PERMINTAAN ALVINDO

1K 45 2
                                    

"Nginep disini yah," bisik Alvindo yang membuat Adinda mendongak seakan tak percaya pada kalimat yang dilontarkan cowok gesrek itu.

"Maksudnya?" tanya Adinda ambigu.

"Lo nginep disini bego!" ujar Alvindo sembari menoyor kepala Adinda pelan.

"Gak! Tante aku bisa marah nanti. Kamu gilak?"

Adinda benar-benar tak habis pikir sama jalan pikiran cowok ini. Bisa-bisanya ia menyuruh Adinda untuk menginap di rumahnya. Memangnya Adinda cewe murahan apa? Bagaimana jika Alvindo berbuat yang aneh pada dirinya? Aduhh, pikiran Adinda saat ini sangat berkecamuk. Apa yang akan dikatakan orang-orang nantinya pada mereka? Dasar triplek goblok!

"Siniin hp Lo," ujar Alvindo mengulurkan tangannya dengan wajah yang datar.

"Ngapain?"

"Gue yang bilang ke Tante Lo, udah buruan!" paksa Alvindo membuat Adinda menurut saja.

"Kenapa gue nurut sih?! Astaga!" batin Adinda.

Alvindo meraih ponsel Adinda dan menghubungi Tante Adinda––Rita.

"Halo Tante," sapa Alvindo.

"Halo, kok kayak suara cowo yah? Kamu siapa?" tanya Ritaa dari sebrang sana.

"Saya Alvindo temen nya Adinda Tante. Apakah boleh Adinda nginap di rumah saya malam ini Tante?"

"Maaf nak Alvindo, tidak baik anak perempuan satu atap dengan anak laki-laki sebelum sah"

"Saya mengerti Tante, hanya saja Adinda telah membuat saya sakit perut, jadi hukumannya saya suruh dia nginap dirumah saya Tante. Saya tidak akan macem-macem pada Adinda Tante"

"Kenapa gak berani bilang kalo gue itu Lo suruh babu Lo?! Dasar munafik! Manis di depan, pahit di dalam!!" umpat Adinda dalam hati.

"Oke, baiklah nak Alvin. Besok jangan lama-lama antar Adindanya pulang"

"Oke Tante," ujar Alvindo sembari mematikan sambungan telepon nya.

Alvindo menatap Adinda datar. "Udah kan? Sekarang Lo keatas trus mandi, Lo temenin gue ke Mall," titah Alvindo masih dengan tatapan datar.

Adinda mengernyit bingung. "Mall? Ngapain?" tanyanya ambigu.

"Gausah bacot!" putus Alvindo langsung berlalu dari hadapan Adinda.

Adinda semakin kesal saja dibuatnya, seenak jidat nya saja menyuruh Adinda. Lihat saja pembalasan Adinda nanti! Tentu saja Adinda tidak akan tinggal diam! Itulah yang Adinda pikirkan.

Adinda pun melakukan apa yang Alvindo perintahkan. Setelah selesai, ia memutuskan untuk turun menghampiri pria galak itu.

"Kenapa baju Lo itu?" tanya Alvindo melirik pakaian yang dikenakan Adinda. Yaps, Adinda masih memakai pakaian sekolah.

Alvindo sedari tadi berada di ruang tamu menunggu gadis aneh itu sembari bermain game.

"Emang kamu liat, aku bawa baju?" jawab Adinda ketus.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang