"Lepasin gue brengsek!"
Taeyong gak gubris permintaan gue, dia tetep mencekal tangan gue. Yang menjadi permasalahan adalah posisi gue sama Taeyong sekarang. Iya gitu, gue dibawah kukungan Taeyong.
"Teriak aja sana, gak ada yang bisa denger orang ruangan gue kedap suara." Taeyong menyeringai.
Tanpa sadar gue nangis, "Lo bukan Taeyong, bukan Taeyong gue."
Melihat gue nangis, Taeyong melepaskan cekalannya dan menjauh dari gue sambil bilang maaf berkali-kali.
Gue nangis sambil nutupin muka pake kedua tangan gue. Gak lama kemudian, Taeyong meluk gue.
"Sana pergi, gue takut!"usir gue.
"Maaf, tapi gue gak mau pergi lagi."
"Sana ah, nanti tunangan lo marah,"
Taeyong terkekeh, "Gue emang mau tunangan sama siapa? Sok tau banget sih."
Gue memberanikan diri menatap Taeyong, "Kata Jaehyun tadi gitu,"
Taeyong mengusap air mata gue lalu menangkup kedua pipi gue, ia menekannya sehingga bibir gue mirip ikan, "Lucu hehe,"
"Taeyong serius ih!"
"Kamu kemarin gamau diseriusin, sekarang malah minta diseriusin. Gimana sih?" Taeyong malah ketawa-tawa.
"Yaudah aku ngambek,"
"Apa? Oh sekarang aku-kamu nih?"
Gue mendengus, "tau ah bodo!"
"Emang masih belom jelas juga ya?" Taeyong menghela napasnya, "Kenapa aku belom nikah sampe sekarang padahal yang mau sama aku banyak?"
"Karna--
"Karna aku sayang banget dan cuma mau nikah sama cewe yang suka banget mainan sama ujan, yang takut sama kupu-kupu, yang suka ngambek terus--
"Iya terus sebut aja kejelekan aku semuanya,"
"Dih emang aku ngomongin kamu?"
Gue cemberut, "Yaudah aku sama kak Jungwoo aja."
"Hehe jangan dong nanti aku jadi perjaka tua,"
"Amit-amit Yong astaga,"
Taeyong tiduran di paha gue terus mainin rambut gue, "Mau ya?"
Gue menatap Taeyong bingung, "Mau apa?"
"Nikah sama aku, janji deh aku gak jadi cowo brengsek lagi."
Gue cuma diem.
Perasaan waktu kak Jungwoo ngajak nikah gue deg-degannya gak selebay ini deh. Ini tuh rasanya kaya jantung gue mau copot.
"Jangan diem aja, aku serius ini. Aku pengen nikah sama kamu, kamu mau gak?"
"Diem dulu dong ah, gak ngerti orang lagi deg-degan apa?!"gerutu gue.
"Emang kamu doang apa? Aku juga tau! Makanya cepetan jawab biar sama-sama lega,"kata Taeyong.
"Yaudah iya!"
Taeyong menggeleng, "Ulang ngomongnya, itu masih gak ikhlas."
Gue menggumam, "ck, banyak mau."
Gue senyum agak kepaksa, "Iya aku mau nikah sama Lee Taeyong,"
"Beneran nih?"
"Gak, boongan."
"Ih kok gitu," Taeyong mengerucutkan bibirnya.
Ucul asli.
Gue ketawa abis itu nyubit pipinya Taeyong, "Bercanda doang,"
"Papa kamu masih di Bandung?"tanya Taeyong.
"Iya, tapi abang ada di Canberra,"
"Lah ngapain?"
"Dia kan udah nikah terus dia dapet kerja disana."
Taeyong mengangguk, "Terus kamu tinggal dimana?"
"Dimana aja boleh hehe,"
"Kamu tinggal di apartemen yang sebrangnya cafe regular, tinggal di kamar no 269, baru diusir dari rumah Jungwoo kemarin."
Gue speechless.
"Nih ya aku kasi tau, mending kamu tinggal sama aku, di apartemen kamu sendirian gak ada temen ngobrol terus--
"Ada Jaemin."potong gue.
"Emang enak ngerepotin Jaemin mulu?"
"Udah ah capek, terserah kamu deh terserah."
"Maaf, aku terlalu seneng."
HEHEHEW PADAHAL SAIA SENGAJA BEGITU.
"Kalo misalnya aku sama kak Jungwoo udah pernah begitu, kamu kecewa gak?"tanya gue asal.
Taeyong langsung menatap gue, tajam, "Beneran pernah?"
"Em gimana ya--
"Kecewa aku sama kamu, aku kira kamu bakal jaga buat suami kamu nanti. Emang kamu gak takut kena penyakit?"
Dalem hati gue ketawa. Percaya dong dia hahaha.
"Ya kan cuma sama kak Jungwoo, lagian juga gak sering--
"Stop, gak usah diterusin!"
Yah dia beneran marah, mampus saia mampus :")
Taeyong langsung duduk di meja kerjanya. Gue dikacangin, iya gue tau dia pasti marah banget dan dia gak bisa ngelampiasin ke gue.
"Taeyong, kamu marah?"tanya gue.
"Ga,"
"Yang tadi bohongan kok, aku gak pernah ngapa-ngapain kok sama kak Jungwoo. Jangan marah ya?"
"Gak mau udah telanjur kesel,"
"Ih maaf ih, jangan marah lagi yaya?"
"Tapi ada syaratnya,"
"Apa?"
"Tinggal bareng aku."
|||
KAMU SEDANG MEMBACA
•2• Storm [Taeyong NCT] ✔
FanfictionSequel "Rain" "Dalam hidup gue, gak ada yang namanya kesempatan ketiga."