23||Rindu

77 7 0
                                    

Kalau sekarang aku bilang aku lagi rindu sama kamu ,kamu percaya?kalau aku bilang aku lebih rindu kamu,kamu percaya?

-barbul

Hari ini hari minggu pagi yang cerah,bara sekarang sedang berada di rumah nya, ia bingung ingin melakukan apa di hari minggu ini.

Bulan sedang berada di rumah sahabat nya dita, untuk menghabiskan waktu bersama.

Bara bangkit dari tempat tidur nya, ia memakai jaket army nya, dan turun ke lantai satu.

Bara menghampiri mama nya, yang sedang menonton televisi."mah, aku ke rumah gio dulu ya."

"jangan pulang malam bar, jangan nakal."ucap shinta ibu dari bara sambil tersenyum ke pada anak semata wayang nya."iya mah."jawab bara singkat

Bara melangkahkan kaki ke pintu utama, ia menaiki motor besar nya yang berwarna merah.

Hari yang sangat cerah, namun tak secerah hatinya.

Di perjalanan menuju rumah gio, bara terus memikirkan bulan. sedang apa gadis itu? Apa yang sedang ia lakukan sekarang? Apa gadis itu sekarang sedang rindu sama sepertinya?.

Kenapa gua jadi alay gini.

Bara segera memarkirkan motor nya di depan rumah gio, rumah yang jauh lebih mewah dari rumah ia sendiri.

Bara mengetok pintu rumah guo."iyaaa sebentar mang, saya ambil mangkok dulu."

Bara menaikan satu alisnya bingung, mangkok?, apa hubungan dirinya dengan mangkok?.

Bara berdiri di depan rumah gio ia kesal, kemana para penghuni rumah bak istana ini.

Gio membuka pintu rumah nya, sambil membawa mangkok di tangan kanan nya dan sendok di tangan kiri nya.

"mangggg bakso nya goceng sambel nya banya__."gio menghentikan ucapan nya, karna yang ia temui bukan mang ujang tukang bakso komplek nya. melainkan bara, berdiri sambil melipat tangan nya dengan wajah datar nya.

Bara masih diam dengan wajah datarnya, ia memperhatikan wajah gio yang sedari tadi hanya cengir-cengir tidak jelas."eh bara, masuk bar gak usah malu anggep aja rumah gua."ucap gii dengan wajah yang tak menunjukan sama sekali rasa bersalah nya, bara tak menghiraukan ucapan gio.

Bara masuk ke dalam rumah angga,ia menghampiri sella ibu dari teman nya gio yang masih terlihat muda dengan dres yang membalut tubuh indah nya."siang tan."ucap bara sopan sambil menyalami tangan ibu gio."eh bara, kamu kok jarang main kesini?,tante tanyain ke gio, katanya kamu sibuk pacaran? Bener?."

Bara langsung menghadapkan wajah nya ke samping melihat gio yang seperti tak salah apa-apa"kenapa lo? ya gua tau, gua ganteng. gak usah di liatin juga kali, nanti di kira homo kan gua yang rugi."bara hanya menghembuskan napas nya dengan kasar."enggak kok tan, cuman lagi sibuk basket aja."

"gio, huss gak boleh ngomong gitu nanti kalau kamu beneran homo kan mama sama papa yang malu."

"yaakk, mama kok nyumpahin anak nya sendiri."jawab gio dengan mengerucutkan bibir nya yang membuat bara ingin mencincang gio sekarang juga.

Sella terkekeh oleh tingkah anak nya yang masih seperti anak kecil."emang mama nyumpahin kamu?."yang di balas gelengan oleh gio.

"udah sana, ajak bara ke atas. kasian devan sendirian kan, nanti turun makan siang, mama mau masak dulu."ucap sella sambil tersenyum yang di angguki oleh bara dan gio.

Gio dan baea menaiki tangga, menuju kamar angga yang biasa di jadikan kapal pecah dadakan oleh mereka bertiga.

"dorrrr."ucap gio mencoba mengaget kan devan yang sibuk dengan play station di tangan nya."gak kaget."jawab devan dengan santai yang tetap memain kan play station nya.

Bara langsung membaringkan dirinya di kasur gio, ia yang sesekali melihat ponsel nya yang tak ada notip dari gadisnya. Ia malah mendapat banyak notip dari orang yang tak ia kenal.

Gii yang sedari tadi memperhatikan salah satu sahabat nya, yang sedari tadi hanya memperhatikan ponsel saja."kenapa lo bar?."

"lagi mikirin bulan."

"jaman udah canggih kali bar, tingga lo telpon aja. Apa lo gak ada pulsa?."

"takut ganggu."

"ya kalau lo gini mulu, lo gak akan tau keadaan si bulan tambang." jawab devan asal yang di balas pelototan oleh bara.

Devan hanya menyengir saja ketika bara memplototinya.

Bara ragu, tapi akhirnya ia mencoba menghubungi bulan.

Bara?,terdengar suara yang ia rindukan di sebrang sana.

Kamu lagi apa? Tanya bara mengulas senyuman ketika mendengar suara yang ia rindukan.

Kalau aku bilang aku lagi rindu sama kamu, kamu percaya?.

Kalau aku bilang aku juga lagi rindu berat sama kamu kamu percaya?."

Bulan terkekeh oleh pertanyaan sama yang ia ajukan ke bara."kok kamu ngikutin aku?."

"aku gak ngikutin kamu, aku lagi ngikutin kata hati aku."

"gombal."

"kamu lagi apa?."

"lagi mikirin kamu."

Varo terkekeh oleh jawaban tali."kamu lagi gombalin aku ceritanya.?"

"siapa juga yang lagi gombalin kamu,geer ih."

"geer sama pacar sendiri gak boleh nih? Yaudah kalau gitu aku geer sama cewe lain aja gimana?."

"ish baraaa, awas kamu ya kalau ketemu aku, aku cincang-cincang."teriak bulan yang langsung mematikan handphone nya.

Varo tertawa karna kekesalan bulan, ia senang membuat gadis nya kesal.

"idih gila ketawa sendiri."ucap gii yang melihat baesa tersenyum sendiri.

"iri aja lo giok."

Gio melempar bantal ke wajah bara yang tak kena"ya kok lo ngatain gua giok?, gak papa si giok mahal sola nya, dari pada lo bara panas kayak setan."

Devan yang melihat debat kedua nya hanya menggelengkan kepalanya sambil memakan keripik nya."betisik."

"berisik goblok." jawab varo dan angga bersamaan.

"gio suruh bara sama devan makan siang bareng, papa udah pulang." teriak sella dari lantai bawah.

Gio menjawab teriakan mama nya tak kalah kencang."iyaaa maaaa."

Devan menutup ke dua telinganya dengan bantal."bisa budek gua, tinggal di keluarga ini."

"siapa juga yang mau nampung lo"

"savage"

Mereka bertiga turun dari lantai dua untuk makan bersama.

Aku cinta kalian

Poo💛

Sebuah HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang