Marriage

5.5K 213 9
                                    

Adeline's POV

Hari pernikahanku dengan Liam telah tiba, acaranya diselenggarakan di Outdoor. Setelah berdiskusi, aku dan Liam memutuskan untuk memilih pantai dengan nuansa yang nyaman dan santai ini sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan teman dekat.

Acara pernikahan kami diselenggarakan secara private, agar tidak mengganggu-ku yang masih bersekolah, walaupun sebentar lagi aku akan lulus.

Altar pernikahan dihiasi dengan kain berwarna pink dan putih dengan bunga mawar untuk memberi kesan romantis.

Altar pernikahan dihiasi dengan kain berwarna pink dan putih dengan bunga mawar untuk memberi kesan romantis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbagai rangkaian dan janji suci sudah kusumpahkan, Aku memasang cincin dijari manis Liam.

Aku, Adeline Thalia Jordan resmi menjadi Mrs.Spencer hari ini.

Oh My aku tidak percaya ini, aku harus pura-pura bahagia menikah dengan Liam dan mengatasi perasaanku tinggal dengan orang asing yang berdiri di depan mataku ini.

Ketampanannya tidak menjamin kalau dia adalah orang baik, kan? Tapi semoga saja dia orang yang baik.

"Congratulation, Lia." Ucap dad sambil memelukku. Mom juga memelukku sambil merapikan rambutku yang sedikit berantakan karena tertiup angin.

Oh sungguh dramatis.

Ada apa ini? Bukankah harusnya aku yang memberi mereka ucapan selamat? Selamat bahwa perusahaan kesayangan mereka itu berhasil mereka selamatkan dengan 'menjual' anaknya sendiri.

Kayla dan Mario hanya berjabat tangan denganku dan kembali memakan cake yang dihidangkan. Mereka tidak terlalu bawel kali ini, mungkin Mom dan dad sudah menceritakan semuanya pada mereka tentang perusahaan kami yang butuh pertolongan.

Lupakan soal perusahaan, tidak sengaja aku melirik Liam yang kini tersenyum lebar menampakkan barisan gigi putihnya. Lihatlah betapa tampan senyuman Liam kepada pria yang kini ia panggil dengan sebutan 'ayah'.

Setidaknya kini aku bisa melihat wajah tampan itu setiap hari dan aku bisa menjadikannya teman, kan?

What? Apakah baru saja tersenyum?

•••

Aku mengambil ponsel di tasku dan mengirim beberapa pesan pada Mom
Aku mengkhawatirkan kedua adikku yang tidak bisa bangun tepat waktu kalau tidak kuteriaki, apalagi sekarang aku akan tinggal bersama Liam. Tidak butuh waktu lama, mom membalas pesanku.

Aku sedikit lega setelah membaca pesan mom, yang sudah mengurus semuanya. Jadi untuk sementara ini pikiran tentang kedua adik kecilku-pun lenyap, digantikan oleh pikiranku di malam pertama dalam mansion Liam yang luas dan sepi ini.

Ini malam pertama terburuk yang pernah ada! Bye my dream!

"Hey, aku akan tidur." Ucapan Liam membuyarkan lamunanku.

Aku tersentak, lalu menjawab, "Hmm...Aku akan tidur di kamar sebelah, Kak Liam." kataku gugup.

"Panggil saja Liam."

Kemudian Liam hanya menatapku lalu masuk ke kamarnya, dan aku berjalan ke pintu disebelah kamar Liam.

TBC
Don't forget to vote and comment❤️

✅More Than My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang