10||menyerah?

121 16 1
                                    

Aku tau diri, kamu siapa dan aku siapa

-bulan

Langit sudah menampakan bintang dan bulan nya, pertanda petang telah datang di gantikan oleh malam.

Bualn tertidur di meja belajar nya, sehabis menulis di buku diary nya. Ia masih menggunakan baju tadi sore, yang basah akibat hujan.

Tok, tok, tok , bulan mengerjap kan mata nya beberapa kali,ia mendengar suara ketukatan entah dari mana.

Ia bangun dari meja belajar nya, ia membuka pintu kamar nya.tapi tidak ada siapa-siapa, ia mendengar suara ketukan lagi seperti dari arah jendela suara itu berasal.

Ia berjalan menuju jendela kamar nya dengan perlahan, sambil membawa kemoceng bulu yang ia gunakan untuk membersikan meja belajarnya.

Bugh, suara seperti pintu jendela mengenai sesuatu.

"lo bisa pelan-pelan gak sih kalau buka jendela, setiap gue kesini pasti kena jendela lo terus.lo sebener nya di ajarin guru lo cara buka jendela yang bener gak"ujar bara dengan datar nya terlihat raut wajah kesakitan nya.

"maap bar, aku gak sengaja"ucap bulan sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal

"sini"ucap bara datar

Bulan langsung menghampiri bara, yang sudah duduk di atas atap rumah nya.

Mereka berdua sama-sama terdiam dalam heningnya malam, hingga bara memecah keheningan dengan memulai pembicaraan.

"kalau gue tetep ngejer lo, lo keberatan gak? "tanya bara memandang lurus ke depan.

"kan aku udah punya varel, jadi untuk apa kamu ngejer aku"jawab bulan menatap wajah bara yang terlihat datar, tapi tenang.

"gue gak mau milik gue, jadi milik orang lain, bukan nya kemaren gue bilang lo udah jadi milik gue. Tapi lo milih varel, gue gak peduliin itu yang gue tau,lo MILIK gue selama nya"ucap bara datar dengan penekanan di dalam nya.

Bulan bingung harus menjawab apa, ia hanya diam saja dengan perkataan bara.

"gak usah di pikirin, gua pamit pulang dulu"pamit bara kepada bulan,yang sedari tadi hanya diam.

****

Sehabis dari rumah bulan,ia menelpon devan dan gio untuk ke club bersama nya.
Bau alkohol langsung menyebar di indra penciuman.

Ia masuk ke dalam club tersebut, ia duduk lalu memesan minuman.

"woiii, bengong aja lo kesambet baru tau"ucap devan yang di belakang nya terdapat gio.

"banyak pikirin gue"jawab bara

"pikiran di pikirin,pikiran aja gak mau mikirin kita, lo malah sok-sok an mikirin pikiran"ucap gio dengan antusias nya.

Devan yang melihat itu hanya memutar mata malas, dengan menampilkan wajah mau muntah nya.

Bara hanya menatap datar gio, yang di tatap hanya menampilkan wajah sok polos nya.

"tumben lo ngajak kita kesini"tanya devan yang melihat bara sedari tadi hanya diam.

"menurut lo gue harus, tetep ngejer bulan apa ngerelain dia buat si varel"tanya bara menatap kedua sahabat nya.

"kata nya lo udah ngeklaim bulan gadis lo"goda devan sambil menatap bara

"kalau lo suka dia perjuangin, kalau lo gak suka dia lepas, jangan ngasih harapan ke orang , kalau lo cuman buat dia main-main doang"

"tumben lo bijak, biasa nya cuman mikirin cilok mbak ijah"ucap devan bermaksut menggoda gio,sambil menaik turun kan kedua alis nya.

Gio yang mendengar kan hanya mempautkan bibir nya, yang terlihat menjijikan di mata devan dan bara.

Bara yang sedari tadi hanya diam memperhatikan kedua sahabat nya, akhirnya membuka suara.

"makasih"ucap bara datar, sambil menatap kedua sahabat nya tersebut.

Devan dan gio saling berpandangan, tidak biasanya bara mengucapkan kata-kata seperti itu.

"lo kenapa"ucap devan dan gio memandang wajah bara

"gak papa"ucap bara datar

"yaudah yuk pulang, udah tengah malem besok kita juga sekolah"ucap devan,melihat jam tangan milik nya,yang di angguki oleh gio dan bara.

Mereka bertiga keluar dari dalam club menuju parkiran, menaiki kendaraan masing-masing yang mereka bawa tadi.

"yaudah kita duluan ya bar"ucap devan menaiki mobil gio, karna tadi devan menumpang mobil gio, yang di angguki oleh bara.

Bara masuk ke dalam mobil nya, kepala nya ia sandar kan ke stir mobil nya, kepala nya agak pusing karna ia minum tadi, padahal ia tak pernah minum sebelum nya.

Ia tak peduli lagi sekarang, mau vio milik siapa yang terpenting ia tak boleh menyerah memperjuangkan gadisnya.

Jangan lupa vote, aku gak maksa kalian buat komen tapi seenggak nya vote biar aku semangat nulis nya terimakasih
💛💙

Sebuah HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang