#8

60 17 1
                                    

Pagi ini di rumah Zelda masih sepi, orang tuanya masih belum pulang. Karena hajatan memang masih kurang satu hari lagi. Ia sibuk memasak sarapan untuknya dan adiknya. Ia juga bergegas mengantar adiknya sekolah karena dirinya libur hari sabtu dan minggu. Tetapi meskipun liburan begini latihan taekwondo masih tetap berjalan karena hari pertandingan semakin dekat membuatnya semakin terbakar dan bersemangat.

Setelah seluruh pekerjaan rumahnya selesai, Zelda membaringkan tubuhnya di lantai karena kelelahan yang menjalar pada tubuhnya. Gini amat punya rumah besar. Ia benar-benar merasa kasihan kepada ibunya yang selalu membersihkan rumah besar ini sendirian. Membuatnya berfikir ketika ia besar nanti orangtuanya harus ia lakukan seperti seorang raja dan ratu tetapi, untuk saat ini ia masih berjuang meraih kenikmatan itu. Semuanya sangat membutuhkan proses. Ia bahagia dan bersyukur sudah dilahirkan dengan selamat dan dirawat hingga sebesar ini.

Setelah Zelda membersihkan diri, ia lantas menonton TV, bukan ia sedang menonton drama korea yang ia sambungkan ke TV jadi terlihat besar. Ia tidak khawatir meskipun ada adegan yang tidak diinginkan karena sekarang ia di rumah sendirian. Hanya ia seorang. Setelah satu episode selesai ia lanjut ke episode berikutnya begitulah seterusnya hingga adik laki-lakinya pulang sekolah dan ia lupa untuk menjemputnya.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, kok udah pulang sih?"

Adiknya berlari terbirit-birit menuju kamarnya. "Emang udah waktunya pulang, kak aku mau pergi main ya?"

"Oke."

Zelda masih terus menatap TV berbagai ekspresi ia tunjukkan. Dari hanya senyum, tertawa, geram, sedih dan bahkan ia menangis. Tepat pada saat adegan tersedu-sedu seperti ini ponselnya berbunyi.

Line!

Zelda lantas membuka aplikasi chat tersebut.

Zayden IPA 9: Dimana?

Zelda: Rumah. Why?

Zayden: Gue main lagi ya?

Zelda: Gue bosen lihat muka lo!

Sangat bullshit. Padahal meskipun Zayden datang kerumahnya ia pasti akan merasa senang. Sangat senang. Zelda langsung mematikan data selulernya agar ia tidak menerima pesan Zayden lagi atau siapapun itu yang mengganggu waktu liburannya.

***

Zelda jadi merasa bersalah setelah mengirimkan pesan kemarin. Ia takut mungkin candaan yang ia berikan Zayden masukan ke dalam hati. Zelda juga belum terlalu mengenal sifat-sifat Zayden. Itulah sebabnya Zelda akan menemui Zayden ketika istirahat nanti, ia tidak mau merasa bersalah terus menerus.


Hari ini hari senin hari dimana dilaksanakannya upacara bendera. Namun, gawatnya Zelda tidak membawa topi dan lebih sialnya koperasi belum buka. Tidak biasanya ia seperti ini. Kenapa setiap hari senin selalu saja di awali dengan hal-hal yang menegangkannya seperti ini. Zelda sudah menyusuri kelas tetangga namun tidak ada yang mempunyai dua topi. Dengan pasrah ia tetap mengikuti upacara bendera dengan jantung yang berdebar-debar tidak seperti biasanya.

"Zel lo belakang gue aja, baris tengah jangan di samping." Kata Anne.

Joice berada di samping kanannya dan Anggika di samping kirinya. Cocok sekali dua teman tingginya ini menutupinya sedikit. Hanya sedikit. Namun, hari ini terlalu banyak yang melanggar peraturan. Jadi, komite kedisiplinan pun turun tangan dan mengambil alih pengeras suara yang tepat di tengah-tengah lapangan.

ZELDA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang