17. Belajar Bersama

7 2 0
                                    

Hari ini, hari minggu. Seperti biasa, ini harinya mereka berdua. Azhar dan Hana. Rencananya hari ini mereka akan belajar bersama. Karena besok adalah ujian kenaikan kelas.

Waktu cepat berputar. Membuat kita hanya mampu menghela nafas karena teramat nyaman.

"Han, buruan napa. Lama amat ambil bukunya." Ya, mereka tengah berada di rumah Hana. Bersiap siap untuk pergi ke taman.

"Sebentar ih. Dasar ga sabaran." Hana pun turun dengan membawa tasnya.

"Kamu gabawa buku?" Hana bertanya pada Azhar. Niatnya kan mereka akan belajar bersama hari ini.

"Nih bawa. Gue titip di lo ya." Hana mendengus. Azhar memasukan bukunya ke dalam tas Hana. Ternyata tas Hana berat.

"Sini ! Biar gue yang bawa." Azhar mengambil alih tas Hana. Lalu membawanya.

"Ko di ambil?"

"Tasnya berat, nanti lo makin pendek. Gue gasuka." Azhar tertawa melihat Hana cemberut.

"Dasar. Yaudah ayo cepet." Hana pergi duluan ke depan setelah berpamitan dengan ibunya.

Seperti biasa, mereka naik sepeda ke taman. Karena jika berjalan, takutnya Hana kelelahan.

"Kamu lama, jalanin sepedanya." Hana memukul pundak Azhar.

"Lo berat, jadi susah kan gue jalaninya." Hana memukul punggung Azhar. Membuatnya tertawa.

"Dasar ya kamu, bikin kesel terus."

"Bodo amat. Yang penting ganteng."

"Seterah kamu." Hana malas meladeni Azhar. Tak akan ada habisnya.

"Terserah Han. Bukan seterah. Kelas berapa sih, masih aja salah."

"Ih iya iya terserah." Azhar tersenyum.

Kini mereka telah sampai di taman. Duduk di kursi yang telah di sediakan disana. Hana masih marah dengan Azhar.

"Cepet belajar. Jangan main main. Besok ujian kenaikan." Hana berbicara ketus. Membuat Azhar meringis.

"Han gue gak paham sama yang ini." Azhar berpura pura tak mengerti.

"Baca aja. Nanti juga ada penjelasanya." Ucap Hana tanpa melihat Azhar.

"Gaada Han, beneran ini pusing banget. Apasih isinya?" Azhar berpura pura membaca bukunya. Dengan kesal Hana pun mengambil buku Azhar.

"Ini ada, bilang aja males baca." Hana kembali mengerjakan soal soalnya. Sedangkan Azhar tengah berpikir, bagaimana caranya agar Hana tak marah padanya.

"Bentar ya, gue mau kesana dulu.lo jangan kemana mana." Hana melirik Azhar yang tengah berlari menjauh. Namun Hana tak memperdulikanya.

Azhar berlari mencari pedagang ice criem. Seketika senyumnya terbit tak kala melihat penjual ice criem.

"Mas, ice criemnya satu ya." Azhar membeli ice criem coklat.

Setelah membayar, Azhar kembali berjalan ke arah taman. Takut Hana mencarinya.

Namun saat di tengah jalan, dirinya melihat seorang anak kecil tengah berjalan sendiri.

"Eh eh dek, tunggu." Azhar mengejar anak kecil tersebut. Anak kecil itu melirik Azhar.

"Ada apa ka?" Anak kecil lelaki itu menengadahkan kepalanya.

"Ngapain disini sendirian?"

"Abis jalan jalan. Emangnya kenapa ka?"

Dua Pilihan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang