Drrrttt...drrrttt
'Arrgghh' kesal Alvindo saat jam weker itu berdering. Jam itu telah mengganggu tidurnya.
Alvindo kembali tertidur tanpa memikirkan bunyi jam tadi. Toh juga jam itu telah ia matikan.
Drrttt...drrttt
Ooouuwww, jam weker itu ternyata tak berhenti mengusiknya. Inilah yang pria itu bencikan. Usikan yang membuatnya naik pitam.
Alvindo tidak segan-segan membanting jam weker itu hingga hancur berkeping-keping. Sungguh menyebalkan, pikirnya.
Biarpun begitu, Alvindo tetap bangkit dari tidurnya dan langsung menuju kamar mandi untuk bersiap-siap kesekolah. Sekolah Melati adalah tempatnya menuntut ilmu.
Alvindo berangkat ke sekolah dengan menggunakan Mobil Sport nya dan hal yang paling menakjubkan dari nya adalah ia tidak pernah terlambat ke sekolah. Padahal ia sangat susah untuk bangun, tapi kenapa bisa gitu yah? Ahh ntahlah.
--------------------
Disisi lain yaitu Adinda. Ia sangat bersemangat bangun di pagi hari, memasak, mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah barunya.
"Duhh, gimana yah nanti sekolah baru aku? Apakah sama seperti sekolahku yang dulu? Atau lebih menyenangkan?" gumam Adinda berimajinasi tentang sekolah barunya.
Adinda mengenakan pakaian yang super duper culun. Baju kebesaran, rok kepanjangan, rambut dikucir dua, pakai kaca mata, sepatu hitam, kaus kaki selutut. Kesannya aneh, rok semata kaki, kaus kaki selutut? Hadeh, gesrek kali yak nih cewe.
Biarpun begitu, Adinda tetap percaya diri. Menurutnya ini semua hanya sementara, tak ada yang perlu diambil pusing.
Adinda berangkat ke sekolah diantar oleh Rita--Tante Adinda dan Denis--Om Adinda. Kebetulan Tante Adinda ingin ke supermarket, kebetulan satu arah.
"Kamu gapapa sendiri sayang? Atau Tante temenin aja?" Tanya Rita khawatir terhadap keponakannya.
Rita cemas kepada Adinda, seberapa banyak nanti ejekan yang akan teman-temannya katakan padanya. Rita takut Adinda jadi sakit hati.
"Ya ampun Tante, gausah cemas gitulah. Tante kenal Adinda kan? Selow Tan, ini cuma sementara jadi Adinda bisa atasi semua ini. Tante gausah khawatir," ujar Adinda meyakinkan Rita.
Rita senyum dan percaya pada keponakannya itu. "Tante tau kamu kuat mental sayang, tetap jadi keponakan Tante yang pinter yah. See you sayang," ujar Rita sembari mencium puncak kepala Adinda.
"Om sama Tante pergi yah Din, kamu hati-hati dan tetap waspada," ujar Yanto sembari mengusap kepala Adinda.
"Dah Om Tante."
Adinda masuk dan mencari ruang kepala sekolah.
Ihh culun banget.
Murid baru yak? Buset dah, culun banget!
Nerd banget.
Kamseupaiiyy!!!
Iuuuwww!!
Kira-kira segitu lah komentar receh yang Adinda dapatkan. Masa bodoh, pikir Adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen Fiction~Adinda Ayara Putri Nazaret~ cewe yang mencari ketulusan dari orang lain yang bisa menerima dirinya apa adanya. Ia cewe pemberani, membuat semua orang curiga karena tampilannya tidak sesuai dengan karakternya. ~Alvindo Alexander Gomos~ cowo yang tid...