Chapter [13]

343 60 20
                                    

Jieun's (real Kim Jiwon)

Aku terlonjak kaget ketika tiba-tiba tangan melingkar di perutku, tak lupa dagunya kini menopang di pundakku. Aku sudah hafal dengan pemilik aroma maskulin yang membuatku nyaman, Kwon Jiyong. Siapa lagi pelakunya. Hanya kadang aku masih belum terbiasa dengan skinship yang tiba-tiba ia berikan. Hei aku bahkan belum pernah berpacaran, bertukar di tubuh orang yang memiliki kekasih ini sungguh membuat aku sering senam jantung.

"Kau sedang buat apa?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur. Jujur saja aku sedari tadi menahan geli karena dia terus-terusan mengusal ke leherku.

Aku menoleh sejenak, "Kopi untukmu." lalu melanjutkan memasukkan kopi dan gula secukupnya ke mesin kopi.

Kurasakan dia mengangguk. Aku tertawa kecil, aku menyukai ketika dia bangun tidur, wajahnya begitu polos dan lucu. Seperti anak kecil berusia 5 tahuanan. Tapi jika sudah bangun kharismanya tak bisa ditolak, huft aku saja berdebar hanya melihatnya.

"Cuci muka dan sikat gigi dulu sana, atau mandi sekalian. Aku sudah menyiapkan omurich untukmu." ucapku kini mengusap surai hitamnya.

Kurasakan lagi di mendongak, "Omurich?" tanyanya.

Aku mengangguk sebagai jawaban, "Kau tidak suka?" tanyaku memastikan. Aku belum begitu paham apa yang ia sukai dan yang tak ia sukai. Takut dia alergi atau bagaimana.

Dia menggeleng, "Aku menyukainya." mendengar itu aku menghela nafas lega. Jadi tak perlu repot-repot lagi memasak.

Cup

Dia mencium pipiku lalu melepaskan pelukannya, sebelum melesat pergi dia menampilkan  cengirannya, jujur saja aku menyukai senyumnya. Dia sangat manis, tapi aku pura-pura saja mendelik marah kearahnya padahal setelah ia menghilang di dapur aku tersenyum. Bahagia, hanya saja disisi lain aku tak ingin jatuh keperasaan yang semakin lama semakin berkembang.

Aku bukan Lee Jieun seperti yang ia kira. Aku orang yang berbeda. Aku kadang merasa bingung kenapa aku harus bertukar dengan Jieun eonni. Padahal yang ku lihat hubungan mereka baik-baik saja. Ah sudahlah aku juga tak tahu.

Aku sudah selesai menyiapkan makanan, kuliah dia juga sudah keluar dari kamar dengan menggunakan pakaian santainya. Dahiku mengrenyit samar.

"Kau tidak kerja?" tanyaku saat dia sudah duduk di hadapanku.

Dia menggeleng, "Kenapa?" tanyaku lagi. Tumben sekali padahal Jiyong itu tipe workholic . Lagipula di seorang CEO apa mungkin Ceo sebebas itu ya?

"Kaukan besok pergi. Aku ingin berdua denganmu hari ini."

Sontak saja membuat rahangku jatuh, bukan karena kalimatnya tapi nada bicaranya, di sedang beraegyo jika kalian tahu. Nadanya dibuat-buat seperti anak kecil. Astaga.

"Akukan pulang bukan pergi, lagipula kaukan bisa mengunjungiku setiap waktu. Atau aku yang berkunjung kesini.."

"Tidak mau. Tetap saja aku sedih." ucapnya lagi sambari mengecutkan bibirnya lucu. Astaga Kwon Jiyong ada apa denganmu hari ini?

Aku lalu menghela nafas pelan, "Bagaimana kalau kita kencan hari ini? Kitakan belum pernah jalan-jalan berdua setelah aku keluar rumah sakit."

"Jinjja?" tanyanya dengan wajah berbinar. Reflek aku mencubit dua pipinya gemas, "Iya."

"Baiklah." serunya tersenyum lebar, akupun melepaskan cubitanku dan duduk memakan sarapanku. Begitupun dengannya yang memakan dengan antusias.

Huftt ternyata dia juga bisa menggemaskan seperti anak itik.

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang