#18

57 13 1
                                    

Chandra mengusap air mata Zelda, ia menatap gadis di pelukannya ini. "Cengeng juga ya?" Tanyanya membuat ia mendapat pukulan tepat di dadanya.

"Sekarang aja deh kita ke rumah pemilik becak itu, biar besok aku sedikit tenang."

"Iya udah ayuk, kita mau tetap jalan kaki nih?" Tanya Chandra yang sudah terlihat lelah.

"Iya lo biar gerak!" Chandra langsung menatap sinis Zelda. Zelda tidak peduli, ia langsung menarik lengan Chandra.

Sesampainya di rumah pemilik becak Zelda langsung menemui pemiliknya yang sedang bersantai di depan rumah. "Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam eh nak Zelda. Gimana lancar?"

Zelda menggaruk kepalanya dan tersenyum sedikit, "Sebenarnya becaknya..."

"Itu becaknya!" Chandra tiba-tiba berkata dan menunjuk becak yang sudah terparkir di depan rumah pemiliknya.

"Kok bisa?"

"Tadi ada yang nganterin ini becak dan bilang kalau Zelda ada urusan jadi cowok itu disuruh Zelda untuk mengembalikan ini.
Kata cowok itu begitu." Pak Pardo menjelaskan.

"Cowok? Ciri-cirinya bagaimana pak?" Zelda bertanya rasa penasarannya naik.

"Tingginya sekitar 168cm, senyumannya manis dan ada ginsulnya. Rambutnya—" belum selesai Pak Pardo berbicara, Zelda menyebutkan nama seseorang

"Zayden—"

dan ia pingsan begitu saja. Beruntung Chandra menangkapnya.

"Waduh nak Zelda kenapa? Sini-sini masuk, angkat kesini." Chandra membopongnya.

Chandra mengelus rambut Zelda terus menerus memastikan bahwa Zelda akan segera bangun. Chandra sangat khawatir dengan kondisi Zelda yang berubah menjadi sangat lemah. Zelda sudah ditinggal pergi ayahnya dan sekarang ia akan segera ditinggal pergi selamanya oleh Zayden—mungkin, sebab Chandra sendiri tidak pernah mendengar kabar Zayden.

"Chandra." Panggilan itu membuyarkan lamunan Chandra.

"Gue pingsan lagi ya?" Tanyanya dengan wajah bantal. Chandra mengangguk. "Kok gue udah di kost gue?"

"Iya gue bopong lo sampai kost lo, takutnya nanti lo nggak bangun-bangun ngerepotin Pak Pardo."

"Waduh gue berat lo..."

"Nggak ada beban sama sekali. Nggak usah diet badan lo udah enteng." Zelda terkekeh geli melihat tingkah Chandra.

"Chan, kamera kemarin sebaiknya lo jual aja deh nanti uangnya bagiin ke yang membutuhkan."

Chandra lalu berdiri, "Baru juga bangun... Udah ah itu gampang. Sekarang gue mau pulang, lo udah bangun kan?" Zelda berdiri dan menarik tangan Chandra. "Jangan pulang nanti aja, temen gue lagi pulang kampung gue sendirian."

"Cihh sejak kapan lo nggak berani?" Kata Chandra meremehkan.

"Gue pengen nanya banyak hal."

"Tentang Zayden? Kalau tentang dia gue beneran nggak tahu Zelda!" Ucapan Chandra sedikit meninggi.

Zelda memegang tangan Chandra erat, "Nggak ih. Gue mau nanya tentang lo..."

ZELDA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang