Cinta bukan hanya sebuah perasaan. Cinta adalah seni. Dan seperti seni apapun, cinta tidak hanya membutuhkan inspirasi, melainkan juga banyak kerja keras
-Adultery, Paulo Coelho-
.
.
.
"Kau serius, hyung?"
"Ya. Karena itu setelah ini kita harus segera kembali agar kau bisa mempersiapkan barang-barangmu lebih awal."
Jaejoong memandang Kyungtae tak mengerti, meski sama sekali tidak menganggu Yoojin yang tengah membubuhkan riasan padanya "Apakah mereka pikir Korea Selatan tidak memiliki pemandangan indah yang memuaskan dahaga mereka?"
"Lagipula proyek iklan itu adalah milik mereka. Kenapa kau begitu rewel, Jaejoong? Jika kau tidak ingin meneruskan kontrak yang ada, aku bisa mewakilimu untuk menghentikannya dan biarkan mereka mencari artis lain sebagai brand ambassador mereka." keluh Kyungtae pada akhirnya.
Terlebih Jaejoong yang bersikap begitu sensitif pada kerja sama mereka kali ini. Entah apa yang terjadi pada Jaejoong dan sang Billionaire, namun Kyungtae yakin jika pria itu salah satu alasan yang mengakibatkan emosi Jaejoong naik turun.
"Tentu saja aku tidak mau. Memutuskan kontrak dan membayar ganti rugi hanya akan membuatku terlihat buruk di mata mereka."
Yoojin yang sedari tadi diam lantas merasa jengah "Kalau begitu kau hanya perlu bersikap seperti biasa. Lakukan semua hal dengan baik hingga akhir dan melupakannya."
"Ini tidak semudah yang kalian bayangkan."
"Lalu aku harus membayangkan apa?" sahut Kyungtae tak mengerti.
Jaejoong memejamkan matanya beberapa saat sebelum mendengus tak berdaya, Jaejoong pun tidak mengerti bagaimana sikapnya bisa begitu menyebalkan seperti ini "Aku harus segera bersiap." tubuhnya bangkit menuju Jinhee yang baru saja memasuki ruangan dengan raut tak mengerti.
"Apakah aku ketinggalan sesuatu?" seru wanita itu seraya membantu Jaejoong berganti pakaian "Aku tidak menyangka jika mereka benar-benar mempersiapkanmu dengan baik, bahkan menahan Heejung eonni untuk mendiskusikan karaktermu lebih jauh."
"Apakah nuna tahu jika mereka akan membawaku ke Norwegia untuk proyek nanti?"
Jinhee membulat tak percaya penuh rasa kagum "Norwegia? Negara yang dipenuhi salju itu?" terdengar nada antusias di sana.
"Nuna, kita juga memiliki salju di Korea Selatan!" sergah Jaejoong tak suka.
Namun Jinhee sama sekali tidak mengindahkan protes sang adik kecil "Kalau begitu kau harus membawaku. Aku ingin sekali menikmati king crab di sana." matanya bahkan telah berbinar-binar oleh imajinasinya.
"Nuna..." keluh Jaejoong yang mengharapkan dukungan atas ketidaksetujuannya, ketika Jinhee malah memintanya untuk menerima tempat yang mereka tentukan. Jaejoong merasa jika Korea Selatan belum kehabisan tempat-tempat indah untuk diperlihatkan kepada dunia, dan tidak menyukai keputusan yang mereka lakukan tanpa merundingkan kembali bersamanya.
"Jaejoong, kau harus segera keluar." seruan dari luar itu mengejutkan keempatnya, dan terlihat Heejung dengan raut yang tidak bisa dibantah sedikitpun.
"Ne~" nada suara Jaejoong begitu setengah hati meski tidak sekalipun menampilkan raut buruk untuk pemotretan ini. Tentu saja ini adalah pemotretan istimewa dengan beberapa produk otomotif milik Baeksu Grup.
Dengan senyum lebarnya, Jaejoong menyapa beberapa fotografer yang telah bersiap. Kali ini dua orang pria Latin serta seorang wanita Hispanik yang akan membimbingnya bersama seluruh kru berwajah asing. Sepertinya Baeksu sengaja membawa kru milik mereka sendiri alih-alih bekerja sama dengan kru dari Korea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Glory
ФанфикApa itu kesuksesan? Kepopuleran? Kekuasaan? Kekayaan? Wajah rupawan? Disukai banyak orang? Nyatanya semua hal itu hanyalah kesemuan belaka. Sayangnya setiap orang pasti menginginkan kesuksesan terbalut kesempunaan, bahkan melupakan sebuah hal pentin...