Setelah mengatakan hal yang begitu menampar pada Fajar dan Aviv, Langit segera kembali kekelasnya.
Tatapan penuh menyelidik pun dilayangkan oleh Revo, namun Langit yang menyadari hal itu pun Langsung mengalihkan fokus Revo dengan mengajaknya ke kantin.
"Rev, jajan kuy Gue laper banget," pinta Langit kemudian menggandeng Revo. Revo tentunya mau saja diperlakukan seperti itu oleh Langit.
Keysha menatap nanar Langit. Entah apa yang sudah dibuatnya sehingga Langit benar benar menjauhinya,
begitulah pikir Keysha."Lo bukan Langit yang gue kenal!" ketus Revo, ia memang menyadari perubahan Langit yang begitu kentara.
"Keliatan banget ya Rev?" tanya Langit, kemudian melepaskan gandengannya pada Revo.
"Banget Lang, sampai gue aja gak ngenalin sifat lo." Ujarnya, "Apapun masalah lo selagi gue bisa bantu gue bakal bantu Lang." timpalnya lagi.
Revo memang Anak yang baik pada orang orang tertentu seperti kepada Langit.
"Aku cuma mau kamu ikutin permainan aku Rev, jangan sampai ini bocor. Dan masalah kenapa aku berubah, aku gak bisa kasih tau sekarang maaf..." sahut Langit tak kalah pelan.
Revo tersenyum penuh arti, mengerti maksud Langit.
Setibanya dikantin Revo dan Langit benar benar menjadi pusat perhatian para Siswa-Siswi disini.
"Gandeng tanganku Rev," pinta Langit saat Alan dan Aviv menatap mereka berdua.
Revo pun mengapit jari jari mungil Langit ditangan kokohnya.
"Kamu duduk disini ya. Aku mau beli makanannya dulu." pinta Revo, Langit hanya mengangguk patuh.
Aviv dan Alan benar benar dibuat terkejut atas ucapan Revo tadi.
Aviv bangkit seraya berjalam kearah Langit dan di ekori Alan."Lo pacaran sama Revo?" Tanya Aviv sarkastis.
Langit mengernyit lalu tersenyum mengejek, "Punya hak apa lo? Temen bukan, saudara bukan, Sok perduli banget sama hidup gue."
Alan dan Aviv terkejut atas penuturan Langit, Langit bukan lagi Langit yang mereka kenal. Ia sangat berbeda, tutur kata yang lembut, kepolosan dan kebaikannya enyah begitu saja.
"Kenapa? Lo pikir gue bisa bernada manis sama bangsat kayak lo berdua? Hhh Jangan harap!!" ketusnya Ia pun bangkit dan meninggalkan Mereka berdua yang masih terpaku dan menghampiri Revo.
"Lo bukan lagi Langit yang gue kenal." lirih Alan seraya menunduk.
Sedangkan Aviv? Ia masih bergumul dengan pemikirannya sendiri.
“Gue tau gue salah Lang, dengan ucapan kasar gue tadi. Gak seharusnya gue ngomong kayak gitu.”Langit menangis sejadi jadinya di hadapan Revo, ia tak lagi dapat membendung kesedihannya sendiri.
"udah Lang, laki laki kayak dia gak pantes lo tangisin!" ucap Revo menenangkan seraya mengusap puncak kepala Langit.
Langit mengangguk, "Langit sedih, sedih karna ucapan kasar yang terlontar begitu aja dihadapan mereka berdua Rev."
Happy reading guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit (Completed)
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang kisah-kisah pasaran yang sering berlalu-lalang di wattpad. Kisahnya Langit, seorang remaja lugu nan cantik, namun jarang sekali mendapatkan kebahagiaan. Entah apa yang salah terhadap dirinya, ataupun garis kehidupanny...