#7

78 19 1
                                    

Mata pelajaran fisika kali ini sangat membosankan. Hampir seisi kelas menguap bahkan tertidur. Karena guru hanya menjelaskan hingga waktu dua jam telah habis. Karena suara guru yang sedang menjelaskan itu adalah pengantar tidur apalagi jika mata pelajaran yang sulit dimengerti.  Zelda menyandarkan dagunya pada telapak tangan begitu juga teman sebangkunya Zeke dan ini sudah ketujuh kalinya Zeke dan Zelda menguap.

"Baiklah ternyata nilai ulangan kalian bagus-bagus jadi kali ini jangan mengecewakan saya lagi ya? Minggu depan kita akan ulangan lagi bab ini, kalian latihan soal pada buku lks halaman 48 ya, yang perbaikan. Minggu depan dikumpulkan sebelum ulangan. Sudah mengerti kan? Mudah sekali kok."

"Baik bu..." Ucap seisi kelas bullshit.

Ketika guru sudah keluar dari kelas secara bersamaan Zelda dan Zeke menaruh kepalanya di meja dan menutup mata diikuti dengan menguap. Namun, tidak dengan yang lain. Justru yang tadi tertidur sekarang mereka bermain-main bahkan membeli makanan ringan.

Tangan kanan Zelda ada di depannya sedangkan kepalanya ia beri bantalan tangan kirinya. Saat itu juga tangan kanan Zelda disentuh, bukan lebih tepatnya digenggam oleh seseorang. Zelda masih sedikit sadar. Ia hanya mengira itu teman-temannya. Namun, tangan ini besar. Zelda langsung bangun.

"Kenapa kacamatanya nggak dilepas dulu?"

Zelda menarik tangannya paksa. Ia lantas membenarkan letak kacamatanya. Ia tidak menjawab pertanyaan dari pemuda itu. Pemuda itu Andi.

"Kenapa pake nyentuh-nyentuh tangan gue sih. Gue peringatkan ya sama lo kalau gue itu sensitif!"

"Iya-iya gue tahu, gua faham, eh lo marah sama itu cowok?" Tanyanya menatap lekat-lekat Zelda.

"Nggak lah ngapain gue marah. Lo kesini mau ngapain? Latihan? Gue udah tahu, kan udah diumumin di grub!"

Andi memasang wajah sedikit kesal. "Bukan, eh Zel gue kenalin dong sama temen lo yang itu." Andi menunjuk Leriy yang duduk di bangku paling pojok kanan belakang, ia tengah menulis sesuatu.

Zelda mengikuti arah tunjukkan itu, "Leriy?".

"Oh namanya Leriy? Iya dia." Jawabnya antusias dengan mata yang berbinar seakan-akan ia bisa berkenalan dengan mudah.

Zelda tertawa, Zeke yang tertidur pun bangun dan ikut tertawa. Andi melihat tingkah mereka berdua menjadi kesal. "Zelda!!!" Teriaknya dengan suara besar hingga semua mata tertuju pada Zelda.

"Dia udah punya pacar." Jawab Zeke.

"Apa? Duh gini amat nasib gue." Kata Andi merasa prihatin dengan dirinya sendiri. Ia lantas hendak pergi dari kelas ini. "Baiklah." Lanjutnya kecewa.

Zelda mencegah kepergian Andi, "Eh tunggu dulu. Emangnya bener dia udah punya pacar?" Tanya Zelda menolehkan wajahnya ke Zeke.

"Iya. Lo nggak percaya? Mau gue tanyain?"

Andi dengan wajah bingung pun menunggu kebenaran itu. "Tapi, kenapa gue nggak tahu? Teman-teman yang lain?" Tanya Zelda.

Zeke berdiri dari bangkunya dan mendekat serta mengajak Andi mendekat, melingkar, "sini, dia punya pacar dan pacarnya itu adek kelas. Mangkanya dia nggak mau bilang-bilang. Malu katanya."

"Kenapa malu?" Tanya Andi.

"Lah gue juga nggak tahu."

Andi merasa sedikit kecewa, akhirnya ia akan benar-benar pergi. "Ya... Temen gue kecewa deh." Zelda merangkul pundak Andi yang hendak pergi lagi tapi dirangkul oleh Zelda. Andi hanya diam. "Kenapa nggak yang lain aja? Temen gue banyak!" Bisik Zelda.

"Iya udah siapa aja yang masih jomblo?" Tanyanya berbisik.

Zelda mendengar dan tertawa, Zeke hanya melihat kelakuan mereka berdua yang seperti kakak dan adik. "Gue juga nggak tahu, nggak semua privasi temen gue terbongkar."

ZELDA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang