PERASAAN DUA INDIVIDU

774 27 1
                                    

Alvindo hari ini sudah punya tujuan tersendiri yaitu ingin bertemu dengan Adinda alias menjenguk Adinda di Rumah Sakit.

Alvindo merasa benar-benaar merindukan gadis itu, biarpun gadis itu terkadang menyebalkan, tetapi dirinya tetap menyukai gadis cantik yang menyamar sebagai gadis nerd.

Kebetulan hari ini adalah weekend, Alvindo memutuskan untuk tidak pergi ibadah kali ini, pikirannya saat ini hanya pada gadis yang bernama Adinda itu.

Dalam perjalanan, Alvindo mampir ke rumah makan untuk membeli beberapa makanan untuk dirinya bawa ke Rumah Sakit. Karena dia yakin bahwa Adinda belum sarapan.

Setelah selesai membeli makanan untuk Adinda, Alvindo melanjutkan perjalanannya ke Rumah Sakit.

Alvindo tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai Rumah Sakit karena memang jaraknya tidak terlalu jauh.

Alvindo menelusuri setiap koridor Rumah Sakit dan sesekali menaiki beberapa anak tangga karena ruang rawat Adinda berada di Lantai 2.

Setelah mendapatan pintu dimana Adinda dirawat, Alvindo mengetuk pintu terlebih dahulu dan mengucapkan salam.

"Tok...tok....tokk...... Syalom..." Ujar Alvindo mengucapkan salam sembari mengetuk pintu.

Rita membalas salam Alvindo dan membuka pintu ruang rawat Adinda. "Syalom juga. Eh Alvindo, kamu ternyata. Yuk masuk" ajak Rita memberi senyum ramah nya pada Alvindo.

Di ruang rawat Adinda, hanya ada dirinya yang notabenya sebagai pasien. Karena Yanto (Om Adinda) memesan kamar VIP untuk merawat Adinda agar Adinda merasa nyaman.

"Hai," Sapa Alvindo pada Adinda yang sedang terbaring sambil memberikan senyum manisnya.

"Eh kamu Vin, kenapa gak kasih kabar dulu kalo mau kesini? Oh iya, kamu gak ibadah? Kenapa gitu Vin? Seharusnya kan kamu ibadah dulu'" Tanya Adinda panjang lebar.

Pertanyaan Adinda yang banyak itu membuat Alvindo maupun Rit menggeleng lucu karena Adinda yang keadaan masih sakit ternyata kebawelan nya tidak berubah.

Adinda mengerucutkan bibibirnya. "Kok kamu dan Tante ketawa? Emang ada yang lucu yah? Kan aku cuma nanya," lagi-lagi Adinda memberikan banyak pertanyaan membuat Alvindo semakin terkekeh.

Alvindo menatap Adinda intens dengn satu alis terangkat. "Lo mau gue jawab pertanyaan lo yang mana dulu?"

Adinda semakin kesal, bukannya menjawab Alvindo malah bertanya kembali pada dirinya. "Tau ahh kesal" ujar nya kesal dengan pandangan yang tertuju ke arah lain.

Alvindo malah suka dengan dengan suasana seperti ini. Tetapi dirinya tidak tega jika melihat Adinda bersedih, dirinya akan menghibur Adinda se-bisa mungkin.

"Pertama. Gue nggak ngabarin lo karena gue pengin aja. Kedua. Gue nggak ibadah karena gue khawatir sama lo. Ketiga. Karena gue kangen sama lo. Udah terjawab semua kan?" jelas Alvindo memberikan jawaban dari semua pertanyaa Adinda dengan wajah yang benar-benar serius.

Jawaban terakhir Alvindo membuat hati Adinda menghangat dan pipi nya memanas. "Alvindo kangen gue? OMG, mimpi gue apa ya Tuhan?" Batin Adinda nggak karuan.

Alvindo terkekeh dalam hati melihat pipi Adinda memerah seperti kepiting rebus, tetapi Alvindo menahan tawanya karena tidak mau membuat Adinda merasa malu.

"Iya udah kok. Btw, thanks yah udah jenguk aku," kata gadis itu tersenyum tulus.

Alvindo mengangguk sebagai jawabannya dan tersenyum pada Adinda yang sedang menatapnya. 

"Din, Tante pulang dulu yah sayang? Kamu ditemenin sama Alvindo dulu gapapa kan? Kamu gak keberatan kan Vin?" 

"Enggak sama sekali Tante," jawabnya tersenyum bahagia.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang