12||merelakan?

107 14 0
                                    

Aku tau kamu bukan milik ku, tapi jika hati ku memilihmu aku harus apa?

Bulan, sekarang sedang berjalan menuju toilet. Sampainya di toilet wanita,tangan bulan di cekal oleh seseorang.

Tubuh bulan membentur dinding toilet, akibat dorongan keras dari seseorang.

Bulan meringis kesakitan, saat tubuh nya membentur tembok.

"kak dea "gumam bulan sangat pelan.

"iya kenapa? Kurang suka? Apa enggak suka"balas dea senior bulan di sma garuda, dengan senyum sinis di bibirnya.

Bulan hanya menundukan kepala nya saja, ia tak berani menatap seniornya tersebut.

Dea dinada gadis cantik yang terobsesi dengan bara, ketua cheers di sma garuda.

" lo sejak kapan deket sama bara"tanya dea

"aku sama bara cuman temen kok kak"balas bulan dengan sangat pelan,masih dengan kepala menunduknya.

Senyum sinis dea pun kembali mengembang di bibir tipisnya. "lo itu udah kayak jalang tau gak?"

"lo udah punya varel, tapi lo masih deketin bara. Lo egois tau gak? "

"jauhin bara mulai dari sekarang"

"atauu gue bakal buat sahabat lo itu, sujut di kaki gue di tengah lapangan,gimana lo setuju? "

"jangan sentuh temen aku kak, dia gak punya masalah sama kakak"jawab bulan tak tahan karna nama sahabatnya di bawa-bawa. Padahal dita tak tau apa-apa.

"kenapa? Seterah gue dong"

"karna dita gak tau apa-apa"

"makanya lo jauhin bara, maka sahabat lo itu bakal baik-baik aja. Seterah sih, lo mau ngikutin omongan gue apa enggak,yang jelas gue bakal ngeliatin gerak-gerik lo terus,kalau gue liat lo deket lagi sama bara,lo tau resikonya. "

Bulan, terdiam ia mengepal kan kedua tangan nya,menahan amarahnya.

"inget omongan gue"ucap dea pergi meninggal kan bulan sendirian dengan pikiran nya sekarang.

Dengan berat hati bulan melangkah kan kaki nya, keluar toilet menuju kelas nya

Sampainya di kelas, ia tak melihat ada nya guru di dalam kelas tersebut.

Suasana kelas sangat ramai seperti ibu-ibu yang sedang memburu diskon ramayana.

"lo abis kemana lan, lama amat lo ke kamar mandi doang"tanya dita yang melihat bulan datang dengan muka lesu.

"gak papa"jawab bulan melangkah menuju bangkunya.

"di balik gak papa pasti ada apa-apa, bingung gue sama cewek seneng banget kayaknya buat orang penasaran"celetuk iman yang sering teman kelasnya sapa imin ketua kelas di kelas bulan.

Bulan hanya mendengus, dengan ucapan iman yang menyindir dirinya.

"nyambung aja lo ulet bulu"teriak dita

"gue manusia goblok"jawab iman tak terima di teriaki seperti itu.

"ngaca bego"

"emang buat apa ngaca, ngeliat kegantengan gua"ucap iman percaya diri sambil menaik turun kan alis nya mencoba menggoda dita.

"goblok, buat ngeliat alis luuuu lah"ucap dita sambil tertawa terbahak-bahak, Di ikuti oleh teman-teman sekelas yang mendengar nya.

"aduh sakit perut gue ta, udah ta"ucap gusti teman dari iman yang mempunyai badan yang sangat besar.

"diem lo buntelan beras, bukan nya temen di ketawain di belain"ucap iman dengan wajah di tekuknya.

"man mau gue beliin gergaji gak? "tanya gusti dengan wajah serius nya, yang menghiraukan perkataan iman.

"buat apa"

"buat motong alis lo hhh"ucap gusti memegangi perut nya.

"garing goblok"teriak iman yang melihat teman nya tertawa sambil berguling-guling di lantai.

Bulan yang melihat itu hanya tertawa, setidaknya teman-teman nya ini bisa membuat ia melupakan sejenak beban nya sekarang.

Iman,dita dan bulan sedang duduk mereka masing-masing.sambil membicarakan sesuatu

"woi"teriak gusti tepat di depan mereka

"apaan si lo ti gak jelas dasar"ucap dita memukul perut gusti.

"lagi ngapain si"

"lagi ngocok arisan ti"jawab iman asal

"udah de kalian dari tadi berisik tau"ucap bulan.

"kalian liburan semester kemana? "tanya iman kepada ketiga teman nya.

"gak tau, paling juga di rumah kayak biasa"jawab bulan

"paling gue nginep tempat bulan"jawab dita

"kalau gue si ikut lu aja min"jwb gusti

Kepala iman hanya manggut-manggut saja
"gimana kalau kita kepuncak? Pasti seru"

"boleh aja guema"jawab dita yang setuju dengan ucapan rival kelas nya ini

"gue si ikut aja,asal bawa makan banyak takut laper kan di jalan bahaya"

Dita hanya mendengus saja oleh perkataan gusti yang belum apa-apa sudah memikirkan makanan.

"kalau lo lan, gimana? "tanya iman

"gue bilang ayah sama ibu gue dulu, takut gak boleh"jawab bulan yang ingin sekali ikut dengan teman-teman nya ini, karna ia tak pernah pergi jauh sebelumnya.

Yang di angguki oleh mereka.

Jangan lupa vote
Tq

Sebuah HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang