya. Setelah Zeke naik di kursi penumpang. Tiba-tiba Bilhan mencegah mereka. Zelda melotot. "Lo lagi, mau gue tabrak? Atau mau gue jotos lagi? Atau—gue hajar lo disini?"

"Gue mau ngomong sama Zeke." Jawabnya dengan mimik wajah yang biasa-biasa saja.

Lalu, Bilhan mendekati Zeke dan menggenggam tangan cewek itu yang dengan segera ditepis oleh Zeke. Zeke tidak menatap Bilhan sama sekali. "Zel ayo!"

Zelda menoleh ke Bilhan yang di samping kirinya dan menjulurkan lidahnya mengejek. "Rasain! Dasar tukang selingkuh!" Ucapnya.

"Zeke!" Panggilnya, "Maafin gue!" Lanjutnya dan terduduk lemas di tempat parkir.

"Zek lo nggak kasian sama dia?"

Zeke hanya diam.

"Apa lo bakalan mutusin dia?"

Zeke terisak Karena pertanyaan itu. "Kayaknya gue nggak bisa mutusin dia,"

Zelda memeluk Zeke, "iya udah nggak usah dipikirin, mending lo sekarang belajar! Gue pulang, ya? Bye!" Ucapnya setelah mengantar Zeke.

Hari terakhir ujian telah selesai, Zelda dan teman-temannya yang lain selalu menghibur Zeke, namun gadis itu hanya diam saja tak ber-ekspresi .

ZELDA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang