TAMAN

837 28 2
                                    

Rencana Adinda untuk merubah penampilannya diurungkan, karna menurutnya saat ini belum waktu yang tepat untuk membongkar jati dirinya bahwa sebenarnya dia adalah anak dari keluarga NAZARET pengusaha kaya raya dan pemilik sekolah SMA Melati. Cukup hanya sahabat-sahabatnya saja yang mengetahui itu.

"Hei, kamu Adinda kan?" tanya Reno memastikan.

"Hmm"

"Kelas bareng yuk," ajak Reno tersenyum kearah Adinda.

Adinda sebenarnya meleleh melihat tingkah manis Reno. Tapi apalah dayanya, dia tidak boleh keliatan seperti cewe murahan.

"Aku mau ke toilet. Aku luan yah," putus Adinda berlalu dari hadapan Reno.

"Kok gue gemes yah liat tuh cewe?" batin Reno.

Reno memutuskan untuk pergi ke kelasnya. Reno beruntung bisa sekelas dengan Adinda.

"Ren, ikut gue. Gue mau ngomong sama Lo," ujar Alvindo dingin sambil menarik tangan Reno menuju belakang sekolah.

Reno ikut saja. Mereka telah sampai di belakang sekolah. "Sebenarnya tujuan Lo pindah sekolah apa?" tanya Alvindo to the point.

Reno mengernyit bingung. "Gue cuma mau cari kehidupan gue yang sesungguhnya Vin. Di New York gue gapernah tenang," jelas Reno berbicara apa adanya.

Alvindo mengangguk. "Lo suka sama Dinda?" tanyanya menatap Reno penuh penyelidikan.

Entah kenapa Alvindo ingin sekali tau akan hal tersebut. Alvindo juga heran, tapi mau bagaimana lagi? Dia tidak bisa menyimpan pertanyaan itu dari dalam hatinya.

"Gue kan baru di sekolah ini. Lagian gue belum kenal dekat sama tuh cewe. Jadi gue gatau," ujar Reno tidak sepenuhnya jujur.

Mengapa? Karna memang ada perasaan aneh dalam hati Reno saat melihat Adinda. Tetapi karena dia baru saja sekolah disekolah itu, jadi dia belum tau pasti tentang cewe itu.

Reno memilih untuk pergi daripada memperpanjang semuanya, takutnya nanti urusan nya semakin ribet.

Alvindo merasa tidak puas dengan jawaban Reno, dia merasa bahwa Reno tidak sepenuhnya jujur. Alvindo tidak ambil pusing, dia kembali ke kelasnya dengan pikiran yang masih janggal.

Tidak sengaja, Alvindo melihat Adinda duduk melamun di taman dekat perpus. Alvindo ingin menghampiri dirinya tapi ia urungkan karena ada pria lain yang telah terlebih dahulu menghampirinya. Reno Gunawan.

"Kamu kenapa melamun disini? Nanti di samperin setan tau gak?" ujar Reno berniat untuk melelucon.

"Eh, kamu ngapain kesini?" bukannya menjawab, Adinda malah balik bertanya.

"Tadi gak sengaja lewat terus liat kamu disini. Yaudah aku samperin aja," jelas Reno tersenyum manis kearah Adinda.

"Kenapa gak Alvindo sih yang kesini? Ngeselin banget!" batin Adinda.

Adinda bingung kenapa dirinya sangat berharap Alvindo lah yang menghampiri dirinya.

"Ohh"

"Nih," ujar Reno sembari menyodorkan permen lollipop kepada Adinda.

"Buat apa?" tanyanya melirik Reno sekilas.

"Buat Lo lah," ujar nya tak lupa tersenyum.

Adinda meraih permen itu. "Thanks," ujarnya tersenyum tipis.

"Hmm, aku luan yah. Makasih permennya. Dah," ujar Adinda lagi dan berlalu dari hadapan Reno.

Reno hanya tersenyum tipis melihat tingkah cuek Adinda terhadapnya.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang