Chap 10

1.8K 229 14
                                    

Cinta bukan hanya sebuah perasaan. Cinta adalah seni. Dan seperti seni apapun, cinta tidak hanya membutuhkan inspirasi, melainkan juga banyak kerja keras

-Adultery, Paulo Coelho-

.

.

.

"Kamsahamnida!"

Riuh penonton yang memenuhi hall mengiringi raut puas pada wajahnya, tangannya masih melambai meski lampu yang menyorot mulai redup sekaligus tirai merah besar perlahan menghalangi pandangannya dari para penggemar.

Lekuk lebar terulas seraya membungkuk penuh terima kasih kepada para tim yang telah membantunya dalam konser Asianya hari ini. Benar-benar melegakan, terlebih semangat para penggemar yang tidak ada habisnya. Jaejoong bersyukur akan hal itu.

Tawanya mengalun ketika melihat Kyungtae dan ketiga coordi nuna yang telah menunggu di ruangan miliknya.

"Mengagumkan seperti biasa, Kim Jaejoong."

"Suaramu tidak pernah berubah!"

"Aku bahkan ikut bernyanyi bersama para penggemarmu."

"Aku berharap konser selanjutnya akan semenyenangkan ini."

Jaejoong menerima botol yang diulurkan Heejung seraya membiarkan Yoojin melepaskan atasannya "Tidak ada yang bisa lepas dari pesonaku, bukan?" guraunya menerima sebuah paper bag dari Jinhee.

Kyungtae membiarkan Jaejoong sedikit membersihkan diri pada kamar mandi "Jangan lupa pukul 10 kita harus ke bar bersama tim yang lain!" serunya.

"Ne, hyung!"

Jaejoong membilas keringat yang memenuhi tubuhnya, padahal lagu-lagu yang dibawakan tidak memiliki banyak koreografi  untuknya ketika para penari telah memperindah penampilannya. Pun keantusiasan yang diterima membuat Jaejoong semakin bergairah sehingga membuatnya melakukan banyak pergerakan.

"Melelahkan juga menyenangkan." gumannya seraya mengenakan kemeja dari dalam paper bag, lengkap dengan bawahan serta dalaman.

Terlihat ruangan telah kembali kosong dengan beberapa barang yang sepertinya baru saja diangkut, mungkin hanya tersisa tas para coordi nuna serta mantel juga barang-barang pribadi miliknya.

Memperhatikan penampilannya pada cermin dan sedikit membenarkan surainya yang masih cukup basah.

Clek

"Kau sudah selesai, Jaejoongie?" Jinhee refleks mendekati Jaejoong untuk mengeringkan surai biru keabu-abuan itu sekaligus memberikan sedikit sentuhan di sana "Kenapa harus membasahi rambutmu, eoh? Untung saja aku belum merapikan hair dryer."

"Tidak sengaja, lagipula sebelumnya juga sudah basah oleh keringat." bela Jaejoong yang memilih membiarkan Jinhee menata surainya, wanita itu memang tidak pernah mengecewakan.

"Itu berbeda! Aku hanya tidak ingin kau sakit, terlebih akhir-akhir ini cuaca tidak begitu bersahabat."

"Aku baik-baik saja, nuna~ Kau tidak perlu cemas."

"Pintar sekali membalikan kalimatku, eoh?" diperhatikannya surai Jaejoong "Selesai. Ingin kuberikan make up tipis?"

Jaejoong sedikit menyentuh beberapa surai yang dirasa menganggunya "Kupikir tidak perlu,"

Jinhee mengangguk singkat seraya merapikan peratalan yang ada "Aku akan merapikan barang-barangmu yang lain, kau tunggu saja di sini, eoh? Kyungtae-oppa akan menjemputmu nanti."

GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang