Bagian 13

831 23 0
                                    

Hari ini April sudah mulai sibuk mempersiapkan seminar proposalnya yang akan dilaksanakan awal bulan depan.

Sejak pagi hari April sudah memulai petualangannya, yaitu menemui satu persatu dosen pengujinya dengan tujuan mengonfirmasi kesediaan Beliau-Beliau untuk menjadi dosen pengujinya, sekaligus kesiapan mereka untuk menghadiri seminar proposalnya yang akan dilaksanakan awal bulan depan, sesuai permintaan dosen pembimbingnya a.k.a Pak Fadlan.

Petualangan April tentu saja tidak berjalan mulus, selalu ada kerikil-kerikil tajam yang menghalangi jalannya.

Dari pagi hari berkelana kesana-kemari mencari alamat, eh gak ding, maksudnya mencari dosen, baru Pak Yunus dan Pak Ridwan saja yang berhasil ditemuinya.

April berhasil menemui Pak Yunus setelah menunggu didepan ruangan beliau selama lebih dari dua jam.

Pada saat April bertemu Pak Yunus dan menyampaikan maksud dan tujuannya, serta keinginan Pak Fadlan untuk melaksanakan seminar proposal pada awal bulan depan, Beliau hanya menjawab April dengan satu patah kata, yaitu "terserah".

Baiklah, dua jam lebih menunggu sampai rasanya pantat April yang jauh dari kata montok itu menjadi semakin tepos, yang didapat hanya kata ter.se.rah?

Wow!

Yang ditemui April ini masih Pak Yunus kan? Bukan hantu cewek yang sedang PMS?

For your information, ruangan Pak Yunus ini terpisah jauh dari ruangan dosen akuntansi yang lain, dikarenakan ruangan beliau berada di gedung khusus petinggi-petinggi kampus.

Jadi, sangat susah untuk April mengintip-intip kehadiran Pak Ridwan diruang dosen akuntansi yang nun jauh disana.

Ada yang mau bilang kenapa tidak bolak balik saja atau mengapa tidak bertemu dengan Pak Ridwan saja terlebih dahulu sembari menunggu Pak Yunus selesai rapat?

Well, kebetulan yang sangat tidak disukai April, Pak Yunus adalah ketua pengujinya, jadilah yang pertama-tama harus ia temui adalah Pak Yunus.

Hari sudah siang pada saat April berjalan menuju ruang dosen akuntansi. Matahari hampir tepat berada diatas kepala sekarang.

April berjalan sambil menunduk dan meletakkan sebuah map berwarna biru tua diatas kepalanya untuk menutupi wajahnya dari teriknya sinar matahari.

Sepertinya matahari siang ini sedang semangat-semangatnya bersinar menemani perjuangan April.

Tapi syukurlah, setelah melewati drama bersama sang mentari dan sampai dengan selamat diruangan dosen, April masih bisa melihat tanda-tanda keberadaan Pak Ridwan diruangannya.

Setidaknya, pertemuannya dengan Pak Ridwan berjalan mulus. Ia tidak perlu menunggu sampai berjam-jam lamanya.

"Saya mengikut saja" begitu kata Pak Ridwan sesaat setelah April menyatakan maksud dan tujuannya bertemu beliau.

Intinya sebenarnya sama saja sih, secara tidak langsung Pak Ridwan juga seperti sedang mengatakan kata "terserah".

Tapi kenapa rasanya berbeda? Apakah ini cinta? #plak

Lalu, apa kabar Bu Cici?

Berdasarkan kabar burung yang sempat melintas terbang disamping telinga April pada saat keluar dari ruangan Pak Ridwan, akhir-akhir ini Bu Cici hanya akan datang kekampus jika Beliau punya jadwal mengajar pada hari tersebut.

Lalu, apakah hari ini Beliau punya jadwal mengajar?

April sama sekali tidak tahu.

Sekarang, April kembali lagi keruang tunggu dosen untuk melanjutkan penantiannya.
Setelah menemui Pak Ridwan tadi, April menyempatkan diri untuk beribadah dan makan siang terlebih dahulu dikantin kampus bersama teman-teman pejuang skripsi lainnya, yang sayangnya bukan Fita maupun Radika.

APERIRE (APRIL AND HER EX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang