Hari ini, tepat di hari rabu. Rayon akan mengikuti perlombaan olimpiade matematika dan menjadi utusan sekolahnya.
Untuk pagi ini, Rayon tidak berangkat bersama Erin. Karena ia harus datang pagi-pagi betul. Itu karena tempat perlombaan diadakan di sekolah lain. Dan untung saja, Erin mengerti dengan hal itu.
Jadi. Hari ini Erin berangkat sekolah dengan kembali menggunakan motornya lagi setelah sekian lama ia simpan saja. Jujur saja, selama menjadi kekasih Rayon, Erin tidak pernah lagi menggunakan motor ninja kesayangannya tersebut. Karena Rayon yang sering menjemputnya dan juga mengantarnya pulang. Kecuali jika ia sedang dalam keadaan mendesak.
Jika biasanya Erin akan tiba di sekolah pagi-pagi betul, namun kali ini berbeda. Tampaknya ia akan kembali membuat ulah setelah sekian lama tidak melakukan hal yang sangat di rindukannya tersebut.
Saat ini, jam sudah menunjukan pukul tujuh lebih lima belas menit dan itu menandakan kalau ia sudah sangat terlambat. Panik? Tentu saja tidak. Erin tidak akan panik hanya dengan terlambat saja. Oh ayolah, ia sudah terbiasa dengan hal itu.
Jalanan saat ini sangat ramai. Kemacetan terjadi hampir di setiap persimpangan jalan. Bahkan di lampu merah.
Erin memperlambat laju motornya ketika melihat lampu merah di depan sana. Ia menatap sekitar, seperti memastikan sesuatu. Ketika di pastikan tidak ada polisi yang berjaga, barulah Erin kembali melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata menerobos lampu merah dan menyelip di kerumunan kendaraan yang menunggu dengan sabar di depan lampu merah.
Erin melirik sekilas pengendara-pengendara di belakangnya lewat kaca spion ketika mendengar berbagai umpatan yang di lontarkan untuknya.
Tidak sampai 10 menit, motor yang Erin kendarainya sudah terparkir di halte yang berjarak beberapa meter dari sekolahnya. Ia menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Hal tersebut membuat Erin berpikir bagaimana cara agar dapat masuk ke dalam sekolahnya.
Hanya ada satu cara. Taman belakang. Iya, di taman belakang sekolah terdapat sebuah pagar besi berkarat yang tidak pernah di kunci.
Erin melepas helm full face-nya, sebelum kemudian mendorong motornya menuju taman belakang. Jika ia mengendarai motornya kemungkinan besar ia akan ketahuan dan pastinya akan berurusan dengan guru killer yang sudah berumur. Siapa lagi kalo bukan pak Anto. Ayolah, untuk saat ini ia sangat malas berurusan dengan sih tua bangka tersebut.
°°°
Jika biasanya dalam setiap perlombaan olimpiade akan menggunakan cara yang manual. Maka kali ini tidak demikian, olimpiade kali ini berbeda. Yaitu, menggunakan komputer. Karena yang di lombakan kali ini adalah matematika, maka setiap peserta di sediakan satu kertas HVS untuk mencakar jawaban.
Walaupun Rayon sudah tau jawaban atas pertayaan yang terpapang di layar komputer di depannya ini, tapi ia tidak mau cepet-cepet untuk menjawab. Untuk memastikan apakah tebakannya benar ia harus mencakar terlebih dahulu. Lagipula, waktu yang di tetapkan 60 menit atau satu jam.
Keadaan saat ini hening. Tidak ada yang bersuara atau saling bertanya. Tentu saja. Karena ini bukan ulangan tapi perlombaan. Dan bisa di pastikan semua peserta merupakan utusan terbaik dari sekolahnya masing-masing.
“Waktu telah habis,” seru penjaga yang betugas mengawas ruangan ini, bersamaan dengan komputer yang mati secara otomatis “Silakan keluar dan tunggu di aula. Pengumanan akan di lakukan jam 10.”
Semua peserta keluar dari ruangan disertai helaan napas lega karena telah berhasil menjawab semua soal. Begitu pula dengan Rayon.
Rayon terlebih dahulu ke kantin untuk membeli minuman sebelum ke aula untuk menunggu hasil dari perlombaan.
Keadaan kantin tidak begitu ramai. Dikarenakan saat ini KBM sedang berlangsung, hanya ada beberapa orang saja yang sedang membeli minuman ringan atau bahkan makan bersama.
Setelah selesai membeli minuman, Rayon kemudian beranjak dari kantin dan berjalan menuju aula.
Sekitar setengah jam ia menunggu disini. Dan saat yang dinanti-nanti pun tiba. Keadaan menjadi hening setelah mendengar sambutan dari mc. Dimulai dengan membacakan juara dari olimpiade Fisikia, Biologi, dan Astronomi barulah matematika
“Untuk Juara ketiga olimpiade Matematika jatuh kepada Ananda Putri dari SMA Merah putih! Untuk Ananda Putri silakan maju ke depan,” ucap sang mc yang disambut dengan tepuk tangan riuh, bersamaan dengan pemilik nama yang disebut naik ke atas panggung.
“Juara kedua jatuh kepada Vallenia Evana dari SMA Cakrawala!” nama yang disebut menaiki panggung
“Dan untuk juara pertama jatuh kepada...” mc tersebut mengantungkan ucapannya “Rayon Leondra dari SMA Gentara!”
Tepuk tangan kembali menggelegar bersamaan dengan sorak-sorak untuk sang pemenang. Rayon tersenyum tipis sebelum beranjak dari duduknya dan berjalan menaiki panggung.
Senang? Tentu saja. Walaupun memenangkan perlombaan sudah biasa baginya. Tapi, entah kenapa ia selalu merasa senang juga lega karena telah berhasil membawa nama baik sekolah juga menghasilkan prestasi.
~~~
An: back. Fast up kan? Jangan lupa vote sama komen kalo mau.
Yaudah.
Bye.
Salam author
Lulungodu♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Cool Boy [Slow Update]
Genç KurguErinna Gisella Kamelo. Seorang bad dan primadona sekolah. Ia tidak percaya apa itu cinta hingga suatu saat Ia merasakannya Rayon Leondra. Most wanted sekolah yang dingin dan cool. Ia sulit sekali beradaptasi dengan makhluk bernam manusia itu di kare...