Chapter [17]

301 48 23
                                    

Kalo gue liat sidersnya pada suka MinJie couple kayaknya. Ya udahlah gak papa. Oh iya w sadar kalo tulisan ini belum cocok di apresiasi, baik di vote atau di komen. Yg jelas makasih banyak udah mampir ♥♥

Happy reading

PYAR

Sontak aku terkesiap melihat cangkir yang ku pegang jatuh begitu saja. Aku melihat tanganku bergetar , jantungku berdetak dua kali lipat. Rupanya aku yang menyangka akan baik-baik saja menceritakan kejadian ini ternyata salah besar, dalam lubuk hatiku aku menyimpan ketakutan yang luar biasa.

Aku mengangkat kepalaku, menatap mereka yang juga tengah menatapku. Dengan segera Namjoon bangkit dari duduknya dan berjongkok di sampingku membereskan cangkir yang kupecahkan. Begitu juga Mino yang membantu Namjoon dalam diam.

Aku menghela nafas berat, mengorek hal itu membuat dadaku sesak bukan main. Jika kuakui dengan jujur, aku masih sangat mencintai Jiyong bagaimanapun juga. Tapi bagaimana dengan semua ini bahkan aku bingung sendiri sekarang.

"Minumlah dulu," ucap Namjoon saat kembali dari dapur dengan membawa segelas air untukku.

Aku tersenyum, "Gumawo." menagangkat tanganku yang masih bergetar.

"Biar kubantu," ucap Mino menerima gelas itu dan membantuku memegangi gelas berisi air.

Aku menatap sejenak lalu meminum air dengan bantuan Mino, air itu tandas dalam beberapa teguk saja. Aku bahkan sampai kaget tubuhku merespon sedemikian rupa.

Kembali aku tundukkan kepalaku menatap jari yang kuremat kuat , menghilangkan rasa gugup. Ku ambil nafasku dalam lalu ku hembuskan perlahan. Lalu kembali menatap Nyonya Kim seraya tersenyum, bahwa aku baik-baik saja.

"Gwaenchana, Jieun-ah . Kau sungguh hebat bisa melawan rasa takutmu. Aku tahu kau wanita yang kuat," ucap Nyonya Kim tersenyum lembut. Jujur itu sangat menenangkanku.

Aku mengangguk.

Drtt drtt

Bunyi ponsel mengalihkan perhatian kami. Namjoon yang merasa tak enak pun akhirnya mengangkat telponnya.

"Ne Jungkook-ah?"

"..."

Namjoon melirik kearah kami sejenak, "Aku sedang di Ilsan. Memang sepenting apa?"

"..."

"Benarkah? Baiklah aku akan kesana sekarang. Pokoknya kau cari tahu lebih lanjut selagi aku dalam perjalanan ke Seoul."

"..."

"Hem arraseo."

Namjoon menutup telponnya lalu kembali menatap kami, "Aku akan kembali ke seoul sekarang. Ada hal yang mendesak, kalian tak apa kan aku tinggal?"

"Hm.. Tenang saja. Hati-hati dijalan," ucap Mino. Namjoon mengangguk.

"Eomma.. Aku pergi sekarang ne, maaf tak bisa menginap." sesal Namjoon.

Nyonya Kim tersenyum, "Tidak apa. Hati-hati ya dijalan. Jika sudah sampai hubungi eomma."

"Ne eomma.." Namjoon mengecup pipi Nyonya Kim singkat " Aku pergi."

"Eoh.. Hati hati."

Mendengar mobil Namjoon melesat meninggalkan halaman rumah kami kembali terdiam. Menunggu Nyonya Kim memulai pembicaraan ini.

"Aku rasa Namjoon menemukan kabar baik untuk kalian tapi.." Nyonya Kim masih menatap kami lembut, "..mungkin juga ada kabar buruk yang akan membingungkan kalian terutama kau Lee Jieun." 

[Different Personality] °FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang