FLASHBACK ALVINDO

808 23 1
                                    

"Alvindo sini sayang," panggil Mama Alvindo lembut.

Alvindo menghampiri Mama nya dengan senyum mengembang. "Iyah kenapa Mah?" tanya Alvindo yang tengah duduk dihadapan Mama nya.

"Kamu mau janji satu hal sama Mama?"

"Ehem. Aku janji Mah," kata Alvindo tersenyum.

"Kalo Mama udah pergi jauh, kamu harus jadi anak yang baik. Kamu harus menghormati Papah kamu yah sayang," ujar Mama Alvindo sambil mengusap rambut pria tampan itu lembut.

"SHITT! Kenapa Mamah ngomong gitu? Mama mau tinggalin Alvindo?" tanya Alvindo lirih.

Bayangkan saja anak seumuran Alvindo yang kini berusia tujuh tahun harus mendengar kata-kata menyedihkan itu.

"Mama gak akan tinggalin kamu sayang. Mama tetap ada disini," tunjuk Mama Alvindo di hatinya.

Alvindo memeluk Mamah nya dengan sangat erat, dirinya benar-benar tidak ingin kehilangan wanita itu.

Keluarga Alvindo itu memang sangat rukun. Papa, Mamah, Alvindo dan Kakaknya selalu akrab dan sering melemparkan lelucon receh. Sweet banget deh.

Suatu hari Mama Alvindo akan berangkat ke Eropa menghampiri Papah Alvindo yang ada disana.

"Vin, Mamah berangkat yah sayang. Mamah mau nyamperin Papah dan Kakak kami ke Eropa. Ingat pesan Mama, kamu harus jadi anak yang baik dan hormati Papah kamu. Kamu udah janji sayang," ujar Mamah Alvindo lembut sambil mengelus punggung badan pria itu.

Alvindo murung, dia tidak suka jika Mamah nya ngomong begitu. Seolah-olah dirinya akan pergi jauh. Hufft.

"Mah, Alvin janji. Tapi Alvin gasuka Mama ngomong gitu," lirih Alvindo.

Mama Alvindo tersenyum. "Udah ahh kamu jangan cemberut dong. Anak Mama kan udah gede," ujar Mama Alvindo tertawa kecil.

Alvindo senyum terpaksa. "Kenapa perasaan aku gak enak yah," batin Alvindo.

"Mama ngapain nyusul Papah dan Kakak kesana?" tanya Alvindo menatap Mamanya datar.

"Papah ingin Mamah kesana sayang, Mama juga gatau ngapain. Heheh."

"Tapi Mama janji yah pulang cepat. Alvindo pasti kangen Mamah," kata anak itu sambil memeluk wanita paruh baya itu.

Mama Alvindo mengangguk setuju. "Mama berangkat yah sayang, kamu jaga diri baik-baik. Bibi bakal jagain kamu disini," uajr wanita itu mengecup kening Alvindo lembut.

Alvindo hanya tersenyum tipis. Perasaannya tidak enak, seperti akan ada hal besar yang akan terjadi pada Ibunya. Alvindo berharap semoga firasat nya tidak benar.

Alvindo berpikir keras, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Ibunya? Alvindo tidak akan memaafkan Papah nya. Alvindo berjanji akan hal itu.

Drrrtttt...drrrtttt

Ponsel Alvindo bergetar menandakan ada panggilan masuk.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang