Bagian 10

968 31 0
                                    

Hari ini, pagi-pagi sekali April sudah bersiap-siap pergi kekampus untuk menemui Pak Fadlan.

Ada yang berbeda hari ini, kediaman Septian Wijaya yang biasanya tenang dan damai karena semua penghuninya sibuk dengan urusan masing-masing, tiba-tiba ramai sepagi ini.

"Putra, ayo bangun, papa kamu udah siap tuh" Teriak Yulia dari arah dapur, kebetulan kamar Putra letaknya tidak begitu jauh dari dapur

"Emang apa hubungannya Putra disuruh bangun sama papa yang udah siap, ma?" Tanya April sembari berjalan memasuki dapur

"Papa kamu mau ke luar kota, Pril. Putra disuruh papa kamu buat nganter dia ke bandara" Jawab Yulia

"Hooo, memangnya papa mau kemana?" Tanya April

"Ke Jogja, papamu diajakin temannya buat ikut nge-liat proyeknya yang ada di Jogja" Jawab Yulia

"Oh, gitu" ucap April manggut-manggut

"Memangnya Putra gak ada kuliah pagi ini, ma?" Tanya April lagi

"Katanya hari ini dia kuliah sore, makanya dia oke-oke aja disuruh nganter papa" jawab Yulia

Putra, Adik April itu merupakan mahasiswa semester 3 di kampus yang sama dengan April. Namun, Putra berada di jurusan yang berbeda dengan April, yaitu manajemen pemasaran.

Keluarga April ini adalah tipe keluarga yang cenderung sibuk dengan urusan masing-masing. Saking sibuknya, mereka terkesan cuek dengan urusan anggota keluarga mereka yang lain.

Bahkan, mereka berempat yang tinggal dalam satu rumah itu terhitung sangat jarang bertatap muka.

Rumah mereka juga sepertinya hanya berfungsi sebagai tempat persinggahan. #cieileh

Kenapa? Karena mereka semua lebih sering beraktivitas diluar rumah dan sekalinya mereka berada dirumah, mereka lebih memilih untuk mendekam dikamar masing-masing.

Hanya waktu makan malam yang kadang membuat mereka berkumpul, itupun jika Septian tidak pulang terlambat.

Radika yang sering main kerumah April saja sempat mengira bahwa rumah April ini berhantu, saking sepinya.

Baiklah, lupakan pikiran buruk Radika itu and back to April.

Setelah menempuh jarak dan waktu kurang lebih 30 menit lamanya, sampailah April dikampus tercintanya, kampus yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.

Sebentar lagi?

Ya, sebentar lagi, jika Pak Fadlan memberinya jalan yang lurus. #plak

Tanpa buang-buang waktu lagi, April langsung memasuki ruangan Pak Fadlan.

Kosong.

Ruangan Pak Fadlan kosong lagi.

April sudah kepalang khawatir, bagaimana jika Pak Fadlan keluar kota lagi? Uhft

April menyipitkan matanya memperhatikan mobil-mobil yang tertata rapi diparkiran dosen, apakah ada mobil Pak Fadlan disana?

Tidak ada.

Mobil Pak Fadlan tidak ada disana.

Bagaimana ini? Apakah Pak Fadlan benar-benar keluar kota lagi?

APERIRE (APRIL AND HER EX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang