Pada umur 18 tahun. Tidak hidup atau pun mati. Tidak ada dunia yang jatuh. Tetapi nasib menunjukkan kepada kita kartu kuning. Pada umur 18 tahun kita akan bertemu dengan berbagai macam bentuk manusia, berinteraksi dengan mereka lalu esoknya, mereka bagai di telan bumi. Menghilang dan datanglah orang-orang baru, suasana yang baru pula. Pada umur 18 tahun kita akan berjuang sendirian demi masa depan kita sendiri. Semua rasa Lelah, bosan dan bahkan terkhianati akan kita rasakan sendirian. Zelda dan Bara berpisah di depan stasiun. "Kita benar-benar berpisah ya? Selamat bertemu 10 tahun lagi." Itu ucapan terakhir Bara yang di jawab anggukan oleh Zelda. Bara pergi dengan menenteng tas ransel besar di punggungnya. Mungkin berat bagi Bara untuk pergi tanpa melakukan apa pun lantas, bara berbalik dan memeluk Zelda. Zelda tersenyum dan menepuk punggung Bara.
"Tenang aja bos," kata Zelda.
"Semoga lo benar-benar langgeng sama Zayden,"
"Hem iya iya udah jangan bikin gue nangis lagi hayo?"
Bara tertawa dan mengusap air matanya yang hampir keluar, "hehe nggak bakal deh. Bye." Bara melepas pelukannya.
"Bye,"
Sesampainya di tempat kost, Zelda menata barang-barangnya serapi mungkin. Setelah selesai ia kemudian hanya berdiam diri dan bermain ponsel sambil menunggu temannya Gemmi. Gemmi yang mencari tempat kost untuk mereka berdua join. Zelda sudah datang dan sampai hanya karena google maps. Tidak lama ada yang mengedor pintu, benar saja itu adalah Gemmi.
"Hay, lama tidak bertemu." Gemmi memeluk Zelda begitu ia sampai.
"Arghh lo, hehe kangen cuy." Zelda melepas pelukannya dan duduk bersila di lantai serta mempersilahkan teman sekamarnya untuk duduk. "Btw ini kamar lumayan luas." Kata Zelda.
Gemmi menurunkan ransel dan memasukkan kopernya lalu menutup pintu. "Iya, sedikit mahal sih tapi kita kan patungan jadi ya nggak papa sih."
"Empat tahun nih kita disini?" Gemmi mengangguk.
"Btw gue bawa kasur lantai tapi gimana tidurnya?" Tanya Gemmi.
"Eum gini aja, ini kan kasurnya di lantai, iya udah berjejer aja." Tunjuk Zelda kepada kasur yang sudah ber-sprei di lantai. "Terus tidurnya tiap hari kita gantian."
"Oke siip deh." Gemmi menunjukkan 2 jempol untuk Zelda.
Ponsel Zelda berbunyi buru-buru ia mengangkat telepon dari pacarnya yaitu Zayden. "Hallo?"
[Kamu udah nyampe?] Kata Zayden di seberang telepon.
"Argh... Sudah."
[Yang betah ya? Semangat terus pokoknya.]
Zelda mengerutkan keningnya, "udah tahu kan kalau aku semangat terus. Kenapa tiba-tiba?"
[Nggak—Zel aku sayang kamu]
Zelda tersenyum,"iya aku sayang kamu juga. Jangan—"
telepon dimatikan.
***
Setiap hari Gemmi dan Zelda berangkat bersama, tidur bersama dan makan bersama. Ketika tanggal tua tiba, makanan hanya mereka bagi dua untuk satu hari. Begitu saja mereka berdua bersyukur karena perut bisa terisi. Gemmi berada di jurusan yang sama dengan Zelda.
"Eh Gem jadi gini tadi gue ikut kelas bahasa Inggris. Terus gue kayak kenal dosennya."
"Hah serius?" Gemmi bertanya sambil bermain ponsel dan tiduran.
Zelda menaikkan kacamatanya yang hampir turun, "gue juga nggak tahu apa kacamata gue yang salah atau gimana. Apa lo pernah masuk kelas bahasa Inggris? Jujur gue tadi iseng dari pada nganggur nunggu kelas masih beberapa jam mending ikut jadi gitu deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELDA✔
Teen Fiction"Meskipun dia udah membuat gue nunggu selama setahun, tetapi gue nggak masalah buat nunggu dia lebih lama. Karena, hati gue bilang dia masih sayang gue." Kata Zelda ╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗ Cover : Pinterest Edit : Me and apk Canva...