ALVINDO I

507 12 1
                                    

Saat ini ada dua insan yang bertemu. Tampaknya sudah sejak lama mereka tidak bersama. Karena adanya keegoisan satu sama lain.

"Kenapa harus nangis?" Tanya pria tersebut sembari menangkup wajah gadis ini.

"Ha? Emm, enggak kok," ujarnya sembari menyeka keluarnya air matanya.

"Lo cemburu liat gue sama cewe tadi?" Tanya pria itu lagi dan lagi.

"Nggak!" Jawab gadis itu dengan cepat.

"Trus kenapa dong?" goda pria itu pada Adinda.

"Kepo Lu ahh," ujar Adinda berniat untuk pergi dari hadapan pria itu.

Ketika benar-benar akan pergi, pria tersebut menahan tangan Adinda untuk tidak pergi dari hadapannya.

"Lo cantik banget," ujar pria itu pada Adinda.

Blush! Pipi Adinda langsung berubah seperti kepiting rebus.

"Watdepak! Tadi aja gapeduli dengan penampilan gue. Sekarang malah ngerayu gue. Mau nya apasih?!" batin Adinda.

Adinda saat ini benar-benar sedang bimbang. Hati dan pikirannya berperang seakan membuat perasaan Adinda bingung harus bagaimana.

"Ohh," jawab Adinda acuh.

Jujur saja jauh didalam lubuk hatinya, ia saat ini ingin memeluk pria itu. Tapi apalah daya, mereka saat ini tidak sekompak dulu.

"Gue pergi yah. Gue cuma mau bilang itu aja ke Lo. Kali aja Lo lagi nungguin kritikan dari gue. Hehehe," Kekeh pria itu dan berniat untuk pergi.

"Duh cakep banget sih nih cowok," batin Adinda.

"Oke," ujar Adinda pada pria itu.

Dan pria itu sudah pergi dari hadapan Adinda dan tidak tampak lagi keberadaannya.

"ALVINDO KAMPRET! TRIPLEK! DUGONG! ANAK SEMUT! MUKA BANTAL TAPI GANTENG! FUCEK BUAT LO!!" Teriak Adinda dengan segenap kekuatan nya.

Yah tentu saja pria itu adalah Alvindo.

Adinda sangat kesal! Dia merasa bahwa saat ini dia sedang dipermainkan oleh pria yang bernama Alvindo.

Bagaimana tidak kesal? Dia dirayu oleh Alvindo dan dibuat terbang. Dia blushing dihadapan Alvindo. Dia gugup dan dia merasa malu. Lalu? Alvindo langsung pergi tanpa memikirkan perasaan Adinda!

Adinda sangat kesal!

Adinda berjalan menelusuri koridor sekolah menuju ruang perpustakaan . Kali aja dia bisa tenang disana dan tidak ada yang mengganggu nya.

"Din?!" Teriak Bunga pada dirinya.

"Lo manggil gue?" Tanya Dinda sembari menunjuk dirinya.

"Ya iyalah Din. Yakali gue manggil setan. Hufft!" Jawab Bunga sedikit kesal.

"Ohh. Ngapain Lo manggil gue?"

"Anu.. Din. Di..dikelas a..ada...-" ujar Bunga terbata-bata dan langsung dipotong oleh Dinda.

"Anu apaan sih? Lo mau ngomong apa?" Ujar Dinda memotong perkataan Bunga.

Adinda bingung, masalah apalagi ini. Jantungnya kembali berdegup kencang. Pikiran nya tidak tenang.

"Ikut gue ke kelas deh," kata Bunga sembari menarik tangan Adinda.

Mereka berlari menuju kelas . Sesampainya disana, Adinda melihat barang-barangnya berantakan. Terlihat disana ada 3 orang cewe yang sedang mencari masalah dengannya.

"Apa-apa'an sih Lo? Kenapa Lo berantakin barang-barang gue?!" Tanya Adinda pada ketiga cewe itu dengan nada membentak.

"LO GAUSAH JADI CEWE GATAL DEH!" Ujar salah satu cewe itu dengan mata tajamnya dengan penuh penekanan.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang