Prolog.

109 4 2
                                    

Hai mentari. Aku bimbang dengan semua ini. Memilih apa pergi ? Mana yang harus ku pilih. Keduanya memiliki kedudukan khusus di hatiku. Sampaikan salam ku pada tuhan, mentari. Agar dia memberikan ku pilihan yang tepat .

Hana panggilanya. Gadis cantik nan manis yang mampu membuat orang berdecak kagum bila melihatnya. Tak heran sahabatnya yakni Azhar, mungkin menyukainya secara diam diam. Namun kembali lagi pada motto Hana. "Bila kita sahabat dan tak akan ada rasa suka di hati masing masing" yap ini lah kalimat menyakitkan yang pernah azhar dengar.

~ Pricillia hanandyatama ~

Hai senja. Tenang sekali bila melihatmu. Kau selalu mengingatkan ku pada dirinya yang disana. Memberikan ketenangan disetiap tatapanya. Salamkan rinduku padanya, wahai senja.

Devan namanya. Lelaki tampan yang tak jarang memikat hati para wanita. Lelaki baik yang kini tengah di landa jatuh cinta.

~ Devan azril ~

Hai bulan. Mengapa kau selalu hadir dalam kegelapan ? Apakah kau senasib dengan diriku,yang hanya bisa dia lihat ketika dunia ini sunyi dan gelap ? Bodoh sekali rasanya ku mencintai dia. Namun salahkan hati ini yang tak bisa melepas bayanganya dari pikiranku.

Azhar namanya. Lelaki tampan namun usil jika bersama Hana. Sudah dibilang, azhar itu usil kan. Namun entah mengapa Hana nyaman bila berteman denganya. Entahlah.

~ Azhar fauzi ~

Berharap agar semua baik baik saja. Walau realita terkadang tak sebaik itu pada kita. Ya tapi sudah terlanjur seperti ini, tiga hati yang sama sama menyukai. Walau pada akhirnya kita tau, mereka pun tau, akan ada satu hati yang harus mundur, menjauh, bahkan menghilang, agar dua hati terus berkembang.

Kita sudah tau, atau bahkan kita yang memang sedang mengulur waktu. Ingin cepat memutuskan pun, tak sanggup menaha ego yang terkadang suka bicara pada hati kalau dia sedang membenci.

Sungguh sangat membingungkan. Namun untuk sekarang, berharap baik baik saja mungkin pilihan yang tepat. Karena pada akhirnya, sudah ku bilang akan ada hati yang rapuh.

Pesanku, semoga kalian selalu bahagia. Walau realita berkata tidak, tetaplah bahagia. Jangan memaksa takdir, karena kita harusnya percaya pada takdir. Tak akan ada sesuatu yang disengaja. Bahkan ketika nanti kamu patah hati, itulah takdirnya. Bahwa kamu perlu belajar dari pengalamanya. Bahwa hati tak akan selamanya segar, ada kalanya dia harus layu, agar ada seseorang yang membantu dengan tulus merawat hati kita dengan sayang.

Semoga kalian bisa menikmati.

Selamat membaca

Dua Pilihan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang