8. Masa lalu

12 2 0
                                    

Pagi ini kedua anak itu tengah bermain di halaman rumahnya. Namun sang anak lelaki tengah mengerjakan tugas sekolahnya, beda halnya dengan sang anak wanita, dirinya tengah bermain sepeda.

Karena terlalu cepat menjalanlan sepeda, sang gadis pun terjatuh, hingga lutut dan sikutnya terluka. Tangis pun pecah seantero halaman rumah.

"Huaaa Ka devan lutut ku sakit." Ya gadis yang terjatuh itu bernama Pricillia Hanandyatama.

Sang anak lelaki pun kaget mendengar tangisan sahabatnya. Dia berlari buru buru melihat sahabatnya yang tengah menangis sambil memegang lututnya yang berdarah.

"Aduh kamu kenapa ?" Lelaki yang kerap dipanggil devan itu, kini menghampiri Hana.

"Kamu galiat ! Aku tuh kan lagi jatoh ka devan!." Hana memaki lelaki didepanya. Dan devan pun hanya mampu menghela nafas.

"Ko bisa jatuh sih ?" Dengan lihai, dia pun membersihkan wajah gadis itu yang kotor oleh tanah.

"Sepedanya ka devan tuh yang jelek, jadi aku jatuh." Hana menunjuk sepeda biru yang ada di depanya. Menatapnya nyalang.

"Ko jadi nyalahin sepedanya ? Kamu aja tuh yang kurang hati hati." Devan tak terima sepedanya disalahkan.

"Ka devan nyalahin aku?" Gadis itu hampir kembali menangis.

"Iyalah, masa sih sepeda aku yang salah, yang ada kamu yang ga bener bawa sepedanya." Seketika tangisan gadis itu kembali menggema.

"Hiks ka devan ko jahat, aku udah bener ko bawa sepedanya, udah pakai helm, udah pakai alat pelindung kaki, tetep aja sepedanya nakal, dia sengaja buat aku jatuh." Hana mengusap air matanya yang kembali jatuh. Devan yang melihat itu pun tak tega. Dia langsung mengusap air mata sahabatnya dengan penuh hati hati.

"Cup cup iya deh aku minta maaf. Besok aku marahin sepedanya biar ga nakal lagi sama kamu." Gadis itu sedikit berhenti dari tangisanya.

"Ko besok ? Kenapa ga sekarang aja marahinya ? Aku kesel sama sepeda ka Devan, jahat." Hana menjulurkan lidahnya, berusaha meledek sepeda yang tak mengerti apa apa.

"Besok aja aku marahinya, sekarang aku bersihin dulu luka kamu, nanti ada kumanya loh." Devan membantu Hana untuk berdiri. Di papahnya dengan hati hati ke dalam rumahnya.

"Kamu duduk dulu ya, aku panggilin ibu dulu biar lukanya dibersihin." Devan berlari masuk kerumah memanggil sang ibunda.

"Ibu ibu tolong obatin Hana bu."

"Hah? Hana kenapa lagi? Sekarang dimana Hana ?" Sang ibunda Devan panik mendengar teman anaknya ini terjatuh.

"Aduh cantiknya tante ko bisa sampai kaya gini ?"ibunda devan mengusap keringat yang mengucur di dahi Hana.

"Tadi Hana dijatuhin dari sepeda tante." Ibunda Devan langsung melirik anaknya.

"Kamu apain Hana, devan ?"

"Devan ga ngapa ngapain Hana ibu, tadi dia jatuh sendiri dari sepedanya Devan."

"Bener sayang ?"

"Ga bener tante, hana ga jatuh sendiri, Hana jago ko bawa sepeda, cuman sepedanya aja yang nakal sama Hana, jadi Hana jatuh deh." Perjelasnya. Ibunda devan tertawa mendengarnya.

"Jadi kamu jatuh karena sepedanya yang nakal ?"

"Iya tante, besok ka devan mau marahin sepedanya, biar nanti kalo Hana naik sepedanya, dia udah ga nakal nakal lagi deh sama Hana, ya kan ka ?"

"Hmm." Devan malas meladeninya.

"Ihh iya gaa?"

"Iya Hana."

Dua Pilihan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang