Chapter [27]

275 51 6
                                    

Gue cuma mau bilang. Jangan kecewa sama endingnya nanti. Gue bakal ngingetin ini setiap up wkkwwk .

Happy reading

Namjoon mondar-mandir gelisah, setelah menghubungi Seungri ia langsung memintakan surat perintah pada Jeon Jungkook, sialnya Jungkook tak kunjung kelihatan batang hidungnya. Ia mengecek arlogi yang melingkar di pergelangan kanannya. Waktunya tidak banyak.

"Hyung surat perintahnya sudah keluar." Mendengar itu Namjoon langsung bergegas bersama tim yang sudah ia siapkan. Ia langsung mengabari Hoseok dan juga Eunhyuk, situasinya sepertinya tidak aman. Eunhyuk berkata bahwa sepertinya mereka telah tahu keberadaan polisi disana.

Mereka tidak bisa masuk dan menerobos ataupun melawan jika surat perintah penangkapan tidak dibawa. Maka dari itu Eunhyuk dan beberapa polisi terjebak diluar bersama bodyguard-bodyguard yang mengawal gedung cabang LJ group.

Sesampai di sana Namjoon mengutus Jungkook membawa surat perintah menyusul Eunhyuk sedangkan dirinya langsung menuju  ke gedung tua. Surat perintah pun ada dua, yang dibawa Namjoon dan Jungkook. Namjoon dan anak buahnya langsung menyebar, disana keadaannya sudah ricuh. Tim Kim Seokjin sudah turun tangan melawan para penjaga. Ia menghela nafas kasar, Namjoon terlambat.

"Sial." Desis pria dengan senapan panjang di depannya. Ia mengarahkan kepada seseorang yang hampir saja akan menembak Namjoon dari atas gedung sana. Beruntung dia langsung menghalangi dengan menembakkan pelurunya ke arah sana.

"Namjoon!! Mereka menuju keluar gedung tua memasuki mobil. Ia sepertinya mengganti arah tidak jadi ke gedung cabang. Helikopternya pergi menuju arah barat."

Namjoon mengumpat, ia langsung menghubungi Eunghyun untuk mengejar mobil hitam milik Lee Gunmo. Dia langsung berlari masuk ke gedung tua setelah mendengar tembakan keras yang menggema di balik earpiece nya. Tubuh Namjoon mematung melihat seseorang tergletak bersimbah darah pada bagian dada kanannya.

Namjoon langsung berlari menghampiri dengan wajah panik bukan main. "YAK!! PANGGIL AMBULANS CEPAT!!" ucap Namjoon dengan seseorang dibalik earpiecenya.

Dia melepas kemeja luaranya dan langsung mengarahkan ke luka tembakan itu, "Ji-Ji..yongh.."

"Ssst diamlah Yoora jangan bicara dulu." Jiyong dibantu Namjoon untuk memampatkan luka tembakan pada Yoora. Setelah Mino di lepaskan talinya ia ikut menghampiri mereka membantu mengambil alih yang di lakukan Namjoon. Namjoon langsung menelpon agar ambulance cepat datang.

Han Yoora tersenyum , melihat orang yang ia cintai kini di hadapannya. Kini mengkhawatirkannya, ia senang bisa melakukan untuk seseorang yang ia cintai walaupun dengan nyawanya. Dia merasa bersalah melakukan semua ini, dia terlalu bodoh ikut memaikan permainan ini membahayakan banyak nyawa orang termasuk sahabat ia sendiri dan orang yang ia cintai. Dia terlalu percaya dengan Lee Junki.

Tangan Yoora menggenggam erat tangan Jiyong seraya menatap pria itu sendu, begitu pula Jiyong membalas menatapnya, "Ji ... Maafkan aku ... Aku ... Mencintaimu ... Maafkan ... Aku ... Tolong sampaikan maafku ... Kepada Jieun ... Uhukk, aku mencintaimu Ji..yong."

Genggaman Yoora melonggar bersamaan dengan ia menutup mata. Tak lama petugas langsung datang menghampiri mereka membawa Yoora dengan sigap, Jiyong terduduk lemas menatap kosong lantai, ia menatap sebuah USB yang kini berada ditelapak tangannya. Digenggamnya USB itu dengan kuat.

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang