21. Jalan - Jalan

5 3 0
                                    

Karena telah di bagikan rapot. Mereka berlibur selama dua minggu lamanya. Hasil rapotnya, Hana mendapat rangking 1 seperti biasa. Dan Azhar, mendapat rangking 7 untuk pertama kalinya. Biasanya dia paling bagus masuk di 15 besar. Peningkatan yang pesat, bukan ?

"Han udah siap ?" Azhar menunggu Hana yang tengah merapikan barang barangnya. Hari ini mereka akan berlibur bersama teman temanya.

"Udah ayo. Mereka udah pada dimana ?" Hana keluar dengan membawa satu tasnya. Padahal mereka akan pergi ke Dufan saja.

"Udah di mobil, eh lo ngapain bawa banyak barang ?"

"Jaga jaga aja, Har." Azhar pun hanya tersenyum.

"Yaudah sini gue yang bawa." Azhar pun membawa tas yang Hana gendong.

"Ih ngapain ?" Hana bertanya.

"Bawain tas lo, udah cepet ayo berangkat." Mereka pun pergi. Setelah berpamitan pada orangtua masing masing.

"Lama amat lo, Han." Azka berkomentar. Dan Hana hanya tersenyum tidak tahu malu.

"Cepet masuk, Na." Intan menyuruh Hana masuk. Mereka pun masuk ke dalam mobil.

Dikursi depan, sudah diisi oleh Azka dan Intan. Dan Azka lah yang mengemudi. Karena umurnya sudah 17 tahun. Sedangkan Hana dan Azhar duduk di kursi belakang.

Selama di perjalanan, mereka selalu bercanda ria. Beda halnya dengan Hana. Dia sudah tertidur, saat mobil berjalan sekitar 20 menit. Hana emang pecinta rebahan. Tidak di rumah, di mobil, rebahan adalah hobynya.

Azhar pun tersenyum mendapati Hana yang tertidur di pundaknya. Wajahnya imut sekali. Sesekali Hana pun hampir terbentur ke jendela, namun dengan siap siaga Azhar menghalanginya.

"Har, lo kuat banget ya mendemnya." Tiba tiba perkataan Azka membuat Azhar mengalihkan pandanganya.

"Apaan sih maksud lo." Azhar menatap Azka tajam.

"Ok ok kalo lo masih belum mau jujur sama diri lo sendiri. Siap siap aja itu hati busuk." Azhar hanya mendengus. Azka sangat gemas dengan hubungan Azhar dan Hana. Mereka saling menyukai, namun saling melukai. Saling menjaga, namun tak sadarnya mereka juga saling memberi jarak.

"Jadi, lo suka sama Hana, Har ?" Intan bertanya, memutar kepalanya menghadap Azhar.

"Ga. Udah udah jangan nanya nanya." Mereka pun terdiam.

Saat mereka sedang menikmati perjalanan. Handphone Hana berbunyi. Berdering, tanda ada yang menelfonnya. Awalna Azhar hiraukan karena itu tak sopan. Namun di dering ketiga, Azhar mengambil handphone Hana. Dan ia kaget, ketika di layar ponselnya tertera "Ka Devan" menelfonya. Azhar pun mengangkatnya.

"Han." Di sana Devan menyapa, membuat hati Azhar panas mendengarnya.

"Han, ko diem aja ?"

"Han, lagi apa ?" Azhar tetap diam, berusaha menahan emosinya yang kini sudah tak karuan.

"Lo tidur ? Jam segini ?" Terdengar kekehan dari sebrang sana.

"Ah gue tau, lo kan suka banget rebahan haha. Yaudah mumpung lo tidur." Terdengar helaan nafas di sebrang sana.

"Gue kayanya udah mulai suka sama lo. Entah kenapa. Lo selalu ngusik logika gue. Rasanya seneng aja liat lo sekarang. Setelah dulu gue pergi, gue ga pernah berhenti untuk cari lo. Tapi apa daya, jika Tuhan mempertemukan kita di waktu sekarang. Gue udah cukup senang dengan itu. Semoga aja, lo juga punya rasa yang sama kaya gue. Dahh Han." Tiba tiba Azhar mematikan telfonya.

Dua Pilihan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang