Chapter [18]

339 48 11
                                    

Jiwon's (real Lee Jieun)

Beberapa kali aku melirik kearah pemuda yang tengah mengemudi menatap jalan lurus tanpa ada sepatah katapun. Biasanya obrolan ringan atau lelucon garing yang ia lontarkan dapat menghidupkan suasana agar tak canggung. Namun kali ini tak ada sepatah katapun yang keluar dari ceruk bibirnya setelah kita dalam perjalanan pulang dari kediaman Nyonya Kim.

Masih terekam jelas dalam ingatanku satu jam yang lalu tentang pertanyaan yang Nyonya Kim lontarkan pada Mino. Hanya saja Mino memilih bungkam.

"Apa kau tahu Jiyong? Tidak, lebih tepatnya mengenal Kwon Jiyong?"

Mino memilih diam membuat Nyonya Kim tersenyum seolah tahu apa yang sedang dirasakan Mino.

"Aku tidak akan memaksamu untuk menjawab karena ku yakin ini adalah pertanyaan tersulit untukmu.." Nyonya Kim menghela nafas sejenak.

".. Namun kusarankan untuk membuang ego kalian masing-masing terlebih dahulu karena baik antara Kwon Jiyong dan Kim Jiwon mereka mungkin sama-sama dalam bahaya. Hanya dengan kalian bekerja sama ,kemungkinan mereka bisa selamat,"

Aku menghembuskan nafas kasar, segala penuturan yang Nyonya Kim berikan membuatku pening bukan main. Sebenarnya ada hal apa dibalik ini semua, kenapa harus melibatkan Jiwon dan Jiyong dalam masalahku.

Aku melihat beberapa jarak lagi ada mini market, setidaknya kita harus berhenti dahulu. Terlebih melihat Mino yang sepertinya pikirannya melayang entah kemana.

"Mino-ya, kita mampir ke mini market dulu," Kulihat ia sedikit tersentak mendengar penuturanku barusan.

"Kau ingin membeli sesuatu?" tanyanya yang ku balas anggukan cepat.

"Baiklah," ucapnya kini memperlambat laju mobil. Tak butuh waktu lama ia menepikan mobilnya dekat minimarket 24 jam.

Aku melepas sabuk pengamanku menoleh sebentar kearahnya yang tengah menyandarkan tubuhnya ke kursi, "Turunlah sebentar, menghirup udara segar tak ada salahnya. Lagipula perjalanan kita masih cukup jauh." ucapku seraya tersenyum kearahnya.

Aku tahu bahwa dia tidak baik baik saja.

Kuputuskan turun dari mobil dan masuk ke dalam mini market membeli beberapa minum dan makanan, ku lihat dia ikut turun dan duduk di kursi depan mininarket. Aku tersenyum kecil , setidaknya walaupun mood Mino tak dalam kondisi baik, ia tak keras kepala. Tidak seperti Jiyong yang kadang keras kepala melebihi batu.

Aish aku merindukannya.

Aku keluar membawa sekatung plastik kecil berisi makanan dan 2 cup minunan kopi hangat, menghampirinya yang tengah memandang lurus hamparan sawah , memberikan salah satunya untuk Mino.

"Terima kasih," ucapnya setelah menerima minuman dari ku.

Dengan senang hati aku mengangguk dan tersenyum , lalu ikut mendudukkan diriku di bangku kosong dekatnya. Ikut memandang hamparan sawah yang memebentang luas di sebrang sana, tak pelak udara disini masih segar, khas pedesaan.

Lama kita terdiam akhirnya aku mencoba untuk bertanya terlebih dahulu, "Kau baik baik saja?" tanyaku menatap ke arahnya. Ku lihat ada gurat lelah terpatri pada wajahnya.

Dia meneguk minumannya lalu menoleh kearahku ,"Memangnya mengapa diriku?"

Aku mendengkus kesal, bukan menjawab pertanyaanku malah berbalik bertanya dan itu terkesan menyebalkan bagiku.

"Hanya terlihat aneh," ucapku kini menunduk menatap lurus sepatu biru laut yang ku kenakan. Ku dengar dia terkekeh pelan.

"Kau mengkhawatirkanku?" Sontak aku menoleh sambari mengrenyit , "Jangan terlalu percaya diri."

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang