RUMAH SAKIT

752 21 1
                                    

Flashback on

"Bu Endang? Ibu dimana?" Adinda mencari keberadaan Bu Endang di sekitar ruangan gudang, namun nihil. Gadis itu tidak menemukan siapa-siapa.

BRAKK!!

Syerli muncul dari belakang Adinda dan mendorongnya hingga tersungkur ke lantai.

Adinda menatap Syerli. "Lo ngapain disini?!

"Ohh, ternyata cuma cover Lo doang yang cupu, otak Lo enggak! Gue kesini mau buat pelajaran ke elo karena udah berani-berani nya DEKETIN my prince!" jelas Syerli dengan penuh penekanan pada kata DEKETIN.

Syerli tersenyum licik bahkan sangat licik. Pintu gudang dikunci dan dijaga oleh dua dayang-dayangnya. Sedangkan di dalam, Syerli bersama dengan satu dayangnya.

Tapi mungkin mereka melupakan jendela. Jendela yang menjadi akses pertunjukan bagi yang melihat kejadian di gudang.

Citra. Citra melihat semuanya, dia bahkan mem-videonya. Dia tidak berani untuk menghampiri nya.

Adinda berdiri berniat untuk membalas perbuatan Syerli, namun usaha nya tidak berhasil. Dayangnya Syerli sudah terlebih dahulu mendorongnya dan menjambak bak rambutnya sangat kuat.

"Lo mau ngelawan? Oh nona, tinggi sekali khayalanmu. Lo gak liat pintu nya ke kunci? Lo mau kabur lewat mana?!" tanya Syerli sambil mencengkram dagu Adinda dengan sangat kuat.

Adinda meringis pelan akibat rambut nya yang dijambak dan dagunya yang dicengkeram. "Lepasin tangan Lo bitchh! Gue bakal buat Lo nyesel habis ini!" Ancam Adinda yang masih dalam keadaan kesakitan.

"Gue? Gue bakal nyesal?! Hahahaha, halu banget sih Lo!" Syerli tertawa penuh kemenangan. Sedetik kemudian, raut wajah nya menjadi seram.

"Lo gatau kan? Alvin bakal nolongin gue. Sekuat apapun tenaga Lo buat hancurkan gue, gue gak akan pernah hancur. Gue pastiin Lo yang bakal hancur berkeping-keping. Dan Lo akan sujud di kaki gue! Kalau pun gue mati, Lo harus ikut gue ke liang kubur! Ngerti Lo!"

PLAKK!!!!

Tamparan pertama berhasil mendarat di pipi mulus Adinda. "Kurang aja yah Lo. Masih aja berani ngelawan" ujar Syerli yang emosi nya sudah memuncak.

Adinda memendam rasa sakit nya. "Kenapa gue harus takut sama cewek licik kayak elo?!!" berontak Adinda.

PLAKK!!!

PLAKK!!!

Syerli menampar pipi kiri dan kanan Adinda bergantian sampai Adinda berhasil menjerit. Alhasil, Adinda terlihat begitu kesakitan.

Adinda merasakan panas di pipi kiri dan kanan nya akibat tamparan keras yang mendarat di pipinya. Adinda berharap ada seorang malaikat yang menolongnya. Dia sudah tidak tahan lagi.

"Lo mau tampar lagi? Tampar! Lo pikir, dengan Lo buat gue mati, Lo bisa dapetin Alvindo? Hahah gak akan bisa! Halu Lo ketinggian!" Tantang Adinda.

"Masih berani juga yah Lo!" geram Syerli dan mencambuk badan Adinda menggunakan ikat pinggang.

"Awww!" jerit Adinda merasa kesakitan.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang