Satu bulan kemudian..
"Ayolah, Priiil.." Ucap Nadine yang sedari pagi buta sudah datang kerumah April, bermaksud untuk membujuk sepupunya itu.
"Gue gak bisa, Nad.." Tolak April
"Lo kok gitu sih, Pril? Lo lupa ya, waktu lo ultah kemaren, siapa yang beliin lo kue?" Ucap Nadine
"Yaudah, yaudah.." Ucap April mengalah
"Yaudah apa? Lo mau ikut ngasih surprise buat Raffan?" Tanya Nadine tersenyum lega
"Gak lah.." Balas April tak santai
"Lah, terus?" Tanya Nadine bingung
"Karena Raffan udah beliin gue kue pas gue ultah kemaren, gue juga bakal beliin kue buat dia, tapi kuenya gue titipin ke lo dan Sandy aja." Ucap April
"Ah, masa gitu sih, Pril? Gak seru dong kalo lo gak ikut. Raffan aja kemaren ikut datang kerumah lo." Ucap Nadine
"Gue beneran gak bisa, Nad. Lo ngertilah.." Ucap April memelas
"Kalo lo gak ikut, gimana caranya coba gue ama Sandy ngasih surprisenya? Sandy kan nyuruh gue ngajak lo biar sekalian lo bantuin kita, Pril." Ucap Nadine
"Yaudah, gue ikutlah, anggap aja ini balas budi gue ke Raffan." Ucap April yang akhirnya menyetujui bujukan Nadine, setelah mempertimbangkannya dengan tidak matang.
"Nah gitu dong, Pril. Dari tadi kek. Terus, mana duitnya?" Ucap Nadine menengadahkan tangannya kearah April.
"Duit apaan?" Tanya April bingung
"Lah, kan katanya lo yang mau beliin kuenya? Ya gue minta duitnya lah, biar gue ama Sandy yang beliin." Jawab Nadine
"Oohh gitu.. Yaudah, nih." Ucap April sembari membuka dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang kepada Nadine.
"Terus, rencana surprisenya gimana, Pril?" Tanya Nadine
"Loh? Kok nanya gue?" Tanya April mengerutkan kening
"Biasanya otak lo kan paling cerdas soal ginian, Pril." Jawab Nadine
"Emang kita mau ngasih surprisenya kapan dan dimana?" Tanya April lagi
"Kata Sandy, yang penting jangan malam aja, soalnya dia ama Raffan bakalan lembur malam ini. Biasalah, akhir bulan." Jawab Nadine menggidikkan bahu
"Yaudah, berarti siang ini aja, pas jam istirahat kantor. Tapi, dimana? Dirumah Sandy aja apa ya? Nanti lo ama Sandy nunggu aja disana, biar gue yang ngajak Raffan kesana." Ucap April memberi saran
"Nah, boleh tuh." Balas Nadine
"Tapi, apa Raffan gak bakal shock gitu ya? Ngapain coba gue ngajak dia kerumah Sandy siang bolong?" Ucap April menyangsikan sarannya sendiri.
"Palingan Raffan mikirnya lo mau ngajakin dia berbuat mesum siang-siang dirumah Sandy. Hahahahhahah." Balas Nadine seraya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya sendiri, sedangkan April hanya bisa bergidik ngeri.
Tapi, bisa saja Nadine benar, siapa yang tau jika Raffan mungkin saja berpikir seperti itu. Apalagi, rumah Sandy memang selalu sepi. Cukup mendukung untuk berbuat mesum.
Astaga! Apa yang April pikirkan? Mengapa ia jadi ikut terbawa dengan khayalan tingkat tinggi Nadine?
Rumah Sandy selalu sepi karena Sandy hanya tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya, tetapi mereka berdua lebih sering berada di Bandung, menemani nenek Sandy yang hanya tinggal sendiri disana.
Biasanya, jika Sandy ditinggal oleh ibu dan kakaknya ke Bandung, Raffan akan datang untuk menginap.
Nadine pun hampir setiap hari menghabiskan waktu luangnya dirumah Sandy, untung saja Nadine masih sadar diri untuk tidak menginap disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
APERIRE (APRIL AND HER EX)
ChickLit[COMPLETED] Aperire adalah sebutan lain untuk April yang berasal dari bahasa latin yang berarti terbuka.. Namun, April yang ada disini cenderung tertutup dan hanya terbuka dengan satu orang yaitu MANTANNYA!! Setiap konflik yang disajikan terinspiras...