Epilog

40 2 0
                                    

  Setelah bertemu dengan Azhar, hatinya berbunga. Semua sudah jelas. Sudah puas. Malam ini, keluarga Hana sudah berkumpul di ruang tamu. Bahkan Damar pun turut hadir. Mereka berkumpul, atas permintaan Azhar. Ia, setelah siang mereka bertemu, Azhar langsung datang kerumahnya.

  "Han, jangan tegang." Ucap Damar, membuat Hana mendengus. Bagaimana tak tegang, jika malam malam begini, ia akan datang ?

  "Bang, jangan suka ngeledek adiknya terus." Perintah ibunya. Membuat Hana tersenyum menang.

  Tak lama mereka menunggu, Azhar datang dengan kedua orangtuanya, beserta kakanya. Jantung Hana berdegup, ada apa ini sebenarnya ?

  "Assalamualaikum." Ucap Azhar dan keluarganya.

  "Waalaikumussalam. Silahkan duduk." Titah Ayah Hana. Mereka saling tatap.

  "Om, tan, bang, sebelumya, Azhar minta maaf atas kesalahan Azhar yang dulu." Azhar mulai menceritakan maksudnya.

  "Malam ini, saya Azhar Fauzi, akan melamar Pricillia Hanandyatama, di depan semuanya." Azhar menatap Hana. Hana pun meneguk salivanya, terkejut. Jadi, ini maksudnya ?

  "Saya serahkan, semuanya pada putri saya. Beliau yang berhak memutuskan." Ayah Hana menatap putrinya.

  "Bagaimana ? Kamu bersedia, Nak ?"

  Dengan ragu. Dengan senyuman manisnya. Hana mengangguk seraya menunduk malu. Mereka semua tersenyum bahagia.

  "Iya, Hana mau."

  "Alhamdulillah." Ucap mereka semua. Akhirnya, yang ditunggu tunggu sudah kembali. Takdir emang tak pernah salah arti dan ingkar janji.

  Mereka pun mengobrol masing masing, setelah semua tuntas. Hari mereka menikah, proses dan sebagainya telah mereka bahas dan persiapkan tadi.

  Sedangkan Hana, tengah berdiri di halaman rumah dengan Azhar. Calon suaminya. Ah rasanya Hana malu mengucapkan itu.

  "Jadi maksud kamu datang malam itu, ini ?" Tanya Hana menatap Azhar. Dan Azhar tersentum manis.

  "Iya, untuk mengikat cinta aku, agar lebih serius dengan kamu. Calon istri aku, gaboleh ada yang miliki duluan." Hana terkekeh. Aneh rasanya mendengar azhar berbicara aku - kamu.

  "Kamu cantik malam ini. Ga hanya malam ini, tapi setiap saat." Mereka saling tersenyum.

"Makasih udah mau nunggu aku selama ini. Makasih udah mau nerima aku sampai kini. Makasih banyak calon istri." Azhar mengelus kepala Hana.

  "Sama sama Azhar. Kamu emang takdir yang sudah Allah gariskan buat aku."

  "Emang. karena kamu, sosok sang pujaannya aku. Calon istri." Mereka kembali tertawa.

  "Aku selalu sayang kamu." Azhar menatap Hana.

  "Sampai ketemu, dihari pernikahan kita."

  "Kamu, apaan sih." Hana malu.

  "Ngapain malu, kamu tetep cantik ko "

  "Azhar cukup." Hana merona.

  "Mana bisa aku berhenti. Orang kamu selalu tampil cantik."

  "Aku malu, Azhar." Hana berucap pelan. Membuat Azhar tertawa.

  "Calon istri gausah malu malu. Mas, jadi gasabar pingin nikah." Bisik Azhar tepat di telinga Hana. Membuat sosoknya kembali merona.

  "Azhar udah ih. Jangan bikin aku malu."

  "Kamu yang buat aku rindu. Jangan salahin kalo aku gemes sama kamu."

Dua Pilihan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang