34. Mall

11 2 0
                                    

Pagi ini hari minggu. Hana telah bersiap dengan pakaiannya yang sudah terlihat rapih. Malam kemarin, Azhar mengajaknya pergi jalan jalan.

Hana meminta jam 11, namun Azhar memaksanya bersiap di jam 8 pagi. Katanya agar mereka tak terjebak macet.

"Mah, Azhar udah dateng ?" Tanya Hana, seraya turun dari tangga. Ibunya pun menoleh.

"Belum, emangnya kalian mau kemana ?" Seraya memasak, ibunya menoleh.

"Kemarin Azhar ngajak Hana jalan. Gatau kemana sih." Hana mendekati ibunya.

"Lagi buat apa, Mah ?" Hana melihat ibunya.

"Cake, abang kamu minta di buatin ini tadi, sebelum dia berangkat."

Hana lantas melirik ibunya.

"Loh, emangnya abang kemana, Mah ? Bukanya minggu gini libur, ya ?"

"Tadi ada panggilan dari kantornya. Entah ada apa." Hana pun menganggukan kepalanya.

Saat tengah membantu ibunya membuat cake, Azhar muncul di depan mereka dengan senyuman manisnya.

"Assalamualaikum, tante." Azhar mencium tangan ibunda Hana.

"Waalaikumussalam, eh Azhar."

"Tan, Azhar ijin bawa Hana pergi, yah." Ijin Azhar. Ibunda Hana pun tersenyum geli.

"Ngedate, nih ceritanya ?" Goda ibunda Hana. Azhar meringis malu.

"Niatnya sih gitu, tan." Mereka tertawa.

"Yaudah sana, asal jangan malam malam pulangnya. Tante masih trauma sama kejadian kemarin."

"Siap tan. Azhar pasti jaga Hana."

"Tante percaya sama kamu." Azhar tersenyum mendengarnya.

Setelah itu, mereka langsung pergi ke Mall. Karena rencananya mereka akan pergi kesana.

"Jadinya kita mau kemana, dulu ?" Tanya Azhar, setelah mereka sampai di mall. Hana melihat ke sekelilingnya.

"Nonton dulu aja, gimana ?" Tanya Azhar lagi. Hana pun menggeleng.

"Jangan nonton, timezone aja gimana ?" Usulnya. Hana memang tak begitu suka dengan film. Ia lebih menyukai buku.

"Boleh deh, yaudah ayo." Azhar berjalan di samping Hana. Mereka terlihat seperti adik kaka. Karena Azhar yang berperawakan tinggi, sedangkan Hana, manis.

"Pertama, kita main basket. Siapa yang menang, dia yang traktir makan. Setuju ?" Tantang Azhar. Hana sedikit tak setuju, bagaimana ia bisa menang melawan Azhar yang sudah terbiasa memainkan basket ?

"Ko gitu, aku kan ga bisa main basket. Sedangkan kamu udah jago, yang pasti aku yang bakalan kalah duluan, kan ?" Azhar terkekeh mendengarnya. Mencubit hidung Hana dengan pelan.

"Siapa tau, hari ini keberuntungan lo, terus lo menang dari gue, kan ?"

Hana tetap saja tak terima.

"Yaudah deh." Hana pun mengalah dan memilih ikut bermain basket.

"One, two, three, go." Mereka mulai bermain. Hana serius memasukan bolanya pada ring. Belum satupun bola yang masuk.

"Ihs." Kesalnya. Sudah 5 bola, tetapi tidak ada yang masuk juga. Azhar yang melihatnya hanya tertawa. Dia sengaja menyuruh Hana bermain basket, itung- itung olahraga, kan ?

"Belum ada yang masuk ? Gimana caranya mau menang, kalo kaya gini ?" Ledek Azhar. Hana mendengus. Sudah di katakan ia tak bisa, si Azhar ini tetep keukeuh saja.

Dua Pilihan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang