JUJUR

866 24 1
                                    

Adinda dan sahabat-sahabatnya saat ini sedang berada di kediaman Adinda. Mereka berniat untuk mengerjakan tugas yang notabenya itu adalah tugas kelompok.

"Din, ada makanan gak?" tanya Salsa nyengir kuda.

"Dih, makanan mulu yang ada di otak Lo nyet!" cibir Yesicca menoyor kepala Salsa.

"Kok Lo nyolot sih? Gue laper nih," kata Salsa melotot kearah Yesicca.

"Berantem terosssss!!! Kapan sih cibiran Lo berdua nyampe finish?!" sinis Kasih merasa kesal.

"Udah udah. Sal, lo pesen sama bibi sono. Gausah berantem!" ketus Adinda.

Adinda heran, kenapa dia harus punya sahabat kampret seperti mereka. Ribut aja kerjaannya. Yasudahlah, toh juga mereka tetap yang terbaik buat Adinda. Karna mereka itu adalah sahabat Adinda sejak kecil. Hanya saja mereka belum menyadari akan hal tersebut.

Mereka ber-empat sebenarnya sangat malas ngerjain tugas itu, tapi yah apa boleh buat? Toh juga ini demi masa depan mereka.

Setelah cukup lama menghabiskan waktu mengerjakan tugas, Adinda teriak lega. "YES!! FINISH!"

"OMG, AKHIRNYA SELESAI JUGA! PEGEL BANGET TANGAN GUA!!" Teriak Salsa loncat-loncat kegirangan.

"Bisa diem gak? Setdah nih bocah! Lagian daritadi kerjaan Lo makan doang nyet, yang ngerjain Dinda doang! Teriakan lo buat telinga gue sakit, tau gak!" seru Yesicca kesal.

Bagaimana tidak kesal? Teriakan Salsa memenuhi ruangan membuat telinga siapapun yang mendengarnya akan merasa sakit. Padahal, kerjaan Salsa daritadi hanya ngemil alias makan. Dasar Salsa!

Salsa hanya nyengir kuda merasa tak bersalah. "Gue ikut seneng dong, secara temen gue si Dinda bisa nyelesaiin SE-MU-A-NYA!" kata Salsa yang diakhir kalimatnya penuh penekanan. Yang lain hanya menggeleng pasrah. Biarkan semerdeka Salsa!

"Semerdeka Lo aja nying!" sinis Yesicca pasrah.

Seketika hening, tidak ada yang berbicara satu pun.

"Hmm, gaes? Aku mau ngomong sesuatu," ujar Adinda memulai percakapan.

Sahabat-sahabat Adinda saling menatap satu sama lain. "Nanya apa?" kata Kasih menatap Adinda penasaran.

"Nanya apaan Din?" Salsa dan Yesicca tak kalah penasarannya.

"Tapi janji yah, Lo semua gausah bilang ke orang-orang nanti?!" kata Adinda menunjuk mereka satu persatu sambil memicingkan matanya.

Kasih, Yesicca dan Salsa mengangguk. "Janji," kata mereka bersamaan.

"Gue nyamar," ujar Adinda to the point .

Hanya dua kata, tapi itu semakin membuat sahabat-sahabat nya bingung. "Maksud Lo apasih?!" tanya Kasih menatap Adinda dengan tatapan bingung.

"Kalian bener-bener gak kenal sama gue?" tanya Adinda memastikan.

Yesicca dan Salsa menggeleng. Sedangkan Kasih seperti mengingat sesuatu.

"Lo Kas? Apa Lo kenal sama gue?" tanya Adinda karna ia melihat Kasih tampak berpikir.

"Bentar deh. Gue juga selama kenal sama Lo, kayaknya gue udah kenal lama banget sama Lo. Tingkah Lo, cara bicaranya elo, itu semua kayak sama seperti sahabat kecil gue dulu. Gue ngerasa kalo dia itu adalah elo. Tapi gue gak yakin, karna setau gue dia itu cantik dan selalu sinis kalo liat cewe cupu. Jadi, gue buang jauh-jauh pikiran gue mengenai dia yang mirip sama Lo," jelas Kasih panjang lebar dengan raut wajah yang serius.

Kasih memang selama ini merasa ada hal yang aneh jika bersama dengan Dinda. Seperti mereka sudah berkenalan sejak lama. Tapi, alasan yang membuatnya tak yakin yaitu Adinda tidak suka melihat cewe cupu alias nerd.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang