Chapter [20]

288 44 9
                                    

Pemuda bersurai coklat itu kini tengah bersenandung ria memasuki pekarangan rumah yang tampak ramai akan percakapan beberapa orang. Lantas langkah kakinya membawanya masuk tak lupa ia menyapa dengan lantang sesaat masuk ke dalam.

"Aku datang~~" serunya kini memasuki ruang tengah. Mendapati kedua wanita yang tengah duduk di meja makan tengah mengiris bawang merah dan cabai. Baru ingin ia memuji mereka , pemuda itu terpenjat kaget.

"Oh kau datang..." ucap salah satu mereka seraya mengusap air mata yang keluar. Pemuda itu tercengang atas apa yang di lihatnya. Dua wanita dengan wajah yang kacau ketika mengangkat wajahnya, dengan menyerot ingusnya keras membuat pemuda itu semakin bergidik ngeri. Mereka seperti zombie.

Mata pemuda itu tertuju pada wadah berisikan bawang merah , bawang putih, bawang bombay dan cabai yang sudah di potong. Hanya kurang bawang merahnya saja. Terdengar helaan nafas berat dari pemuda itu lantas pemuda itu mengambil begitu saja wadah yang masih tersisa bawnag merah dan putih tersebut.

"Eh itu mau dibawa kemana?? Heii.." tanya Kim Jiwon yang tak digubris oleh Mino. Dengan segera Jiwon beranjak dari duduknya mengekori Mino menuju dapur.

"Kau mau apa?" ucap Jiwon masih mengekori Mino yang kini sibuk menyalakan microwive. Lanats wadah itu di masukkan ke dalam microwive selama beberapa menit saja. Jiwon yang berada di belakangnya hanya mengangguk angguk mengerti apa yang dilakukan pemuda itu.

Beberapa menit saja Mino mengeluarkan wadah itu dan memberikannya pada Jiwon "Sekarang bersihkan kulitnya. Aku akan menangani yang satu." ucapnya yang kemudian kembali keluar dapur dan menghampiri Jinra yang tengah mengiris cabai.

Di belakang Jiwon hanya tersenyum senang, kenapa ia sampai tak kepikiran dengan cara yang dilakukan Mino.

"Kim Jinra.. Cuci tangan saja jangan lupa pakai sabun. Oppa akan menggntikanmu,"

Agaknya bocah kecil itu menatap Mino dengan berbinar,"Benarkah??? Yesss!! Gumawooo oppaaa kau memang terbaik." pekik gadis itu yang kemudian berlari ke arah dapur dan mencuci tangannya.

Mino hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil. Wajahnya kembali berubah datar ketika Jiwon menatapnya tanpa berkedip tak lupa mulutnya yang sedikit terbuka. Bukan pada sang empu melainkan pada aktivitas Mino yaitu mengiris bawang dengan kecepatan tinggi.

"Tutup mulutmu aku tidak ingin meja ini banjir air liurmu." sarkasnya. Jiwon lekas mengatupkan bibirnya mendelik kearah Mino sebentar lalu kembali memperhatikannya.

"Daebak!! Kau mengiris seperti mencincang asal,." Jiwon lantas mengambil irisan tipis dan menentengnya tinggi sambari berdecak kagum. "pantas saja kau terkenal." gumamnya lagi.

"Memang nanti ada acara apa? Kenapa ibumu memasak banyak?" tanya Mino masih dengan mengiris bawang.

"Ah.. Entah. Tapi kata ibu ada acara makan malam nanti, ada tamu juga yang datang. Kau datang ya nanti." ucap Jiwon.

Mino mengangguk, "Jika tidak acara.. Lalu sekarang bibi dimana?"

"Sedang keluar membeli sesuatu." jawab Jiwon lagi.

Mino menghentikan irisannya menatap wanita didepannya itu, merasa ditatap Jiwon lantas mendongak membalas menatap Mino dengan tatapan bingung.

"Apa?"

"Kau hanya diam disitu?"

"Memang harus apa?"

Helaan nafas terdengar dirungu Jiwon, "Kerjakan yang lain. Potong daging itu." perintah mino.

Jiwon menepuk jidatnya, "Benar." bergegaslah Jiwon dengan cekatan mengambil daging untuk ia iris.

---

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang