04|| kata maap

166 21 2
                                    

Rindu ini curang selalu bertambah tanpa tau rasa nya berkurang

Cuaca hari ini mendung langit seakan tau tentang hati nya saat ini.

Bulan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah nya, ia hanya melihat ibu nya dirumah yang sedang menonton tv.

Ia menghampiri ibu nya.

"bu, aku pergi sekolah dulu ya"ucap bulan dengan senyum yang tak pernah luntur di wajah nya.

"iya hati-hati ,ya sayang"ucap ibu bulan dengan lembut

Ibu nya sangat menyayangi nya, tapi tidak dengan ayah nya entah mengapa ayah nya sangat membenci nya.

Bulan berjalan menuju halte dekat rumah nya ia memegang buku diary kesayangan nya, buku yang tau segala nya tentang kehidupan nya.

Ia menaiki bus kali ini, ia duduk di dekat jendela sambil memandang langit yang semakin gelap ia membuka buku diary nya.

Ia membuka nya, ia menulis sesuatu di dalam nya, ia senang menulis, ia tersenyum saat menulis, ia gadis yang ceria walapun ia sering mendengar makian dari ayah nya sendiri.

Ia hanya gadis biasa yang ingin bahagia, ia ingin sekali merasakan hangat nya pelukan ayah.

I love you father

Aku menyayangi mu, kadang aku berpikir, aku anak mu atau bukan?

Tapi, tak masalah aku sangat menyayangi mu,aku tak peduli jika bukan kasih sayang yang ku dapat tapi malah sebuah makian.

Kata orang,bintang jatuh akan mengabul kan satu permintaan

Apakah ayah tau aku selalu melihat langit jika malam, aku berharap menemukan bintang jatuh

Dan meminta permohonan supaya ayah memeluku hanya itu permintaan ku.

-bulan

Ia menutup buku diary nya, ia dan ia masukan ke dalam tas ransel sekolah nya.

Langit tak segelap tadi, ia senang melihat langit,bagi nya langit adalah hidup nya.

****


Bulan melangkah kan kaki nya memasuki gerbang sekolah dengan senyum mengembang di wajah nya

"bulan"teriak gio bersama kedua sahabat nya

Bulan melihat ke belakang ternyata yang memanggil nya, orang yang ia anggap abang nya sendiri.

Bulan berlari kecil, menghampiri gio ia merentangkan kedua tangan nya dan memeluk gio.

Gio terkekeh dengan tingkah gemas milik bulan, ia sangat menyayangi bulan yang baru sekali bertemu dan mengganggap nya sebagai adik nya sendiri.

"kenapa bang"ucap bulan masih dalam pelukan gio

"abangggg emang dia adek lo yo"teriak devan yang kaget.

"iya kenalin nih, nama nya bulan adek gua "ucap gio bangga memperkenalkan bulan

"sejak kapan?"

"pokok nya dia udah gue anggep adek sendiri, jadi lo gak ush banyak tanya"ucap gio serius yang di angguki oleh devan

Sebuah HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang