Chap 16

1.4K 181 20
                                    

Cinta bukan hanya sebuah perasaan. Cinta adalah seni. Dan seperti seni apapun, cinta tidak hanya membutuhkan inspirasi, melainkan juga banyak kerja keras

-Adultery, Paulo Coelho-

.

.

.

Dua malam terlewati tanpa Jaejoong. Tidak seperti bayangan Yunho sebelumnya, yang mana Jaejoong akan melupakan perbincangan mereka dan kembali seperti biasa. Jaejoong seperti tengah menghukumnya, pun Yunho bukan seseorang yang mudah luluh namun juga bukan berarti menginginkan situasi dingin ini terus berlanjut.

Ponsel masih berada dalam genggaman, terlihat menimbang sesuatu sebelum memutuskan untuk menghubungi seseorang. Kedatangan sang ibu untuk menemui Jaejoong menjadi dorongan bagi Yunho, meski ada beberapa hal yang harus dipikirkan kembali namun tidak sekali Jaejoong menyinggungnya.

Penikahan.

"Will, bisa atur kembali kegiatanku hari ini? Aku tetap akan datang ke sirkuit, namun akan sedikit terlambat. Juga pertemuan nanti malam tidak perlu dialihkan."

Yunho tersenyum puas ketika Will melaksanakan perintahnya "Dan jangan lupa, katakan kepada mereka jika aku akan datang bersama pasanganku." lekuk bibirnya melebar tanpa bisa ditahan.

Selanjutnya Yunho hanya tinggal meminta seseorang untuk menyiapkan hal-hal menyenangkan yang akan dilakukan dengan Jaejoong setelah ini. Rencananya mulai tersusun dengan baik dan berharap tidak akan ada kendala hingga akhir.

"Semoga kau tidak akan terkejut, sayang."

...

Will memutuskan untuk meninggalkan mejanya usai mengarahkan rekan yang lain akan permintaan Yunho. Langkahnya sedikit terburu-buru usai membaca sebuah pesan, pun terhenti ketika Eunho mendekat yang lantas memaksanya untuk membungkuk sopan.

"Selamat pagi, tuan Yoo. Ada yang bisa saya bantu?"

Eunho melirik ruangan Yunho sebelum menatap penuh arti asisten Yunho "Dimana sepupuku? Dia tidak terlihat di ruangannya? Apakah dia sedang berlatih di sirkuit balap?"

Sebenarnya Will tidak memiliki waktu yang cukup untuk menimpali basa-basi Eunho namun Will juga tidak mungkin mengabaikan sepupu atasannya ini "Tuan Jung memiliki kegiatan lain, tuan Yoo. Apakah ada sesuatu yang hendak anda sampaikan?"

"Begitu..." Eunho terlihat penasaran, lebih-lebih pergerakan resah Will yang menarik perhatiannya "Kulihat kau sedang terburu-buru, apakah kau hendak melakukan sesuatu?"

"Saya hanya akan melakukan reservasi hotel setelah ini. Saya permisi dulu, tuan Yoo."

Eunho melihat Will yang menjauh dengan dahi yang mengercit, "Reservasi hotel? Apa yang akan sepupuku itu lakukan, huh?"

...

Jaejoong membungkan seribu bahasa, bahkan tidak menimpali berbagai pertanyaan Yunho seputar kegiatannya. Seperti 'apakah kau lapar' atau 'apakah tidurmu nyenyak', kentara sekali jika Yunho hendak membujuknya namun Jaejoong juga ingin terlalu mudah terhanyut atas perhatian Yunho.

Dirinya akan mengabaikan Yunho hingga kekasihnya itu menuruti permintaannya tempo hari, mundur dari balapan yang akan dilakukan.

Lagipula dirinya juga sibuk membaca respon penggemar atas postingan bunga yang dilakukannya pagi tadi. Meski masih ada saja yang meninggalkan komentar negatif, setidaknya cinta yang diterima menutupi hal itu.

"Kau masih marah?" Yunho berusaha sebaik mungkin membagi fokus antara Jaejoong serta kendaraan yang dikemudikan, meski ingin sekali merebut ponsel dari genggaman sang kekasih "Jaejoong?"

GloryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang