BULLYING

727 16 3
                                    

Tingg!!

Bunyi suara ponsel Adinda yang menandakan sebuah pesan masuk.

*Alvin😎*
Gue jemput yah.
Gak ada penolakan.

Adinda tersenyum membaca notif tersebut, membuat mood nya semakin baik saja hari ini.

Oke

Adinda turun ke bawah untuk melakukan ritual sarapan nya di pagi hari bersama Tante nya. Mereka hanya berdua karna Om Adinda sedang pergi ke luar kota.

"Kamu berangkat sama siapa sayang?" tanya Rita––Tante Adinda.

"Dijemput Alvin Tan," jawab Adinda tersenyum.

"Ahh cie, ponakan Tante udah ekhem ekhem yah," goda Rita membuat pipi Adinda merah merona.

"Apaan sih Tan," ujar Adinda malu-malu. Bersamaan dengan ketukan pintu dari luar. "Ha, pasti itu Alvin Tan. Dinda pamit yah Tante," lanjut nya lagi bangkit dari tempat duduk nya dan mencium pipi kiri dan kanan Rita, setelah nya gadis itu lari terbirit-birit menemui Alvin.

"Lama banget sih Lo buka pintu nya. Gue udah dikelilingi laler nih," ujar Alvindo dengan nada kesal.

Adinda mencari-cari posisi laler yang Alvin maksud. "Mana?" tanyanya ambigu.

"Apanya?"

"Laler nya."

Alvindo mengangkat alisnya. Sedetik kemudian, Alvindo tersenyum. "Gak ada laler sayang."

Adinda cemberut, gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Kamu mah ish," ujar nya memukul bahu Alvindo pelan bahkan sangat pelan, wkwkw.

Alvindo tertawa, pria tampan itu mengacak-acak rambut Adinda membuat gadis itu semakin cemberut.

"Yaudah hayuk berangkat," ujar Adinda sembari merapikan rambutnya yang berantakan.

"Iyah, tapi pamit dulu dong Din," kata Alvindo membuat gadis itu nyengir. "Oh iya, yaudah sono masuk."

Alvindo masuk dan pamit pada Rita. Setelahnya mereka berangkat ke sekolah menggunakan mobil milik Alvindo.

Sesampainya disekolah, teman-teman Alvindo sudah menanti kedatangan Alvindo.

Alvindo menggenggam erat tangan Adinda membuat gadis itu tersipu malu.

"Wih, pagi-pagi udah malem ganteng-ganteng aja nih bro," goda Raka tersenyum lebar.

"Neng Dinda, gandeng aa Angga aja," goda Angga memainkan mata nya dan tersenyum lebar.

"Jangan Din, tangan Raka sama Angga bau. Tadi mereka habis ngaret," ungkap Reza yang langsung mendapat toyoran dari kedua belah pihak, wkwk.

"Ngaret palelu," celetuk Angga yang mendapat cengirannya dari Reza.

"Udah jangan godain Adinda. Gue gamau cewek gue malu gara-gara candaan receh lu pada," ujar Alvindo membawa Adinda pergi dengan genggaman tangan yang masih menyatu erat.

"Cewe gue? Ya Tuhan cobaan apalagi ini?" batin Adinda memegang dadanya yang berdebar.

Alvindo yang memerhatikan tingkah lucu Adinda yang sedang memegang dadanya dan pipi nya yang merah merona malah tersenyum penuh arti. Adinda sangat menggemaskan.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang