Chapter [07] 17+

649 74 12
                                    

Oh ayolah bukan itu yang ingin Jiyong tau. Jiyong ingin Jiwon ingat bahwa sebenarnya Jiyong adalah....

Ah sudahlah.

"Kenapa kau malah mengingat itu?" kesal Jiyong. Jiwon tersenyum lebar.

"Memangnya kenapa? Memang dirimu terkenal.. Wah daebak, aku bisa bertemu orang sekeren dirimu." puji Jiwon tanpa sadar. Jiyong menoleh, sejak kapan..

"Sejak kapan kau memujiku keren? Kau menyadarinya jika aku keren? Wah sungguh tak ku percaya." kegirangan Lee Jieun berhenti tatkala mendengar Jiyong berkata seperti itu.

"Memangnya aku tak pernah memujimu? Tak pernah?"

Jiyong mengaga tak percaya, hilang ingatannya merubah sifat gadis didepannya itu total.

"Kau bercanda? Kau bahkan tak pernah memujiku sedikitpun. Yang kau puji hanyalah chef itu. Tak ada bandingannya denganku. Ck."

Jiwon melipat bibirnya kedalam, "Jinjja? Memangnya siapa dia?"

"Wahhh... Aku harap kau benar benar lupa dan tak mengingat chef sialan itu. Aku tak ingin memberitahumu."

"Yak jangan mengatainya sembarangan. Aku yakin dia pasti lebih tampan darimu. Hingga kau mengatainya."

Jiyong melotot tak percaya, "Yak jangan sembarangan. Aku lebih tampan dan keren darinya. Heran saja. Banyak wanita yang tergila gila denganku. Tentunya lebih kaya."

Jiwon mencebikkan bibirnya, mengendikan bahunya, "Tak percaya. Eumm.. Aku rasa aku tahu orangnya."

"Yak jangan diingat. Aku tidak suka." jawab Jiyong kesal. Padahal Jiwon sedang mengerjainya. Salah siapa Jiyong suka menggodanya. Sekarang giliran Jiwon.

Balas dendam

"Bukanya chef... Eum ..ahhhh... Song Mino bukan?"

"YAK!" Bentak Jiyong membuat Jiwon bungkam.

Namun bukan malah takut Jiwon kini sedang menahan tawanya. Melihat wajah Jiyong yang marah seperti anak kecil membuat Jiwon gemas. Padahal ia hanya menebak. Membawa nama tetangganya. Ah iya bagaimana kabar tetangga rewelnya itu?

Jiyong kemudian meninggalkan Jiwon, ia memilih pergi kekamarnya. Merajuk ruapanya.

"Jiyong? Kau marah? Jinjja?" tanya Jiwon yang tak diubris oleh Jiyong. Dan sekarang Jiwon merasa bersalah ketika Kwon Jiyong menutup pintu lumayan keras.

"Hah.. Dia marah." Jiwon dengan lahapnya kini menyantap makanannya. Ia mencuci piring setelah itu ia memberanikan diri untuk menghampiri kamar Jiyong. Tak enak jika marahan dengan orang serumah.

Tok tok tok

Kini Jiwon mengetuk pintu tapi tak ada jawaban dari dalam. Ia meraih gagang pintu lalu membuka pintu perlahan. Tak dikunci.

"Jiyong-ssi.. Kau didalam." Jiwon menyembulkan kepalannya dari balik pintu.

Matanya melihat sekeliling, menangkap sosok yang kini tengah bergelung diselimut. Jiwon menghela nafas antara lega dan bingung, Jiyong tadi hanya mengintip sekilas dan kini wajah dan tubuhnya tertutup selimut sepenuhnya.

Mau tak mau Kim Jiwon kini mendekatinya, naik kesisi ranjang kosong. Ia mencoba membuka selimut Jiyong namun pria itu menahannya cukup erat.

"Kau masih marah? Jiyong... Jangan marah eoh? Tidak enak jika seperti ini. Mianhae ne? Ne? Ayolahhh Jiyong.. Aku bingung jika kau marah,"

Dibalik selimut Jiyong tersenyum lebar mendengar rengekan Jiwon. Tapi ia mencoba menahan semuanya. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan Jiwon selanjutnya. Salah sendiri dia membuat dirinya kesal.

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang