SUASANA SEKOLAH

913 28 1
                                    

"Pagi pak," sapa Adinda pada Pak Satpam setelah melewati gerbang.

"Pagi juga neng," sapa bapak itu kembali sembari tersenyum.

Adinda itu memang ramah, hanya saja suka jutek.

"Din?!!" panggil Sando dari ujung sana.

Sandi lari menghampiri Adinda. "Gue nyontek yah Din," pinta Sando nyengir.

Adinda yang sudah tau maksud dan tujuan Sando hanya berdehem. Ia sangat hapal maunya cowo gilak itu.

Sando pun keliatan sangat bahagia. Sando memang selalu menjahili Adinda, tapi Sando tidak bisa dijauhi oleh Adinda, karna Adinda itu sumber PR nya. Sando Sando.

"Ehh Lo," ujar Alvindo membuat Adinda terkejut. Tiba-tiba saja pria itu muncul dihadapannya, ntah dari mana kedatangannya.

Adinda ingin berkomentar tapi dia banyak-banyak beristighfar. Adinda menatap Alvindo malas. "Apaan," jawabnya ketus.

"Bawain tas gue!" ujar Alvindo dingin melemparkan tasnya ke arah Adinda dan gadis itu dengan cepat menangkapnya.

"Bangsat!" umpat Adinda dalam hati.

"Kenapa Lo natap gue gitu? Mau marah?" tanya Alvindo melotot.

Jika bukan di sekolah, Adinda benar-benar akan menarik mata Alvindo keluar. Menyebalkan sekali!

"Gausah bacott, buru! Aku banyak tugas," cibir Adinda tak suka.

"Gue mau kantin, Lo ikut!" ujar pria itu sembari berjalan menuju kantin.

Adinda berlari menyamakan langkah nya dengan langkah Alvindo dengan ocehan yang tak habis-habis.

"Kamu gak bisa gitu dong Vin, kamu kan bisa pergi sendiri. Aku banyak tugas," ujar Adinda sembari berjalan dan napas yang tidak teratur.

Alvindo menghiraukan ocehan yang Adinda lontarkan. Persetan dengan itu semua.

Adinda tertinggal di belakang Alvindo. Gadis itu lelah karena langkah Alvindo sangat besar. Ia berjalan pelan asal sampai tujuan. Masa bodo dengan pria gilak itu!

"Andai Tuhan kasih aku 1 permintaan, mungkin aku akan minta supaya kamu dilenyapkan dari dunia ini," batin Adinda dengan wajah yang kesal.

Brakk!!!

"Duh," ringis Adinda kesakitan. Gadis itu terjatuh karena ada tubuh kekar yang telah menabrak nya.

Adinda menunduk meratapi nasibnya. Apa belum cukup ia diperbudak oleh Alvindo? Arrggh, jadi cupu itu tidak enak ternyata!

Tangan pria itu terulur membantu Adinda untuk berdiri. "Gue minta maaf yah," ujar pria itu tulus.

Adinda sudah berdiri dan menatap pria itu dengan seksama. "It's ok."

"Lo gapapa kan?" tanya pria itu dengan nada lembut yang langsung diangguki Adinda.

Matanya masih tak berkedip menatap pria ganteng di hadapannya. "Cool banget nih cowok," batinnya.

"Gue murid baru di sekolah ini. Gue Reno Gunawan," kata pria itu tersenyum dengan uluran tangan untuk berkenalan.

"Ohh, pantes aku gapernah liat kamu. Aku Adinda Ayara Putri," kata Adinda yang juga tersenyum.

"Hmm, ruang kepsek dimana yah?" tanya Reno masih setia dengan senyumannya.

"Jangan senyum dong plis, meleleh akutuh," batin Adinda lebay.

"Adinda."

Hening.

"Hei Adinda!"

Hening lagi.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang