Sudah 5 bulan pernikahan hyun dan deby, kedua pasangan halal itu selalu saja harmonis dan mereka tahu cara mengatasi satu sama lainnya agar tidak ada yang marahan."Umi.. Aku laper".. Hyun merengek layaknya anak yang manja kepada ibunya, terlihat deby masih sibuk merapikan kamar mereka. Hyun semakin merengek karena kelaparannya yang timbul pada jam 5 itu, deby tersenyum dan secepatnya merapikan tempatnya. Deby berbalik menatap suaminya sudah terdiam dan memalingkan wajah, deby menatapnya lucu tingkah hyun benar-benar kekanak-kanakan.
"Iya abi.. Ini baru mau kok ke dapur, sabar ". Ucapnya dengan lembut sembari melangkahkan kakinya menuju ke tempat suaminya duduk memanyunkan bibir, deby kemudian duduk disamping suaminya yang masih marah.
"Maafin deby yah abi..?" kedua tangan deby memegang tangan suaminya.
"Allah akan murka padaku jika engkau marah pada istrimu ini". Lanjut deby,kemudian mencium tangan suaminya dengan lembut,hati hyun luluh memang hyun saat ini sedang bercanda tapi kasihan juga melihat istrinya itu, deby begitu baik dan menghormatinya, selama mereka menikah deby begitu tau bagaimana cara menghormati suami dan membahagiakan suami.. Tidak salah hyun menikahi deby, dia benar-benar istri sholehah.Hyun tersenyum dan memalingkan wajahnya menatap sang istri.
"Ngga kok.. Abi ga marah". Hyun menenggelamkan deby dalam pelukannya.
"Terima kasih sudah menjadi istri yang baik sayang, maaf aku tidak bisa sebaik ali bin abi thalib sebagaimana beliau mencintai fatimah, .. Maaf deby aku juga tidak bisa sesempurna Nabi muhammad saw. Sebagaimana beliau memperlakukan istrinya dengan baik.. Maaf sayang". Ucap hyun dengan lembut,membuat deby tersenyum dalam dekapan hangat suaminya.
"Tidak sayang.. Kamu sudah menjadi suami yang baik kok bagi aku, kita memang tidak bisa sesempurna mereka sebagaimana Rasulullah saw. Dan tidak bisa sebaik ali bin abi thalib, tetapi kamu sudah membuktikan kamu mampu menjadi suami terbaik bagi umi.. Dan kita harus tetap belajar menjadi pasangan sebagaimana kita harus mencontoi kehidupan keluarga Nabi muhammad saw. "
Hyun tersenyum mendengar penuturan sang istri, semakin erat saja pelukan keduanya dipagi buta itu.
"Eh abi bukannya tadi laper". Tegur deby yang masih didekap oleh hyun.
"Eh iyayah umi sih.. Gombal abi". Kemudian melepas pelukannya .
"Kok salah aku sih.. ".
Deby kemudian cemberut lalu berdiri dari duduknya, " ya udah abi masak aja sendiri.. Huh".Sebelum melangkah pergi hyun segera memeluk deby dari arah belakang.
"Sayang jangan marah ih ". Manja hyun berharap istrinya tidak ngambek." iya deh iya .. Ga kok". Ucap deby sembari mencoba melepas pelukan hyun yang erat, namun hyun hanya terkekeh kecil melihat sang istri berusaha lolos darinya .
"Dasar pendek". Sahut hyun.
"Dasar tukang kentut". Ejek deby yang kemudian menyemburkan tawanya . hyun semakin memeluk deby yang masih tertawa.
"Awas ya kamu ngejek abi gitu". Kemudian hyun membisiki istrinya
"Sayang ummi". Deby yang mendengar gombalan hyun kemudian terkekeh kecil, hyun tersenyum sembari meletakkan dagunya di pundak deby yang cukup pendek itu, deby mengelus lembut wajah hyun.
"Bangun kalian..". Ucap nenek yin yang kemudian membuka pintu kamar hyun, hyun yang kaget segera melepas lingkaran tangannya di perut deby, sedangkan deby segera mencari alibi , mereka segera salah tingkah dan berpura-pura mengerjakan sesuatu, nenek tertawa kecil .
"Nenek sudah mengganggu.. Maaf ya, oh iya deby nenek mau buat kue .. Bantu nenek ya kalo udah mesra-mesraan hehhe". Goda nenek kemudian menutup pintu, hyun segera menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil melirik deby yang mencoba menahan tawanya.
"Ya udah umi mau keluar, kalo sama abi terus genit mulu". Sambil berlari kecil karena telah mengejek sang suami
"Awas yah.. Kamu umi". Ancam hyun sembari menungging senyum mengingat tingkah konyol mereka tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
EspiritualKisah kehidupan seorang gadis bercadar yang bernama deby, hidupnya dipenuhi banyak cobaan . ia juga harus mengalami depresi terhadap perlakuan teman-temannya yang sering membullynya, dan muncul lagi masalah baru yaitu adanya teror . Hingga ia bertem...