Chapter [15]

322 50 15
                                    

Play video diatas .

Seperti yang telah mereka rencanakan. Kini
Jiwon dan Mino sedang menuju Ilsan untuk menemui ibu Namjoon dengan mobil Namjoon yang berada di depan memimpin mobil mereka. Sedari tadi juga mereka hanya mengobrol ringan, rasa gelisah hinggap di lubuk Jiwon. Siap tidak siap ia harus menceritakan keseluruhan masalah ini bermula hingga menemui titik terangnya.

Jiwon menghela nafas pelan, lantas ia menurunkan kaca mobil dan semilir udara luarpun kini menerpa wajahnya dengan sejuk. Ia tersenyum kecil, sudah lama sekali ia tak merasakan udara yang sejuk di atas teriknya matahari.

Begitu juga Mino, melirik Jiwon sekilas. Sejemang ia ikut tersenyum, jarinya terulur untuk memencet tombol musik dalam radio mobilnya.

Song Minho - Aurora (yg diatas itu judulnya ini)

Menemani perjalanan panjang mereka, dengan lagu yang menurut ia sangat mendukung suasana saat ini.

"Mino-ya?" panggil Jiwon setelah menutup kaca jendela.

"Hm."

"Jika aku sudah kembali ke tubuhku lagi apa kau masih ingin berteman denganku?" tanya Jiwon membuat Mino diam untuk beberapa sesaat.

Ia menoleh ke arak Jiwon sejenak, lalu mengangguk tersenyum, "Tentu saja." yang kemudian kembali menatap lurus pada jalan.

Jiwon tersenyum kaku, ia bingung sebenarnya. Kenapa rasanya tak rela Mino mengiyakan begitu saja, bolehkah ia berharap Mino memperjuangkannya? Hanya saja jika kembali pada awal, ia bukan siapa-siapa. Dan yang jelas Mino hanya menyukai Kim Jiwon bukan Jiwon dengan jiwa Lee Jieun.

Tanpa Jiwon sadari Mino ikut menghela nafas berat, ada apa sebenarnya dengannya. Kenapa dada sebelah kirinya terasa aneh? Tidak! Ia tak boleh seperti ini.

-

Menempuh perjalanan lumayan panjang akhirnya mereka tiba di halaman rumah milik Ibu Namjoon. Memarkirkan mobil dengan benar lalu turun dari mobil masing masing. Baik Mino dan Jiwon pun lekas menghirup nafas panjang. Udara di daerah pegunungan benar-benar segar.

Rumah tradisional sederhana pun terlihat sangat bersih di penglihatan mereka. Jauh dari perkiraan mereka, ia mengira suasananya akan mencengkam dan terletak di pegunungan tapi ini ternyata biasa bahkan suasananya sangat ramah.

"Ayo masuk." ajak Namjoon pada mereka berdua yang dibalas anggukan oleh mereka berdua.

Namjoon membuka pintu rumah diikuti mereka berdua. Yang lebih mengagumkan di mata mereka berdua desain dalam rumah Namjoon sangat modern walau masih beberapa ruangan yang masih tradisonal.

"Oh Hyung kau sampai!!" pekik pemuda dengan antusias saat Namjoon melangkahkan kakinya masuk ke ruang tengah. Begitu Namjoon datang pemuda berusia sekitar 17 tahun itu langsung memeluk Namjoon dengan sangat gembira.

"Ah Hyung.. Aku sangat merindukanmu." ucapnya masih memeluk Namjoon erat, Namjoon pun hanya terkekeh sambari menepuk punggung adiknya itu.

Pemuda itu melepaskan pelukannya, menatap kedua orang yang ada di belakang Namjoon, Jiwon dan Mino.

"Mereka siapa Hyung?" tanyanya.

"Mereka temanku, ah iya dimana eomma?" tanya Namjoon pada pemuda itu yang masih menatap mereka tajam membuat mereka berdua tersenyum kikuk.

"Dirumah bibi Park. Ah dia yang ingin bertemu eomma?" Namjoon mengangguk.

Tiba-tiba saja senyum pemuda itu mengembang hingga terbentuk senyum lebarnya berbentuk kotak, "Daebak! Ah noona perkenalkan namaku Kim Taehyung. Panggil saja Taetae, noona tahu aku lebih tampan dari Hyung dan tentunya lebih pintar." ia mengulurkan tangannya berniat bersalaman

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang