Hujan deras turun satu jam sesudah teman-teman Alvindo pulang. Tentu saja hal ini membuat Adinda takut. Biarpun Adinda garang, tapi dia tetap takut dengan suara gemuruh hujan yang sangat deras apalagi petir yang tak memberi ampun pada penghuni bumi.
Adinda benar-benar takut, ia bingung harus bagaimana. Kenapa harus sekarang sih hujannya? Adinda tidak tau bagaimana ia meminta tolong pada penghuni rumah ini.
Ia benar-benar menggigil kedinginan, ia tidak suka menggunakan selimut saat hujan dan petir datang bersamaan.
Adinda tidak ada pilihan, ia harus meminta tolong pada lelaki itu, ia tidak bisa sendiri. Bisa-bisa dirinya akan mati kedinginan.
Adinda berjalan sempoyongan ke kamar Alvindo, ia takut bahkan tak sanggup menghampiri Adinda. Apa yang akan dikatakan Alvindo padanya nanti? Astaga.
Disisi lain, Alvindo juga khawatir akan keadaan Adinda. Bagaimana gadis itu? Apakah dia tidak takut suasana seperti ini? Perasaan apa ini? Pikiran Alvindo benar-benar berkecamuk saat ini.
Alvindo berjalan keluar kamar berniat menghampiri kamar Adinda. Ia ingin melihat keadaan Adinda. Ia tidak tenang, wajahnya gelisah.
Saat akan membuka pintu kamar Adinda, dia menemui Adinda dalam keadaan menyedihkan. Ia kedinginan dan memeluk kaki nya sendiri.
Alvindo khawatir, apakah Adinda takut dengan suara hujan dan petir?
"Lo baik-baik aja kan Din? Lo kenapa?" tanya Alvindo dengan raut wajah khawatir.
"Kenapa kamu ada disini?" tanya Adinda menatap wajah Alvindo lemah.
Alvindo diam, dan membantu Adinda berdiri menuju tempat tidur gadis itu. "Gue buatin teh hangat dulu yah?" tawar Alvindo ingin beranjak pergi.
Adinda menarik tangan Alvindo. "Vin, plis jangan tinggalin aku. Aku takut Vin... hikksss," ujar lemah sembari menangis.
Alvindo tidak tega, ia mengurungkan niatnya ke dapur dan menuruti kata Adinda. "Oke gue disini nemenin Lo, sekarang Lo tidur aja," ucap nya sembari duduk di tepi tempat tidur Adinda.
"Thanks," ujar Adinda tersenyum.
"Lo takut banget sama hujan dan petir?" tanya Alvindo menatap Adinda penuh dengan rasa cemas.
"Iyah, aku takut. Aku gasuka hujan ataupun petir," ungkap Adinda yang membuat Alvindo mengangguk mengerti.
"Sekarang Lo tidur yah, gue juga ngantuk nih," ujarnya lembut sembari tersenyum.
Adinda pun sudah tidur membuat Alvindo tersenyum hangat.
"cantik juga nih si cupu," batin Alvindo tersenyum.
Alvindo pun mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Adinda dan tangannya yang lain dilingkarkan di pinggang gadis itu.
Alvindo pun ikut tertidur dan sudah terhanyut ke alam mimpi.
Malam yang sangat mengesankan bagi mereka.
--------------------
"Engghhh," erang Adinda sembari membuka matanya dan menetralisir cahaya yang masuk ke kamarnya.
"Kok berat yah," batin Adinda merasa bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen Fiction~Adinda Ayara Putri Nazaret~ cewe yang mencari ketulusan dari orang lain yang bisa menerima dirinya apa adanya. Ia cewe pemberani, membuat semua orang curiga karena tampilannya tidak sesuai dengan karakternya. ~Alvindo Alexander Gomos~ cowo yang tid...