White Gown

6K 229 30
                                    

"Gawat tuan, saham kita menurun drastis, dalam 2 minggu perusahaan ini diperkirakan akan bangkrut," Kepala keuangan melapor kepada CEO Jordan Corp, Willy Jordan, ayahnya Adeline.

Pria paruh baya berambut setengah putih itu mendesah, sepertinya ucapan kepala keuangan itu sudah dapat ia prediksi dari hari-hari sebelumnya.

"Para pemegang saham juga menarik kembali saham mereka pak, kita harus segera bekerjasama dengan perusahaan besar lain," lanjut kepala pengurus saham.

Benar bahwa Willy telah memperkirakan hal itu, sehingga ia juga sudah mempersiapkan diri tidak terkejut mendengar kabar buruk itu.

"Baiklah berikan aku waktu, bubarkan rapat ini." Jawab Willy sambil memijat kepalanya. Bagaimana tidak? Perusahaan yang ia sayangi sedang diambang kehancuran.

Seluruh anggota rapat meninggalkan ruangan, menyisakan pria paruh baya itu sendiri.

Ditengah kecemasannya, seseorang datang ke ruangan dan berdiri di hadapannya.

"Bekerjasamalah dengan perusahaanku Mr. Willy," suara bariton itu membuat Willy menoleh dan melihat seorang lelaki muda yang kira-kira berumur 26 tahun. Tubuhnya tinggi dan tegap dengan tatapan yang tajam terpancar dari mata birunya. kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya yang membuat pria itu terlihat tampan.

'Ternyata lebih gampang dari yang kupikirkan.' batin Willy.

"Tapi ada syaratnya," lanjut lelaki itu sambil menunjukkan senyum tipisnya.

"Ikutlah ke rumahku, Mr. Spencer." Sahut Willy tersenyum penuh kemenangan.

•••

Adeline's POV
Dapat dikatakan penilaianku terhadap pasangan itu berstandar tinggi, itulah yang membuatku tidak pernah berkencan dengan lelaki manapun di usiaku yang sudah 18 tahun, meskipun sudah banyak laki-laki di sekolah ingin menjadi pacarku.

Namun pria yang tadi siang duduk bersama dengan keluarga kami, dia itu sempurna seperti tipe idamanku selama ini. Tetapi menikah dengan orang asing? Apakah tidak apa-apa?

"Lia, paling lama hanya 1 tahun sampai perusahaan dad stabil," kata Dad. Aku sangat sangat tahu kalau Dad dan Mom sangat mencintai perusahaan mereka, tapi mengapa mereka tidak memikirkan perasaanku juga?

"Baiklah..Dad," itulah jawaban yang akhirnya keluar dari mulutku. Really Adeline?

Kurasa aku tidak punya pilihan lain selain menikah dengan pria pendiam itu, aku tidak mau melihat orangtuaku bangkrut dan tidak bisa menghidupi kedua saudara kecilku.

Aku harus berkorban untuk keluargaku.
Lagipula, ini hanya untuk 1 tahun, bukan? Setelah 1 tahun, kami bisa bercerai dan kembali seperti biasa.

Apakah impianku untuk memiliki kisah cinta yang romantis dapat aku wujudkan suatu hari nanti?

•••

Hari demi hari aku semakin sibuk belajar untuk Ujian akhir nanti. High school life drives me crazy!

Dan yang lebih gilanya lagi, Si Jangkung itu membawaku ke tempat ini! Tempat yang penuh dengan gaun putih! Padahal impianku menikah dengan gaun warna-warni seperti unicorn.

Kapan ini akan berakhir? Ini sudah gaun ke sepuluh yang kucoba dan si jangkung gila itu tidak bosan-bosannya mengatai gaun yang kupakai jelek.

Akhirnya gaun simple dengan corak bunga berwarna putih ini menjadi pilihannya.

"Hey, kalaupun bukan gaun unicorn seperti yang kubilang tadi, setidaknya kau memilih gaun pengantin pink ata—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, kalaupun bukan gaun unicorn seperti yang kubilang tadi, setidaknya kau memilih gaun pengantin pink ata—"

"Kau terlihat cantik."

Oh, lihatlah apa yang pria itu kini katakan. Cantik? Bahkan ayahku sendiri tak pernah mengatakan hal seperti itu padaku.

TBC
Don't forget to vote and comment❤️

✅More Than My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang